"Lihat saja, aku tidak akan membuat kematian mendiang princess Gracella sia-sia, tunggu saja tanggal main nya wanita iblis!" Geram Dylan marah menatap sebuah foto perempuan yang selama ini menjadi incaran nya di negara Perancis.
*
Keluhan tampak terdengar dari beberapa anak muda yang tengah duduk bersandar pada kursi mewah dalam ruangan tersebut.
"Ayolah, kita sudah mengelilinginya lebih dari 5 kali." Protes Gilbert.
"Ini masih menjadi teka-teki." Ucap Bian gigih.
"Hei! Kau pikir misteri ini terjadi kemarin? Ingat sudah 40 tahun berlalu, kalaupun kita bisa menemukan bukti apa kita akan menemukan bukti selanjutnya!! " Kesal Gilbert.
"Lalu kita akan menyerah begitu saja? " Tanya Bianca tak Terima.
"Lakukan saja sesukamu, persetan dengan nilai, aku tidak peduli! " Leondra yang melihat tunangan nya itu pergi ikut bangkit berdiri dan mengekor Gilbert meninggalkan kedua teman dan saudara kembar nya.
"Ck, lalu apa yang akan kita lakukan?" Tanya Leon memecah keheningan.
"Aku tidak tau, ini diluar ekspetasi ku." Sesal Bianca, mendegar itu Leon menghembuskan nafas nya kasar lalu berlalu pergi.
"Membuang waktu." Lontar Leon kesal.
Baik Ara maupun Adelle memandang nanar ke arah Bianca, gadis itu tampak menyesal dan putus asa secara bersamaan.
"Ini semua salah ku." Ucap nya lalu berlalu pergi meninggalkan kedua teman nya yang berdiri mematung memandang dirinya iba.
"Apa kita akan berdiam saja? " Tanya Ara memandang kepergian Bianca, "Sudah 2 hari tapi kita tak menemukan apa-apa bukan?" Keluh gadis dengan pipi berisi tersebut lalu melangkah pergi.
Adelle meratapi kepergian teman-temannya, ya sudah 2 hari berlalu sedangkan masih tersisa 3 hari, atau mungkin, entahlah ia tak yakin mungkin ini akan selesai sebelum waktu yang telah ia tentukan.
*
Seorang laki-laki tampak menyeret koper milik Leondra. "Kau akan benar-benar pulang?" Tanya nya memastikan, "ck, jatuh cinta memang bisa membuat mu lebih bodoh dari sebelum nya." Cibir Leon menatap Gilbert yang berdiri disamping Leondra.
"Jaga bicara mu, dasar!" Ketus Leondra mengenggam jari jemari Gilbert.
Suara langkah kaki berjalan tergesa dari ujung lorong, seorang wanita dengan Dress panjang nya. Hampir saja ia mencium lantai jika tak ada kedua tangan menopang tubuh nya agar tak tersungkur. "Terimakasih." Ucap Adelle gelagapan sambil menyeimbangkan tubuh nya.
"Hei, kau harus berhati-hati, bagaimana jika kau jatuh lalu terluka?" Leondra memandang tajam ke sumber suara, sedangkan yang ditatap hanya mengangkat sebelah alis nya tak paham.
"Ah maaf, hanya saja kenapa kalian terburu-buru? Setidaknya habiskan waktu yang tersisa bersama-sama, bukan kah itu lebih baik?" Tanya Adelle berharap.
"Aku sudah mengatakan itu sejak awal dengan mereka, tak punya attitude." Sindir Leon yang sedari tadi terdiam.
"Apa yang kau maksud dengan tak punya attitude, tuan Leon yang sangat bijaksana?" Tanya Gilbert sakartis.
"Kau pergi tanpa berpamitan terhadap tuan rumah padahal kau tau dia sudah mengijinkan kita untuk menginap di kediaman nya apa itu terdengar sopan?"
"Wah apa kau menyukai nya, bukan begitu?" Tebak Gilbert menatap licik ke arah Leon.
"Menyukainya? Bahkan tipe ku saja bukan." Lontar Leon berjalan menjauh, hal itu berhasil membuat Adelle bungkam, dadanya tiba-tiba saja sesak. Oh ayolah ia mendengar kalimat menyakitkan itu dari seseorang yang selalu ia puja dan ia damba untuk mengisi relung hatinya yang kosong, sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Wedding Castle
Mystery / ThrillerH I A T U S "Jika memang ini takdir yang sudah ditentukan biar semua jelas bahwa kau lah pelabuhan terakhir ku, meskipun maut memisahkan kita." Neva Calessta Axelle. Berkat sebuah buku harian, 6 remaja haus akan tantangan mencoba membongkar misteri...