(Your name) mengerutkan dahinya bingung saat melihat koordinat titik yang diberikan oleh Midoriya. Untuk apa dia mengirimkan koordinat lokasi dirinya kepadaku? Itu yang dipikirkan oleh (Your name). Menghiraukan pesan Midoriya, (Your name) memilih memasukkan kembali ponselnya ke dalam sakunya dan melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda.
Yaitu melakukan pekerjaan Hero, murid UA mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan beberapa Hero yang menginginkan murid UA untuk bekerja dengan mereka tidak terkecuali dengan (Your name). Namun kegiatannya harus terhenti dua kali saat melihat Dabi berdiri di hadapannya.
"Oh, Dabi? Sudah lama kita tidak bertemu, apa kabar?"
"Seperti yang kau lihat."
(Your name) menghela nafasnya pelan sebelum melipat kedua tangannya di depan dadanya sembari memperlihatkan raut wajah kesalnya, "Nada bicaramu tidak pernah berubah membuatku kesal."
"Kau marah?"
Kekehan kecil keluar dari mulut (Your name), "Bercanda, kau sedang apa disini?"
"Hanya ingin."
"Entah kenapa kau mengingatkanku dengan Todoroki Shouto, temanku."
Dabi tidak membalas ucapan (Your name), dirinya hanya diam sembari melihat langit malam. Helaan nafas keluar dari mulut (Your name) sebelum dirinya juga ikut melakukan hal yang sama dengan Dabi.
(Your name) mulai mengajak Dabi mengobrol ringan dengan pembahasan apa yang Dabi lakukan akhir-akhir disertai ucapan terimakasih karena sudah membantunya latihan sebelum festival olahraga yang belum sempat dia katakan hingga pertanyaan apakah Dabi yang memberikan dirinya Bunga Red Spider Lily melalui Aoi serta membakar Toko Bunga Aoi saat itu.
"Iya."
Jawaban yang keluar dari mulut Dabi membuat (Your name) membelakkan kedua matanya sebelum menghela nafasnya pelan untuk kesekian kalinya, "Tidak perlu membakar juga, kan? Toko Bunga itu milik temanku, Aoi---
---ah, tapi aku sedikit ingin tahu kenapa kau memberikan bunga itu?"
Dabi hanya diam untuk beberapa saat, membiarkan angin malam yang kala itu penuh kekacauan menerbangkan helai rambutnya. Gerakan bibirnya mengatakan hal yang sama sekali tidak membuat (Your name) puas dengan jawabannya.
"Takdir."
Malam itu, (Your name) tidak mengetahui alasan Dabi menemui dirinya serta tidak mengetahui bahwa ketiga temannya sedang berhadapan dengan salah satu villain yang berbahaya, Stain.
(Your name) menatap kedua binar mata Dabi saat merasakan tangan Dabi yang teruluran mengusap lembut surai miliknya, bibrinya sedikit terbuka kala menyadari lengkungan senyum terlukis di wajah Dabi.
"Kita akan bertemu lagi di situasi yang sulit, sampai jumpa."
Saat itu, (Your name) tidak mengetahui alasan Dabi menemuinya. Yaitu, mengalihkan perhatian (Your name) untuk tidak membantu teman-temannya yang sedang melawan Stain. Secerdik itulah seorang Dabi.
Next?
AkariAFuku
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] The Story [Dabi X Reader] [✅]
FanfictionTentang kamu dengan salah satu Villain, Dabi.