Ruang Tergelap (2)

875 53 5
                                    

Semenjak kedatangan Anzel seminggu yang lalu, Yuda seakan kembali di hantui oleh mimpi masa lalunya yang kelam. Seperti saat ini, Yuda tengah terbangun dengan napas tersengal-sengal dan keringat yang membasahi tubuhnya.

Yuda menyugar rambutnya kebelakang. Rasa lelah yang ia rasakan seakan tak ada habisnya. Sudah bertahun-tahun lamannya ia mencoba melupakan semua rentetan kejadian masa kecilnya. Terlebih ingatan pada kakak cantik yang selalu menolongnya di saat ia lemah tak berdaya kini sudah tidak bisa ia temui lagi.

Kehilangan orang tua di usia yang sangat belia sangatlah menyediakan. Apalagi jika orang tua yang mengharapkan mu hanya sepihak. Ingatan Yuda kembali terlempar di mana ia selalu menangis karena ayah yang harusnya menghidupi dirinya malah menelantarkannya. Memaksa dirinya berkerja di usia yang masih sangat belia, memukulnya tanpa ampun jika ia tak mendapat banyak uang.

Usia yang masih sangat belia di mana anak-anak hanya tau belajar dan bermain itu, mengharuskan Yuda menjadi mandiri karena kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Ibunya meninggal karena sakit keras dan ayahnya meninggal bunuh diri karena tak sanggup membayar hutang pada rentenir.

Kehilangan kedua orang tua tak lantas membuat hidup Yuda membaik. Ia selalu di kejar-kejar oleh rentenir di setiap minggunya dan berakhir babak belur karena tak mampu membayar hutang. Rumah yang ia tinggali pun raip di jual sang ayah untuk menutupi hutang. Menjadi penjudi dan peminum membuat ayah Yuda menggadaikan rumah mereka satu-satunya untuk kesenangannya semata. Putus sekolah dua tahun membuat hidup Yuda semakin memprihatinkan. Hingga satu malaikat datang dalam hidupnya. Wanita cantik yang mau mengulurkan tangannya untuk membantu Yuda. Membawanya pergi jauh dari kampung halamannya. Tinggal dengan seorang wanita yang baik hati membuat hidup Yuda perlahan membaik. Ia mampu melanjutkan sekolahnya yang sempat terputus.

Namun, semua itu tak berlangsung lama. Kakak cantik yang selalu menemaninya harus meregang nyawa demi melahirkan anak yang di kandungnya. Teringat jelas di kepala Yuda pesan terakhir beliau sebelum melahirkan. Entah, seolah kakak cantiknya itu memiliki firasat bahwa ia akan meninggal. Ia meminta Yuda mencari seorang pria yang Yuda yakin ayah dari bayi yang di kandung kakak cantiknya itu.

Yuda berhasil menemukan pria tersebut bertepatan saat kakak cantiknya itu melahirkan bayi yang ia kandung. Kesedihan kehilangan sosok kakak yang selalu menyayanginya dengan tulus membuat Yuda benar-benar bersedih. Yuda pernah berjanji pada kakak cantiknya itu bahwa ia akan sukses dan akan membahagiakan kakak cantiknya itu berserta anaknya kelak. Belum sempat semua itu ia penuhi, Yuda harus kembali kehilangan orang yang sangat ia sayangi.

Sesak di dada Yuda ketika mengingat almarhum kakak cantik yang selalu ia kunjungi makamnya ketika ia sudah tak mampu lagi menahan kesedihannya. Begitu besar rasa sayang Yuda pada wanita itu yang sudah seperti ibu dan kakak untuknya.

"Yuda kangen banget sama kakak. Kenapa kakak cantik tega tinggalin Yuda sendirian?." Hanya pada kakak cantiknya itu lah Yuda seolah menjadi pria kecil yang manja.

"Putri kakak sangat cantik mirip sepeti kakak. Yuda janji bakal jagain putri kakak seperti apa yang kakak inginkan dulu."

Terbangun pada pukul tiga dini hari membuat Yuda tak bisa kembali tidur. Ia memutuskan untuk menghirup udara segar di luar. Dadanya selalu sesak ketika kenangan menyedihkan itu datang. Hanya dua tahun Yuda tinggal bersama kakak cantiknya itu tapi, dua tahun itu pula yang membuat Yuda mampu menyayangi orang asing dengan sangat besar.

"Kakak mau kemana?" Yuda terkejut mendengar suara yang ia yakin itu Theo.

"Jangan suka bikin kakak kaget. Kamu ngapain jam segini di dapur?" Bukannya menjawab Yuda malah balik bertanya.

"Tadi kebangun haus jadi ke dapur. Gak biasanya kakak bangun jam segini?."

"Kakak juga kebangun tadi, susah mau tidur jadi kakak pengen ke depan cari angin."

GAMERS VS PLAYGIRL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang