#5

160 88 10
                                    

Happy Reading <3.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Viga pun tak masalah dipeluk Shinra, mungkin Shinra sedang butuh seseorang untuk menenangkan dirinya dan Viga pun membalas pelukan Shinra.

"Lo kenapa nangis? Cerita sama gue." tanya Viga dengan lembut sambil melepaskan pelukannya.

"Eh ma-maaf kak b-baju lo jadi bas-sah." kata Shinra terputus-putus.

"Santuy aja." kata Viga. "Jadi lo kenapa?" tanya Viga lagi. Tapi Shinra hanya diam dan matanya mulai berkaca-kaca kembali. Viga yang melihat Shinra kembali sedih pun mengalihkan pembicaraan.

"Mm-ra pulang yuk langitnya udah mulai gelap, nanti lo dicariin sama ortu lo." kata Viga.

"Tapi kak baju gue basah, nanti mobil lo keikutan basah." kata Shinra.

"Yaelah ra santuy aja kali, mobil gue mah gak penting. Yang lebih penting lo ra." kata Viga.

"Kak Viga baik banget sumpah, beda banget sama Geovan yang gak punya hati" -batin Shinra.

"Ra kok malah bengong?" kata Viga. "Udah ayok." sambungnya lalu menuntun Shinra untuk masuk ke dalam mobil nya.

Didalam perjalanan Viga kembali menanyakan hal tadi.

"Ra rumah lo dimana?" tanya Viga basa-basi dulu.

"Audita. Blok A.12." jawab Shinra.

"Mm-ra lo kenapa bisa basah kuyup?" tanya Viga hati-hati.
"Kalo belum siap cerita gapapa kok." sambungnya.

"Gue diturunin ditempat tadi sama Geovan." kata Shinra menyebut Geovan tanpa embel-embel 'kak', karena Shinra sudah muak sekali dengan Geovan.

"What Geovan?" kata Viga kaget.

""Benar-benar sedeng tuh anak, bisa-bisanya ninggalin cewek ditengah jalan dalam kondisi ujan lagi." -batin Viga.

"Jadi maksud nya gimana kok lo bisa bareng dia." kata Viga masih bingung.

"Jadi bang Arkan tuh suruh gue pulang bareng sama Geovan dengan alasan kalo bang arkan mau jalan sama kak Erika. Dan tiba-tiba dia nurunin gue ditempat tadi." kata Shinra jelas. "Sampe bentak gue." lirih Shinra dan matanya mulai berkaca-kaca kembali.

"Arkan? Jadi Shinra adeknya Arkan." -batin Viga dengan yakin sebab di sekolahnya itu yang bernama Arkan hanya satu.

"Geovan serius sampe bentak lo?" tanya Viga.

"Iya kak, bahkan ortu dan bang Arkan aja gak pernah bentak gue. Tapi dia? Bukan siapa-siapa nya gue aja berani bentak gue." kata Shinra seraya senggukan.

"Udah-udah rara gue gak boleh nangis, nanti gue ikut nangis nih." kata Viga mencoba menenangkan Shinra.

"Apa sih kok rara, nama gue kan Shinra!." marah Shinra.

"Lah ni anak kenapa? Tadi nangis sekarang malah marah-marah. Tapi gapapa yang penting dia gak nangis lagi." -batin Viga.

"Bodo amat pokonya gue manggil lo rara, biar beda dari yang lain." kata Viga dan Shinra hanya mendengus.

"Serah lo deh kak." kata Shinra pasrah dan Viga hanya tersenyum.

Selang beberapa menit kini mereka sudah sampai dirumah Shinra.

"Ayo ra gue anter." kata Viga lalu mengambil payung.

"Gak usah kak." kata Shinra menolak.

"Gak usah gimana, ini masih hujan ra." kata Viga.

"Yaudah deh." kata Shinra pasrah.

Dan Viga pun keluar dari mobil nya terlebih dahulu lalu membuka pintu mobil Shinra dan menuntun Shinra sambil memegang payung, lalu masuk kedalam rumah Shinra.

"Assalamu'alaikum." kata Shinra dan Viga.

"Wa'alaikumsallam." kata orang rumah.

Dan ternyata Bunda, Arkan, bi Rani dan mang Ujang pun sedang berkumpul di ruang tamu. Mungkin sedang menunggu Shinra pulang.

"Yaampun sayang kamu dari mana aja? Kok basah kuyup? Dan ini siapa?" tanya Bunda dengan raut wajah yang begitu khawatir.

"Nanya nya satu-satu bun." kata Shinra.

"Yaudah gue pulang dulu ya." kata Viga kepada Shinra.

"Gak mau masuk dulu kak?" tawar Shinra.

"Kapan-kapan aja, gue takut dicariin sama orang rumah kayak lo." kata Viga.

"Makasih ya kak udah nganterin gue, sama jaket nya nanti gue balikin." kata Shinra.

"Sama-sama ra, iya udah ya ra." kata Viga dan diangguki Shinra.

"Yaudah tante, Arkan, bi, mang saya pulang dulu." kata Viga dengan ramah kepada bunda Shinra, Arkan, bi Rani dan mang Ujang.

"Iya." kata Bunda seadanya karena bundanya masih bingung yang terjadi yang sebenarnya itu apa.

"Hati-hati kak." kata Shinra lalu Viga melenggang pergi.

Dan Arkan hanya bengong, mengapa adek itu malah pulang sama Viga bukan Geovan.

"Yaampun sayang jadi kamu kenapa bisa begini?" tanya bundanya.

"Yaampun bunda mending aku ke kamar dulu ganti baju dulu, mandi dulu. Emang bunda mau aku sakit." kata Shinra.

"Eh iya bunda jadi lupa, maaf ya bunda khawatir banget sama kamu soalnya." kata Bunda. "Yaudah sana kamu mandi, ganti baju." sambung nya dan diangguki oleh Shinra.

Pas Shinra hendak membalikkan badannya dan ternyata dibelakang nya itu ada Arkan. Shinra hanya menatap nya dengan sinis.

Entah mengapa Shinra juga marah kepada abang nya. Mungkin karena abang nya yang menyuruhnya pulang bareng dengan Geovan. Dan ini semua tidak akan terjadi.

Dan Arkan hanya bingung dengan tatapan adeknya itu. Apakah dirinya mempunyai salah atau apa. Pokonya pikiran Arkan campur aduk:v

"Adek gue sinis banget? Sebenernya apa yang terjadi sih! Pokonya gue harus tanya ke Geovan apa yang terjadi." -batin Arkan dalam hatinya sambil mengacak-acak rambut nya.





_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Maaf banget kalo misalkan ada bahasa yang kurang di mengerti soalnya gue gak terlalu ngerti sama bahasa kepenulisan >.<

Pokoknya jangan lupa vote dan komen!
Makasih <3.

TBC.

Shinra StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang