Langit Jingga terlihat indah menghiasi langit negara dengan ikon kebangaan menara Eiffel tersebut.
Seorang laki-laki berjalan santai menyusuri taman kota Tuileries Garden namanya. Kala itu taman umum yang berada di antara Louvre dan Place de la Concorde dipadati pengunjung yang hanya sekedar berjalan-jalan sambil menikmati indah nya sore di kota Paris.
Sama hal nya dengan Gerald yang tampak asik menatap burung gereja bertebangan dengan bebas di langit biru.
" Père ( ayah) kau dimana?! " Kesal Gilbert dari sambungan telfon. Gerald hanya berdehem singkat mata nya fokus kepada salah seorang pengujung yang tak jauh dari tempat nya berdiri.
" Kau tau aku sudah lam–"
" Kau ini bawel sekali, kau laki-laki atau perempuan? Diam aku sedang mencari mère (ibu) untuk mu! " Putus Gerald segera mematikan sambungan telfon milik nya. Laki-laki tersebut berjalan santai menuju target nya kala itu.
" Hello,pretty." Sapa Gerald ketika sudah duduk disamping perempuan berwajah Asia yang tampak sibuk membaca buku tebal.
" What it is? " Tanya Gerald menunjuk buku tebal di pangkuan perempuan dengan kacamata hitam tersebut.
Sang perempuan yang baru disapa itu melepas kacamata hitam nya lalu tersenyum singkat.
"Bonjour." Gerald terkesiap sesaat, dia bodoh.
" Mr. Gerald kau baik-baik saja? " Tanya Min Young pelan.
" Kau mengenalku? " Tanya balik Gerald tak percaya.
" Siapa yang tak mengenal lelaki brengsek seperti mu yang selalu bermain dengan wanita. " Lontar Dokter muda tersebut yang berhasil membuat Gerald salah tingkah.
" Aku bercanda Mr. Gerald, bukan kah kita bertemu saat rapat mengenai pembangunan rumah sakit? " Min Young tersenyum yang sukses membuat Gerald tertawa kecil.
Perbincangan tersebut berlanjut mulai dari candaan receh Gerald atau pembahasan tentang bisnis maupun politik.
Sementara itu Gilbert menendang kerikil yang berada di sekitar.
" Dasar, selalu saja perempuan yang ia fikirkan! " Ketus Gilbert menatap Ayah nya yang asik mengobrol ria dengan wanita cantik yang tak asing bagi nya.
" Waah, mengapa nasib ku selalu sial setiap hari selalu bertemu dengan mu. Cih. " Lirih gadis berpipi temben sambil menjilati es krim nya.
" Ck, sepertinya aku yang sial selalu bertemu Tukang makan didekat ku. Hei, gadis gendut lihat dirimu! " Sindir Gilbert menatap Ara dari atas sampai bawah.
" Oh Aera..... Si Tukang makan. "
" Yak, berhenti mengolok-olok ku dasar pendek! " Geram Ara menatap tajam Gilbert yang menatap remeh ke arah nya.
" Hei, biarpun aku pendek tapi Leondra berhasil jatuh di pelukan ku. Lihat dirimu gadis gendut, miris. " Ara mengepalkan tangan nya siap menghajar Gilbert.
" Oh Aera! " Ara menghentikan kepalan tangan nya di udara ketika mendengar suara Eomma nya.
" Eomma. " Lirih Ara.
" Ada apa? " Gerald angkat bicara.
" Hai gadis manis. " Sapa Gerald tersenyum ke arah Ara.
" Hai paman. " Balas Ara tersenyum lebar.
Gilbert berlalu pergi dengan wajah kusut meninggalkan Gerald, Minyoung dan Ara di taman.
" Ah maafkan sikap Gilbert dia memang seperti itu. " Ucap Gerald tersenyum kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Wedding Castle
Misterio / SuspensoH I A T U S "Jika memang ini takdir yang sudah ditentukan biar semua jelas bahwa kau lah pelabuhan terakhir ku, meskipun maut memisahkan kita." Neva Calessta Axelle. Berkat sebuah buku harian, 6 remaja haus akan tantangan mencoba membongkar misteri...