Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jelasin ke aku, kenapa kalian ngelakuin ini?"
Gamaliel hampir kejengkal ke belakang gara-gara Julian datang secara tiba seperti Jailangkung.
Jidan juga langsung kesedak bakso sampai harus di tepuk sama Yoman.
"Duduk dulu deh duduk dulu. Jangan emosi dulu." suruh Yoman ke Julian.
Julian mendengus tapi, tetep duduk disamping Geovan.
"Noh, rencananya si Gama. Aku cuman ngikut aja, by. Lagian kan kapan lagi aku bisa sedeket ini ama kamu."
"Cringe anjeng." Protes Jidan sambil ngelempar keripik pisang ke Geovan.
"Kalian lagi rencana apaan sih?"
"Ada deh, kepo nih Rotiboy satu."
Perkataan Gamaliel bikin Julian emosi dan mulai ngemukul brutal, Gamaliel hanya berteriak dan berusaha menghindar tapi gagal. Lagian Julian itu cowok dia punya kekuatan yang setara dengan cowok yang lainnya.
Julian langsung duduk saat puas memukul badan Gamaliel. Gama hanya memijat badannya yang sakit dibantu Yoman.
"Renjun!"
Gamaliel langsung terdiam mendengar nama itu. Gamaliel menatap Julian karena, dia yang memanggil Renjun.
"Sini Njun, duduk bareng aja masih banyak yang kosong."
"Ngga papa kami gabung, Jul?" Tanya cowok berambut cotton candy.
"Gak papa Gen, lagipula meja lain udah penuh."
"Kita duduk disini aja ya, No?"
Yang dipanggil No hanya mengangguk lucu. Mata Gamaliel terus memperhatikan gerak gerik Renjun.
Dari sikap yang gugup dan menunduk ke arah lantai, sampai-sampai Gamaliel ikut menunduk ke arah lantai. Siapa tahu ada uang 100 ribu di lantai.
"Woy, Gam!"
"Ah apaan?" Gamaliel mengangkat kepalanya saat merasakan sebuah tepukan di bahunya.
"Kenalan dulu malah nunduk ke bawah."
"Oh. Gua Gamaliel Jinendra Suryang."
"Reno Delvine Carter, Panggil aja Eno atau Ayen." Ucap lelaki berbehel.
"Nagendra Zayn Maheswara, bisa dipanggil Nagen atau Nana hehe" ucap lelaki berambut cotton candy.
Gamaliel melirik ke arah Renjun seakan menunggu Renjun memperkenalkan diri nya,
Reno yang tahu dari tatapan Gamaliel tentu menyenggol lengan Renjun pelan, Renjun gelagapan.
"H-huang Renjun" Gugup Renjun, Renjun yang merasa diperhatikan oleh empat serangkai itu kembali menunduk ke arah lantai.
