"Aku tidak perlu telinga hanya untuk mendengar mu bercerita. Hanya dengan melihat mu tersenyum itu sudah sangat menyenangkanku."
Clarine Bercalia adalah gadis yang nyaman dengan kesendirian nya. Tanpa ada yang mengusik kehidupannya itu sudah cukup baginya. Dirinya merupakan murid baru di SMA yang entah ke berapa.
Alasan Clarine sangat klise yaitu itu karena indra pendengaran nya telah hilang. Ya, dirinya tuli. Yang sebenarnya itu bukanlah bawaan lahir, namun dirinya sempat mengalami kecelakaan sehingga dirinya kritis. Yang sangat disayangkan adalah Clarine harus menjalani masa masa hidupnya tanpa mendengar suara.
Bagi Clarine itu tidak masalah karena dirinya memang pada dasarnya sulit berkomunikasi bersama teman temannya. Sejak mengenal TK, SD, SMP dirinya hanya sendiri. Ya... Walaupun pada saat dirinya kelas 1 SMP ada seorang murid baru di kelasnya yang langsung memilih duduk berbarengan dengannya. Padahal dulu tak ada yang ingin bersampingan dengannya.
Dan karena alasan itulah Clarine menjadi di bully. Bukan lagi menjadi rahasia bahwa Clarine kehilangan pendengaran telinganya. Dirinya hanyalah manusia yang bergantung sepenuhnya dengan alat bantu dengar. Menjengkelkan rasanya ketika kamu harus bergantung akan sesuatu selain anggota tubuhmu sendiri.
Akibat pembullyan itu, Clarine yang awalnya pendiam kini benar benar menutup dirinya dengan dunia. Perasaannya telah dibutakan oleh kebencian. Untuk apa memiliki teman bila mereka semua hanya lah sekumpulan rubah diantara domba?
Lucu rasanya saat Clarine mengingat masa lalunya. Dirinya yang memang dari kecil memiliki kencitaan terhadap musik, kini harus memendam kecintaannya itu. Tuli pada saat bermain musik? Mustahil.
Dirinya sangat membenci alat bantu dengar nya. Entah mengapa Clarine hanya merasa bahwa benda tersebut hanya membuat orang lain memandangnya kasihan.
Dirinya tidak butuh di kasihani!
Semenjak hari dirinya kecelakaan maka semuanya hancur. Waktu itu dirinya bukanlah satu satunya korban di kecelakaan itu. Ayah dan ibunya juga mengalami hal itu. Acara ulang tahunnya yang berumur 5 tahun yang malah menjadi bencana. Waktu itu mereka ingin berangkat makan makan tanpa kehadiran abangnya Yoka. Ya abangnya memilih bermain dengan teman sebaya nya ketimbang menghadiri acara ulang tahun adiknya. Awalnya Clarine sedih mendengar penolakan abangnya itu. Namun, pada saat kecelakaan itu berlangsung malah Clarine bersyukur dan setidaknya abangnya baik baik saja. Namun, siapa sangka juga bahwa hanya dirinya saja yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Walaupun harus pendengaran nya yang hilang, namun bagi orang sekitar nya nasib Clarine sudah beruntung.
Beruntung?
Bisa kah itu disebut beruntung?
Dibully
Dianggap anak sial
Tatapan kasihan
Tatapan cemooh
Kata kata kasar mereka
Dan tatapan benci mereka.Itu sudah menjadi makanan sehari hari Clarine. Dan tanpa sadar dirinya benci dengan orang orang di sekitar nya terkecuali abangnya tentunya.
Pada saat berada pada dasar gelap yang paling dalam, hanya abangnya yang bersedia mengulurkan tangannya untuk menariknya dalam kegelapan itu. Walaupun itu tidak berhasil, namun Clarine lebih menghargai hal itu.
Mungkin saja bila abangnya itu pergi bersama orang tuanya, dia akan memutuskan menyusul. Lelah rasanya memendam amarah mu di depan orang yang kamu benci.
Namun siapa sangka?
Clarine tetap mempunyai hobi, yaitu memotret pemandangan indah di hadapannya. Menurut nya pendengaran nya boleh saja hilang, namun dirinya percaya bahwa keindahan bukan hanya di dapa dinikmati dengan cara mendengar kan lagu yang menakjubkan. Clarine juga tidak berhenti henti nya bersyukur bahwa hanya pendengaran nya yang diambil, bagaimana bila penglihatan nya juga?
Oleh sebab itu Clarine selalu menangkap hal hal yang menakjubkan dengan cara memotretnya. Dirinya merasa nyaman dengan keadaannya namun juga merasa membenci kedaannya juga. Clarine merasa bahwa dirinya hanyalah beban.
Dirinya yang sangat mencintai kameranya dan biola nya, kini harus mulai menjauhi biolanya. Dirinya terlalu membenci alat dengarnya. Sehingga selain disekolah maka ia akan melepas alat bantu dengarnya dan lebih memilih untuk menutup segala akses suara ke indra pendengaran.
Karena itu percuma. Untuk apa mendengar? bila dirimu hanya mendengar segala cemoohan dari orang lain mengenai kamu.
Mungkin ini alasan Tuhan mengambil pendengaran ku. Dia baik karena membantu ku menutup akses kata kata cemoohan itu masuk ke telinga ku.
Hingga kamu datang.
Datang dan menarik paksa alat bantu dengar ku.
Kamu tersenyum dan memberiku sebuah biola.
Kamu memberi ku tanda untuk memainkannya.
Hari itu, di taman sekolah tanpa sadar hanya ada aku dan kamu.
Dan tanpa sadar aku menyentuh biola lagi. Memainkannya dihadapan orang yang tidak aku kenal.
Seperti dulu ayah mengajariku.
Seperti dulu ibu menyemangati ku.Kamu datang dan membuat kenangan ku muncul.
Namun, bedanya itu hanya lah kenangan.
Dan faktanya aku tuli dan kedua orang tua ku telah tiada.Dan sebelum aku mulai memainkannya, aku telah menjatuhkan biola tersebut dan berlari pergi menjauhi mu.
Tanpa aku sadari alat bantu dengar ku masih dalam genggaman mu.
~
Clarine Bercalia
See you in Chapter 1 guys.
Chapter 1 : Murid Baru.
Ig: Sya_hillary
Bye!!!!!
🐚🐚🐚
KAMU SEDANG MEMBACA
Lensa Kamera
Teen Fiction"Rasa aku ke kamu itu kayak lensa kamera. Yang kalo udah fokus sama 1 objek, maka yang lain burem." Ketika awalnya semua monoton aja. Aku yang suka menyendiri, yang merasa orang lain hanya lah suka memanfaatkan. Namun, tiba tiba kamu hadir menarik p...