wmt 24

841 65 14
                                    

Ari berlari menuju ruangan yang dimaksud oleh Azka. Lima menit lalu Azka memberi kabar pada Ari bahwa (NK) tak sengaja terjatuh dan berdarah meskipun tak terlalu banyak.
Ari sangat takut terjadi hal yang buruk pada istrinya dan juga calon anak kembar mereka, padahal Ari baru saja merasa bahagia akan menjadi seorang Ayah dari bayi kembar. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada calon anak kembar mereka maka Ari tidak bisa memaafkan dirinya yang lalai menjaga istri dan calon anaknya.

"Azka!" Panggil Ari yang melihat Azka sedang menenangkan seorang gadis yang menangis

Azka berdiri dari kursi tunggu lalu menatap Ari yang berlari mendekatinya. Azka bisa lihat dari tatapan Ari yang khawatir.

"Ri, maaf gue ngga bisa jagain (NK)"
Azka memegang kedua bahu Ari

Ari menggelengkan kepalanya
"Ini bukan salah lo, ini salah gue...."

Ari melihat ke arah ruang pemeriksaan, sepertinya (NK) masih ditangani. Ari tak bisa diam sedari tadi, ia terus gelisah memikirkan keadaan istri dan calon anaknya.

"Dokter Ari, tenang aja ya. Kak (NK) pasti kuat, baby nya juga pasti kuat kok"
Ujar Afisya berusaha menenangkan Ari

Ari sedikit bingung, tak mengenal siapa perempuan di sebelah Azka itu.

"Iya, makasih do'a nya"
Balas Ari ala kadarnya

Ari pikir itu hanyalah sekretaris Azka jadi Ari tidak terlalu memperdulikannya.
Yang membuat Ari khawatir saat ini adalah keadaan (NK).

"Ari? kenapa disini?"

Suara itu membuat Ari mendongakkan pandangannya

Arya berdiri di hadapannya dengan napas yang tidak teratur seperti baru saja berlari.
Ari berdiri menatap Arya dengan bingung juga.

"Kok lo disini?" Tanya Ari balik, seharusnya Arya ada di ruangannya menunggu pasien yang akan ditanganinya

Arya melihat ke arah pintu ruang pemeriksaan.

"Pasien yang di dalem baik-baik aja kan?"
Tanya Arya terdengar khawatir

Ari merasa aneh mengapa Arya terlihat sangat khawatir sekali.
"Belum tau, emang apa hubungannya sama lo?"

Azka dan Afisya hanya bisa menyimak perbincangan sesama dokter itu. Azka pun sama bingungnya mengapa dokter yang dipanggil Arya oleh Ari itu terlihat mengkhawatirkan (NK).

"Jelas ada hubungannya sama gue, pasien yang ada di dalem itu cewek yang gue suka"

Ucapan Arya barusan membuat Ari membulatkan matanya, jadi selama ini Arya menyukai (NK).
Ari tentu saja kaget, tak menyangka bahwa pasien yang disukai oleh Arya itu adalah istrinya sendiri.

"Jadi selama ini lo suka sama—

Ucapan Ari terpotong karena medengar pintu ruang pemeriksaan terbuka. Seorang dokter perempuan keluar sambil menatap orang-orang yang ada di dekatnya.

"Keluarga pasien?" Tanya dokter itu

"Saya suaminya" jawab Ari

Sekarang Arya yang dibuat kaget, pria itu membeku setelah mendengar perkataan Ari.
Arya sekarang menatap Ari tidak percaya.

"Oh dokter Ari suaminya ya, kalau begitu boleh ikut saya sebentar"

Ari dan dokter itu berjalan menuju ruang dokter untuk membicarakan keadaan (NK).

Arya seketika melemas, jantungnya mendadak berdegup kencang dan
apa ini?
Arya merasa sakit hati?

Arya duduk di kursi tunggu menundukkan pandangannya. Arya menatap layar ponselnya yang memeperlihatkan kontak (NK) yang ia beri nama Future Wife
Arya tak sengaja mendengar rintihan (NK) yang kesakitan saat di telepon tadi, Arya tidak mematikan sambungan teleponnya.

Arya sempat panik saat mendengar (NK) merintih kesakitan, Arya awalnya akan mencari keberadaan (NK) namun saat di gerbang UGD ada seorang gadis yang Arya kenal sedang dibawa menuju ruang pemeriksaan. Itu adalah (NK).
Arya ingin mengikuti para perawat yang membawa (NK), tapi ia mendapatkan pesan bahwa ada seorang pasien yang ingin berkonsultasi padanya.

Jadi gadis yang ia sukai itu adalah istrinya Ari.
Suatu kebenaran yang sangat sulit diterimanya

"Maaf dok, jadi dokter gatau ya kalau Kak (NK) itu istrinya dokter Ari?"
Afisya bertanya dengan hati-hati, Azka disampingnya sudah menahan malu karena pertanyaan Afisya yang lebih terdengar sok kenal

Arya menghembuskan napasnya pelan, lalu tersenyum
"Iya saya gak tau, jadi kalian ini teman dokter Ari kan"

Afisya mengangguk dengan ragu, karena dirinya saja belum berkenalan dengan Ari. Salahkan Azka yang belum memperkenalkan Afisya pada teman-temannya.

Azka menepuk bahu Arya
"Sabar ya dokter, saya ngerti pasti sakit banget"

Afisya ingin tertawa mendengar ucapan Azka, namun gadis itu tahu situasi dan menahan ngakaknya.

Arya mengangguk
"Kalau begitu saya permisi, oh iya mungkin (NK) sudah bisa di besuk"

Azka dan Afisya saling pandang, lalu tanpa pikir panjang mereka langsung masuk ke ruang pemeriksaan untuk melihat kondisi (NK).
Sebelumnya ada perawat di rungan itu dan sudah mengijinkam Azka dan Afisya melihat (NK) yang belum sadar dari pingsannya.

•••••

Ari duduk di kursi yang berhadapan dengan dokter yang menangani (NK).

"Jadi gimana istri saya?" Tanya Ari masih khawatir

Dokter itu melepaskan kacamatanya lalu menatap Ari
"Hanya sedikit pendarahan, bayinya selamat"

Ari langsung berucap syukur dan mengelus dadanya, Ari masih diberi kepercayaan oleh Yang Maha Kuasa.

Dokter itu kembali berkata
"Tapi akibat posisi jatuhnya yang duduk jadi kandungannya sedikit lemah"

Ari sekarang kembali merasa khawatir
"Jadi istri saya ngga boleh banyak aktivitas?"

Doker itu mengangguk

Ari tidak perlu banyak bertanya pada dokter di depannya. Ari sudah sangat tahu apa yang harus dilakukan oleh wanita hamil yang kandungannya sedikit lemah.
Ari juga tahu segala kemungkinan buruk yang akan terjadi pada kandungan yang lemah.

"Dokter Ari harus menjaga istrinya lebih baik lagi, jangan sampai terlalu banyak aktivitas"

Ari mengangguk lalu tersenyum, mengucapkan terimakasih pada dokter itu lalu berjalan menuju ruangan (NK).

"Sayang, maafin aku"












Thank you, next?
Selamat juga kan si kembar hehehe
Tapi (NK) nya harus banyak istirahat tuh

Kalian pengen di kembar kaya gimana?
-kembar cewek
-kembar cowok
-kembar cewek cowok

Jangan lupa vote dan comment ya
Follow juga instagram saya @fharadilaaa

With Me Together [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang