Kepingan masa lalu #2

31 9 1
                                    

Aland melihat aletta dari kejauhan. Aland memutar Balik jalannya ke arah yang tadi. Namun bukan aletta namanya yang tidak mengetahui keberadaan Aland disana, hahaha!!! Aletta sangat geli dengan sikap aland yang satu itu. Dikiranya aletta tak tahu apa jika Aland disana.

"Aland!" Panggil aletta, Aland berhenti.

Aletta berjalan mendekat ke Aland. Aletta tersenyum, Aland menatap aletta bingung.

Aletta menunjukkan pergelangan tangan nya. Aletta tersenyum, ia memamerkan jam tangan dikasih Aland tadi malam. Memang indah jika aletta pakai ditangannya, tapi tetap saja Aland ingin jam itu dipakai Melissa, bukan aletta.

"Cocok gak?"

"Nggak, nggak cocok." Jawab Aland cuek.

Aletta memanyunkan bibirnya. Aland itu memang tipenya, sangat malahan. Tapi aletta bukan tipe Aland sama sekali. Aland itu tipekalnya cewek yang biasa aja penampakannya, baik, gak suka kekerasan, lembut dan tidak membuat onar. Padahal itu semua adalah kebalikan dari aletta tersendiri.

"Kita makan di kantin yuk?" Ajak aletta namun Aland menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku gak bisa, aku mau belajar di rooftop. Lagi pula sekarang belum waktunya aku makan,"

"Kok gitu? Ayo... Gak usah banyak alasan!"

Aletta menarik tangan Aland. Tapi ketika ada kepala sekolah nya menghalangi jalan mereka, akhirnya aletta berhenti.

"Aletta, boleh saya bicara sama kamu?" Tanya Bu gadhis.

"Mm... Nggak bisa Bu. Saya mau ke kantin, saya lapar. Jadi ngomongnya nanti aja ya Bu? Kalau perut saya sudah berisi," aletta kembali menarik tangan Aland namun dihalangi Bu gadhis.

"Yaudah, saya ngomongnya disini aja. Mm..." Bu gadhis malah berhenti bicara membuat aletta menaikan alisnya.

"Jadi kamu tahu kan beberapa Minggu lagi akan ada lomba cerdas cermat Sains dan matematika? Saya mau kamu ikut serta dalam perlombaan itu." Ucap Bu gadhis yang membuat aletta mengernyit.

Kenapa Bu gadhis mengusulkan dirinya ikut serta dalam lomba itu? Aletta tak tertarik dengan lomba itu, biarkan saja anak lain yang ikut serta dengan lomba, jangan dirinya. Aletta tak mau, sungguh aletta tak mau ikut serta lomba itu.

"Gak bisa bu, saya gak tertarik. Lagi pula masih banyak kok murid yang lebih pintar dibandingkan saya," tolak aletta.

"Tapi aletta, tahun kemaren sekolah kalah. Saya gak mau sekolah kalah lagi, sekolah kita ini sekolah yang unggul. Saya gak mau image sekolah unggul itu hilang. Jadi saya minta tolong sama kamu, tolong ikut. Hanya kamu yang berpotensi bisa menang di perlombaan itu."

"Gak bisa bu... Saya gak tertarik, harus saya kasih tahu berapa kali sih Bu? Lagi pula kasih lah peluang sama kelas C dan F. Jangan yang diandalkan kelas A dan B terus, sedangkan kelas C dan F nggak. Udah deh Bu, saya laper." Aletta pun melanjutkan jalannya dengan Aland.

Aland menatap Bu gadhis. Aland tertarik dengan lomba itu, tapi pasti Bu gadhis tidak menyetujui nya. Aland tahu walaupun Aland menang di perlombaan itu, Bu gadhis pun tidak akan bangga dengannya.

[,]

"Aletta! Sini!" Panggil Ethan membuat aletta tersenyum mengangguk.

Aland dan aletta pun kesana. Mereka berdua sudah membawa nampan berisi beberapa makanan dan minuman.

Aletta duduk di dekat Ethan, dan Aland duduk di dekat Willy yang otomatis didepan nya adalah aletta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny returns to you B (Z)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang