Kurungan Ego

750 51 5
                                    

Satu Minggu bukan waktu yang sebentar untuk sebuah perang dingin yang di lakukan sepasang kekasih. Theo menghela napas ketika berpapasan dengan Anzel di koridor sekolah. Pagi ini mereka berdua menjadi siswa-siswi yang pertama menginjakkan kaki di sekolah.

Bukan karena takut di hukum atau karena hari ini hari Senin di mana semua siswa-siswi di anjurkan berangkat lebih awal karena harus mengikuti upacara bendera. Theo datang lebih awal karena harus mempersiapkan properti untuk upacara bendera. Tugas itu di berikan pada Theo semenjak ia duduk di bangku kelas X.

Theo menatap Anzel yang juga menatapnya. Theo sangat ingin mengatakan sesuatu pada gadis itu hanya saja ia merasa ini belum saatnya. Theo juga merasakan tatapan penuh penyesalan dari kedua mata Anzel, sebenarnya hal itu membuat Theo tidak tega.

Untuk sekarang memang kita harus seperti ini dulu, pikir Theo.

Anzel sangat merindukan laki-laki di hadapannya itu. Pagi ini Anzel berangkat lebih awal karena ia bangun lebih awal. Tidurnya seminggu ini sungguh tidak nyenyak, hal itu membuatnya jadi selalu bangun pagi dengan keadaan yang kurang baik.

Dada Anzel serasa sesak ketika melihat Theo yang hanya diam menatapnya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Bibir Anzel terasa kelu hanya untuk sekedar menyapa. Anzel terdiam melihat Theo yang hanya melewatinya. Anzel sudah ingin mengatakan sesuatu namun ia urungkan kala melihat punggung itu berhenti melangkah. Anzel pikir Theo akan mengatakan sesuatu tapi nyatanya laki-laki itu tidak mengatakan apapun dan melangkah meninggalkan Anzel yang menatapnya sedih.

"Gue kangen lo beruang kubub," guman Anzel pelan.

◾◾◾◾

Upacara kali ini terasa sangat menyiksa para siswa-siswi. Hari ini cuaca begitu terik hingga membuat kepala seakan mendidih. Pembina upacara yang tak lain dan tak bukan adalah kepala sekolah kesayang SMA Kencana begitu hikmat menyampaikan pidato tanpa mengerti penderita para peserta upacara yang sudah memohon, merapalkan segala doa untuk segera menghentikan penyiksaan mereka.

"Bused dah, Pak Kepsek bener-bener kalo udah pidato gak liat sikon," keluh Satria yang berdiri di belakang Anzel.

"Anjir, pegel kaki gue, Sat. Pura-pura pingsan ketahuan gak ya?" Tanya Erik sudah tidak kuat. "Gila panas bener ini cuaca pengen pingsan gue rasanya." Lanjutnya sembari mengipasi wajahnya dengan tangan.

"Bapak harap kalian semua dapat mematuhi peraturan sekolah dengan baik, bapak sudah sering mengingatkan kalian untuk tidak melanggar peraturan sekolah. Untuk siswa kelas XII sebentar lagi kalian akan menghadapi try out, simulasi, ujian sekolah, dan ujian nasional. Bapak harap kalian fokus belajar jangan banyak membolos dan melanggar aturan sekolah yang akan memberatkan kelulusan kalian..."

Kepala sekolah terus berbicara hingga kuping terasa sangat panas. Sudah panas terbakar matahari di tambah dengan panas siraman rohani yang tidak tau kapan akan berakhir.

"Pak kepsek seneng banget sih liat siswanya menderita. Siapa pun please hentikan penyiksaan ini," keluh Dodit drama menghadirkan gelak tawa teman-teman di sebelahnya.

"Menderita amat muka lo, Dot." Kekeh Luhan dari kelas XI IPA 4.

"Punyeng pala gue, Han. Panas kuping gue denger si Doraemon ceramah."

Kepala sekolah SMA Kencana memang memiliki perut buncit dengan tinggi standar. Membuat sang kepala sekolah terlihat seperti Doraemon yang bulat di mana-mana.

"Kurang ajar lo sama kepala sekolah gak lulus baru nyahok lo," jawab Luhan masih tertawa.

Brukk!!!

GAMERS VS PLAYGIRL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang