Chapter 10

1 2 0
                                    

Seorang gadis dengan topi hitam tampak duduk bersandar di kursi beludru di sebuah ruangan .

" Kau akan melakukan riset itu? " Tanya Maxwell ke teman masa kecil nya tersebut.

" Kau tahu betul aku bagaimana bukan? Nilai ku adalah identitas Ucap" Sombongng gadis tersebut menatap wajah Maxwell.

" Baiklah gadis pintar, aku akan menunggu mu kembali ke tempat ini, ingat itu! " Peringat Maxwell.

" Baiklah, tapi kau masih mau kan menemani ku bermain? " Tanya sang gadis, Maxwell mendengus sebal ia tahu artian bermain gadis ini sebenarnya.

" Audrey, apa gadis itu tak cukup untuk menutupi rasa haus mu disana. " Sinis Maxwell.

" Tentu tidak. kau harus menyediakan kucing, anjing atau apalah itu. " Pinta nya, Maxwell hanya berdehem singkat menuruti permintaan teman nya tersebut.

" Aku sudah terlambat, aku pergi dulu. Bye! " Pamit nya sebelum pergi, Maxwell memandang tubuh itu yang perlahan menghilang dari balik pintu. Pandangan nya kembali pada lengan milik nya.

Flashback on....

Dengan menahan perih dan rintihan, Maxwell selalu mampu tersenyum meski luka sayat yang baru saja ia Terima masih mengalirkan darah segar dari sana.

" Nah, bagus. Kita punya sama Maxwell. Your is Mine! " Maxwell memandang nanar wanita dengan tshirt hitam tersebut.

" Kau bisa lakukan apapun, bahkan nyawaku sekalipun. " Lontar Maxwell.

" Kalau aku sampai melakukan itu aku akan menjadi orang terbodoh didunia, karena membunuh teman ku sendiri. Tidak asik. " Kesal nya mencondongkan benda tajam yang dilapisi darah segar Maxwell tepat di hidung mancung laki-laki tersebut.

" Aku hanya ingin, kau memiliki hal sama seperti ku. Tapi sayang kau normal. Ah tak enak rasa nya memiliki kelainan seperti ku bukan? " Maxwell selalu senang jika teman nya itu bercerita bahkan walau ia sudah mendengar nya ribuan kali dari bibir manis tersebut.

Flasback off...

*

Sebuah Mini Cooper berhenti tepat di depan sebuah Kastil tua yang sangat dirawat.

" Eomma, kau jangan mengkhawatirkan ku. Aku akan selalu mengabari mu, tenang saja. " Ucap Ara menyakinkan Min Young agar tak terlalu mengkhawatirkan nya.

" Kau ini anak ku satu-satunya paham? " Ara mengangguk semangat.

Tak lama suara ketukan kaca mengagetkan Ara maupun Minyoung.
Seorang laki-laki dengan rambut bergaya crew hairdo tampak tersenyum hangat dari luar mobil.

Baik Min Young maupun Ara membalas senyum tersebut. Gerrald membukakan pintu untuk Dokter cantik asal negri ginseng tersebut.

" Ah seperti, drama Korea saja. " Lontar Ara menyinggung Min Young dan Gerrald.

Sementara itu seorang laki-laki bersandar di kap mobil Porsche Macan 2.0 dengan memasukkan kedua tangan nya di saku Hoodie.

" Cih, apakah kau merasa tampan bergaya seperti itu? " Ketus Ara.

" Aku memang terlahir tampan, mengapa kau ini? Iri? " Balas Gilbert berjalan ke arah mereka.

" Hei! Kalian harus akur, sebentar lagi kalian akan menjadi saudara! " Lontar Gerrald percaya diri membuat Gilbert menatap tajam Ayah nya.

" Aku tidak akan setuju, jika si tukang makan ini menjadi saudara tiri ku. " Ucap Gilbert.

" Hei pendek, memang nya siapa yang bersaudara dengan mu? Aku memang merestui hubungan Tuan Gerrald dengan eomma, tapi tidak dengan mu sebagai saudara tiri ku! " Ketus Ara menatap nyalang ke arah Calon saudara tiri nya tersebut.

The Secret Wedding CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang