Awas typo berserakan..
.
.
.
Author POV.
Setelah memutari komplek selama tiga kali akhirnya taeyong menemukan rumah seniornya yang ia cari.
Rumah berwarna biru tua yang tempatnya tepat setelah gapura komplek dengan pagar coklat berukir yang menjulang tinggi menbuatnya terlihat lebih besar dari pada deretan rumah di sekitarnya.
Melihat rumah di depannya cukup membuat taeyong kesal. Pasalnya ia telah melihat rumah itu selama tiga kali kalo bukan karna bantuan dari teman yang ia hubungi mungkin ia bisa melihat rumah itu berkali-kali.
Sudah kesal dengan rumahnya kini taeyong di buat kesal oleh sang pemilik rumah. Sudah hampir setengah jam ia berdiri di depan pintu. berkali kali mengetuk namun tidak ada seorangpun membuka pintu sedangkan ia mendengar dengan jelas suara TV menyala di dalam rumah itu.
Frustasi karna belum juga ada yang membuka pintu taeyong pun beranjak pergi mungkin ia akan mengembalikan sepatu seniornya itu besok.
Baru saja menaiki motornya pintu rumah itu terbuka menampakkan seorang gadis dengan keadaan basah sepertinya ia baru selesai mandi(?).
"Taeyong?"
Seperti deja vu ia kembali di buat kaget dengan kehadiran yooa "Yo- yooa?"
"Siapa sha?" Seorang pemuda berdiri di belakang yooa menyadarkan taeyong. Ia langsung bergegas kembali menuju pintu tempat di mana 2 orang 1 di antaranya menatap taeyong bingung.
"Bang junsun" sejenak taeyong melupakan keterkagetannya.
"Taeyong? ngapain kemari malem malem?"
"Ini bang, mo ngebalikin sepatu lo yang tadi"
"Ah elah besok kan bisa, kek besok gak ada hari aja. Lo belum pulang ya, baju lo gak ganti "
"Hehehe iya bang, maaf"
"Ngapain minta maaf, lo-"
"EKHEEMMM!!" hampir saja taeyong melupakan makhluk mungil yang berada di tengah tengahnya.
"Jadi yang lo maksud junsun tadi itu abang gue?" taeyong mengangguk membenarkan ucapan yooa.
"Kirain junsun depan rumah"
"Emang di komplek ini ada yang nama junsun selain gue?"
"Ada"
"Siapa?" taeyong hanya diam menyimak.
"Itu anjingnya mbak yoora" setelah mengatakan itu yooa lari masuk kedalam rumah. Taeyong terkekeh gemas melihat tingkah makhluk mungil itu.
"Anjing emang" pemuda itu menoleh ke arah taeyong "eh yong jadi lupa, masuk dulu lo pasti aus" sambungnya.
"Gak usah deh bang, gak enak gue belum mandi. Gue pulang aja deh bang, udah malem juga" tolak taeyong.
"Wah jadi gak enak nih, oh iya makasih sepatunya jadi ngerepotin kan"
"Gak kok gak ngerepotin, gue yang seharusnya makasih bang karna tadi udah di pinjemin, oh ya gue balik dulu ya bang takut kemaleman" ucap taeyong beranjak pergi.
"Iya deh iya. ati ati di jalan"
"Siap bang" ucap taeyong beranjak pergi meninggalkan pemuda yang masih setia di depan pintu.
💜💜💜💜
Sesampainya di rumah taeyong masih di buat pemasaran dengan makhluk mungil pecicilan itu.
"Jadi dia adeknya bang junsun?"
"Jangan jangan... Wah bisa jadi"
"Tapi dulu rambutnya pendek"
"Ey yakali pendek terus"
"Tapi kalo bukan dia gimana?""Woy!" taeyong benar benar di buat kaget oleh makhluk absurd yang kini berada di depannya "apa?!" jawab taeyong.
"Kalo mo gila jangan di depan pintu ganggu orang lewat tau, sono di tengah jalan kali aja ada orang baik mo nabrak lo"
"Sialan, ganggu orang lagi mikir aja lo!" ujar taeyong kemudian beranjak masuk ke dalam kamar.
"Elo yang ganggu, lagian lo dari mana si bau banget heran"
Taeyong yang kini barada di ambang pintu kamar berhenti "masa sih" ujarnya sembari mencium bagian ketiaknya "ughh.. oh iya bener" Yuta yang melihat itu bergidik geli.
"Najis"
.
.
.
.
Gak terlalu panjang kek biasanya tapi tetep panjang. Apasih ambigu.
Pokoknya kalo ada typo mohon di maafkan
Jangan lupa votancom alias vote and comment. Biar gaul gitu
Ok.. serius
PASEO~~~