(Your name) hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun saat Aoi menemuinya di asrama untuk para murid kelas 1-A, mereka berada disana karena perilaku beberapa dari mereka yang mencoba untuk menyelamatkan Bakugou sehingga membahayakan nyawa mereka sendiri.
Aoi menghela nafasnya pelan saat melihat (Your name) yang tidak seperti biasa, terlihat murung dan tidak bersemangat.
"Apa kau tetap akan mendiamiku seperti ini?"
(Your name) menatap Aoi sebelum menatap ke suatu tempat dimana tangga menuju lantai dua berada, sepasang matanya dapat melihat beberapa temannya yang ingin mendengar pembicaraan antara dirinya dengan Aoi.
"Kita ke kamarku saja, Aoi."
"Oke."
Aoi mengalihkan pandangannya ke tempat yang (Your name) lihat sebelumnya, helaan nafas panjang keluar dari mulutnya saat melihat Todoroki menganggukkan kepalanya mencoba menyemangati Aoi untuk mengembalikkan sifat (Your name) seperti dahulu.
Sesampainya di kamar, (Your name) merebahkan tubuhnya diikuti Aoi sebelum memberikan dua bunga yang berbeda pada (Your name).
"Dia selalu memberikan bunga dengan arti yang begitu nyata untuk takdir kalian, ya. Seperti saat dia memberikanmu Red Spider Lily---
---Untukmu dari Dabi" ucap Aoi saat menyadari tatapan bingung dari (Your name), mendengar nama Dabi terucap membuat (Your name) mengalihkan pandangannya kearah lain sembari menahan tangis. Mengingat pertemuan di situasi musim panas waktu itu membuat perasaannya berdenyut sakit.
"Kau Aoi, kan? Jika bertemu dengan (fullname) tolong berikan ini padanya."
"Untuk apa kau memberinya Bunga Lily Casablanca dan Bunga Matahari?"
Aoi tersenyum mengingat Dabi yang menunggu dirinya hanya untuk menitipkan dua tangkai Bunga untuk (Your name), "Dia mengatakan sosokmu bagaikan matahari yang cerah baginya maka dari itu dia memberikanmu Bunga Matahari---
---tapi dia tidak mengatakan apapun mengenai alasan kenapa dia memberimu Bunga Lily Casablanca. Namun jika diingat arti bunga itu aku jadi tahu, kalau dia sangat menyukaimu dengan perasaan yang tulus."
(Your name) tidak dapat menahan tangisnya, dirinya memeluk erat kedua bunga tersebut sembari mengingat kenangan yang dia lakukan bersama Dabi. Indah namun berakhir menyakitkan, takdir sangat kejam, bukan?
Aoi hanya diam saat mendengar isakan tertahan (Your name), dia tidak bisa menyuruh (Your name) untuk menangis dan membiarkan teman-temannya mengetahui itu. Hubungan (Your name) dan Dabi cukup dirinya serta Todoroki saja yang mengetahuinya.
"Kenapa dia harus menjadi musuhku, Aoi?"
Aoi memejamkan kedua matanya sebelum menatap wajah (Your name) yang sudah dibanjiri airmata, kedua tangannya membalas pelukan (Your name) membiarkan bahunya menjadi sandaran untuk teman baiknya itu.
"Aku tidak tahu bagaimana Tuhan menuliskan takdir untukmu juga Dabi, tapi yang aku percaya dan ingin kau mempercayainya juga adalah Dabi menginginkanmu kembali ke sifatmu yang ceria seperti Bunga Matahari yang dimaksud oleh dirinya. Dan mungkin saja saat ini Dabi memperhatikanmu dan menjagamu dari jauh seperti menjaga perasaan tulusnya dalam Bunga Lily Casablanca."
Aoi tidak membohongi (Your name) karena memang kenyataannya Dabi selalu memperhatikan dan menjaga (Your name) dari tempatnya berada. Seperti saat Dabi berdiri di sebuah atap rumah yang memiliki ketinggian dengan jarak yang cukup membuatnya melihat kamar (Your name).
"Aku hanya tidak ingin dia terlihat menyedihkan.
"Berbicaralah langsung dengannya."
"Bukankah itu semakin membuatnya sedih? Aku tidak ingin melakukannya, karena itulah aku juga memberikannya Bunga Putih ini."
"Lily Casablanca, ketulusan hati seseorang kepada orang yang berharga bagi kehidupannya."
End?
Iya, ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] The Story [Dabi X Reader] [✅]
أدب الهواةTentang kamu dengan salah satu Villain, Dabi.