Bel berbunyi, langkah kaki saling bersahutan mengebu menuju satu tempat yang menjadi incaran saat jam makan siang tiba.
Semua nya tampak sama. Kemeja biru untuk perempuan dan kemeja putih untuk laki-laki, dilapisi Sweater Kuning dengan logo sekolah di dada. Ditambah bawahan berwarna Hitam. Tak lupa jas almamater berwarna hitam dengan hiasan berwarna kuning adalah hal wajib yang digunakan. Sepatu pun juga , sepatu merek Converse berwarna hitam tampak seragam di kaki para murid.
Seorang gadis yang kali ini mencepol rambut nya tampak asik memakan Salad buah milik nya.
" Boleh gabung? " Tanya Bian.
Adelle mengangguk, tak lama Bian diikuti Ara dan teman-teman lainnya duduk memenuhi Kursi.
Mereka makan dengan tenang, maksudnya hanya Adelle dan Leon yang diam. Leondra selalu mengoda Gilbert, Ara tampak antusias membahas pelajaran bersama Bianca.
Adelle menghembus kan nafas nya kasar lalu melahap suapan terakhir salad nya dan hendak bangkit berdiri.
" Adelle. " Panggil Bianca.
Adelle membalikkan badan lalu menatap ke arah Bianca.
" Habis ini bisa kita ketemu di taman? " Tanya Bianca Ragu.
" Ngapain? " Tanya Adelle dingin.
" Ada yang mau kita bicarakan. " Adelle hanya mengangguk setuju lalu menaruh nampan di tempat yang telah disediakan dan berjalan menjauh dari kantin.
Ia melangkah kan kaki nya menuju Taman sambil memasang iPod milik nya mendengarkan beberapa Lagu yang cocok untuk nya.
Duduk di sebuah kursi putih dekat air mancur adalah pilihannya. Memejamkan mata sambil merasakan semilir angin mengusap lembut wajah indah nya. Senyum terbit.
" Adelle. " Panggil seseorang membuat adelle terpaksa membuka mata nya.
Sosok Leon sudah duduk di hadapan nya. Menatap nya datar tanpa ekspresi.
" Leon, minggir dong gw mau duduk juga! " Ucap Leondra. Leon menyingkir lalu duduk di samping Bian yang kursi nya kosong.
" Ara duduk sini ya? " Tanya Ara duduk disamping Leondra.
" Gilbert kok duduk di sebelah Perempuan sok kaya sih?! " Tanya Leondra tak suka.
Gilbert hanya mengangkat kedua bahu nya acuh.
" Ada apa? " Dua kata terlontar dari mulut Adelle yang geram hanya menjadi nyamuk di antara persahabatan mereka.
" Kamu sudah satu tahun bersekolah disini, tapi kamu masih menutup diri untuk bergaul dengan teman-teman. Kamu bisa memulai membuka diri kamu, Adelle. " Ucap Bianca.
" Benar kata Bianca, kamu mau kan bergabung dengan kita? " Tanya Ara.
" What?! Hei ini bukan yang kita bicarakan ya. Kita kan hanya ingin berkunjung ke Wedding Castle, lalu mengapa kita mengajak nya menjadi teman. Aku tak setuju!? " Bentak Leondra bangkit berdiri sambil mengebrak meja.
" Pabo!? " Kesal Ara.
" Apa pabo? " Tanya Leondra binggung.
" Bodoh!? " Jelas Ara. Gilbert tertawa sambil memegang perut nya.
" Pabo, hahahahaha! " Tawa Gilbert membuat Leondra geram dan hendak memukul Gilbert tapi terhenti ketika Adelle bangkit berdiri.
" Untuk apa berteman dengan orang yang tak benar-benar tulus ingin berteman. Menjadi individualis kurasa lebih baik! " Ucap Adelle menghentikan tawa Gilbert.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Wedding Castle
Mystery / ThrillerH I A T U S "Jika memang ini takdir yang sudah ditentukan biar semua jelas bahwa kau lah pelabuhan terakhir ku, meskipun maut memisahkan kita." Neva Calessta Axelle. Berkat sebuah buku harian, 6 remaja haus akan tantangan mencoba membongkar misteri...