Prolog.

59 11 0
                                    

Aletta terduduk di kursi kaffe, melihat ke arah orang-orang yang sedang bernyanyi di panggung kecil itu. Aletta bosan. Itu yang sedari tadi ia rasakan. Tapi sayangnya dia tak bisa keluar dari kebosanannya yang sudah membuatnya ngantuk itu. Dia harus menunggu pacarnya itu selesai manggung.

Aletta memang punya pacar. Aku gak pernah ngomong, kalau dia gak punya pacar lho... Ha-ha-ha. Ok, ke ceritanya lagi.

"Let, ke club yuk?" Ajak Willy sambil mengemut sedotan minuman nya.

"Nggak! Gue itu masih mau nunggu dion!" Ketus aletta yang membuat Willy memutar bola matanya.

"Dasar payah! Gue tahu kok Lo juga pengen pergi dari sini," gumam Willy sambil kemalingkan wajah nya ketempat lain.

"Apa Lo bilang?"

"Nggak kok, nggak ada kok let. Sensi amat dah,"

"Diem Lo kampret, gak ada yang bolehin Lo ngomong!" Sarkas aletta yang membuat Willy memancungkan bibirnya.

Willy memang sudah biasa dibegitukan oleh aletta. Willy tahu, aletta memang orangnya begitu, bahasanya kadang tak bisa di kontrol sampai kelewatan pun Willy masih mengerti.

"Let, pacar Lo selesai nya kapan sih? Berapa lagu lagi?"

"Gak tahu, kalau mau ke club ya sana." Jawab aletta dengan sangat ketus.

Willy menghela nafasnya. Dia tak suka nongkrong disini, biasanya dia nongkrongnya di club. Kini dia harus terduduk di kaffe, yang isinya sunyi banget.

Tatapan Willy mengedarkan pandangannya. Ia menemukan kaila, mantan dion. Willy menatap curiga kaila, dia... Seperti memerhatikan Dion juga. Tapi disini anehnya si kaila tersenyum lebar ke Dion dengan tatapan mata yang berbinar.

Ada yang tak beres! Willy menyikut lengan aletta. Aletta menoleh, ia memberikan kode ada apa? Lalu Willy menjawab dengan tatapan ke arah kaila. Tentu saja aletta menatap ke arah yang Willy tatap.

Mata aletta menajam ketika menemukan kaila tersenyum lebar ke Dion. Aletta memang sangat tidak suka dengan mantannya Dion itu. Pasalnya kaila itu terkenal genit, sampai mantan-mantan nya sendiri pun menjadi balikkan dengannya. Aletta sadar, dia lebih cantik dibanding kaila. Tapi tetap saja, aletta kalah pintar untuk menggoda seseorang.

"Let, tuh orang mantan nya Dion kan?"

"Udah, gak usah dilihat. Sakit mata gue ngelihat tuh cewek genit,"

Willy hanya terkekeh pelan. Apakah dia salah memberikan informasi ke aletta?

Beberapa menit kemudian, aletta dan Willy menghampiri Dion. Tapi saat mereka hampir sampai di Dion, mereka melihat Dion sudah bercengkrama dengan kaila.

Tatapan mata mereka itu seperti sepasang kekasih. Lampu kuning! Aletta seperti nya akan mengetahui fakta yang bakal buat dia memukul wajah Dion!

"Aletta, kita ke club langsung aja yuk." Ajak Willy, berusaha untuk membuat aletta keluar dari kaffe itu.

Bukannya berjalan menuju pintu keluar, ini malah si aletta berjalan menuju Dion dsn kaila.

"Sayang, kamu jadikan mutusin aletta nenek Lampir itu?" Tanya kaila, itulah yang didengar aletta.

"Iya, tapi maaf kalau lama. Aku kan harus putusin dia pakai alasan,"

"Iya, gak apa-apa kok. Yang penting kamu putusin dia! Udah itu aja, aku cuma pengen itu aja!" Perbincangan mereka itu membuat aletta jijik. Ada rasa sebal, Ingin rasanya ia menyeret Dion!

"Dion?!" Panggil aletta yang membuat Dion dan kaila kaget dan melepaskan rangkulan mereka berdua. Menjijikkan.

"Hai, ngapain disini?" Tanya aletta, sok akrab ke kaila.

Destiny returns to you B (Z)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang