Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Story By SANTI FRONIKA LUMBAN GAOL
Cover By Berta/Xoloveyoonwon
Genre Drama Romance, Sci-Fic
Note: Bukan fantasy
Tolong dibaca dan diartikan kata demi kata dengan benar, kalau perlu dibaca berulang-ulang ya dari part 1. Biar gak bingung wkwkwkw. Baca sambil nyalain audio dari video youtube di atas keknya boleh dicoba
*****
Begitulah manusia, ketika kau melakukan satu kesalahan, 99 kebaikan yang pernah kau lakukan hanyalah sampah! -Queen Of Evil ****
Vote sebelum dibaca
*****Queen.Of.Evil****
Tidak bisa dielakkan segala bentuk pertanyaan dari sosok yang duduk di kursi. Karena ini sudah bukan yang pertama lagi baginya melihat Ji Eun dan Soo Hyun bersama. Dia tahu benar Ji Eun, Ji Eun tidak akan melakukan hal seperti itu secara berulang.
Yang menjadi salah tingkah di sana adalah Soo Hyun, berlagak seperti rebutan mungkin ketika harus bertemu dengan Jessica di saat yang tidak tepat. Tak apa sebenarnya, Jessica tahu Soo Hyun, yang tidak pas adalah karena Soo Hyun bersama Ji Eun, bukan wanita lain.
Lalu Ji Eun? Mengapa dia harus diam dan berhenti? Bukankah biasanya dia lebih suka tidak mau tahu tentang apapun dan melanjutkan langkah saja?
"Kalian lebih dekat dari yang ku duga"
Sapa Jessica berusaha untuk terlihat ramah sekalipun menyelipkan sindiran.
"Hanya....."
"Ya, dan cobalah terbiasa dengan itu" Ji Eun memotong cepat kata-kata Soo Hyun yang mencoba mengingkari Jessica.
Kalimat singkat Ji Eun yang juga berhasil mengalihkan tatapan Soo Hyun ke arahnya. Sedikit bingung dengan yang Ji Eun ucapkan.
"Kenapa kau tidak pergi dengan kedua cup kopimu. Aku yakin seseorang sedang menunggu kopinya" sindir Ji Eun lagi yang membungkam mukut Jessica dan menekan kuat kedua cup starbucks di tangannya.
"Setelah itu matilah bersama-sama" tukas Ji Eun, meninggalkan Jessica dan yang lebih mengejutkannya lagi, Ji Eun menarik tangan Soo Hyun untuk menyingkir juga dari hadapan Jessica. Digandengnya tangan Soo Hyun, dan jemari itu melekat sangat kuat pada setiap jemari Soo Hyun.
Hingga mereka berdiri untuk mengorder kopi, Ji Eun tak juga melepaskan tautan itu. Dia tidak sadar atau terlalu dibutakan oleh emosi yang tidak bisa diledakkannya. Sesekali Soo Hyun memadang aneh Ji Eun dan juga Jessica yang mulai melangkah keluar dari cafe. Tidak lupa, Soo Hyun lebih sering menatap pada tautan tangannya dengan Ji Eun. Dan eratnya tangan gadis itu menggenggamnya.
