Pembagian kelas di laksanakan di hari pertama MOS. Untuk taun ini mungkin sedikit berbeda dengan isu isu perpeloncoan di kegiatan MOS SMA.
Secara fisik memang para siswa baru tak di bully dengan kekerasan oleh para senior. Tapi entah mengapa tetap saja Clara mereasa lelah secara fisik. Bahkan psikis karna ia selalu kedapatan menguap di setiap kegiatan.
Di hari pertama hanya suara peluit dan teriakan para senior yang terdengar. Dan itu sangat membosankan. Juga berisik. Para siswa baru harus berlari untuk berkumpul. Dengan alasan agar mereka disiplin dalam menggunakan waktu.
Setiap memberikan perintah mereka akan membunyikan peluit sesuai dengan aturan yang mereka gunakan. Baik itu berkumpul, bubar, atau yaaa menegur anak anak baru yang memang ingin mereka tegur.
Seperti Clara saat ini. Sebuah tatapan tajam menusuk matanya. Ia sedikit menunduk. Kali ini Clara sedikit maju beberapa langkah di depan siswa baru yang sedang berbaris.
"Tau kesalahan kamu?" Sebuah suara tegas memaksa Clara lebih menundukkan lagi kepalanya
"Hmmm ...maaf kak" ucap Clara pelan
"Jawab yang benar saya tanya, tau tidak kesalahan kamu apa ?"
Clara hanya bisa diam. Ia kesal. Takut dan malu pastinya.
"Kamu ngantuk?!!" Tanya seorang komdis lainnya.
Nyali Clara semakin ciut.
"BEGADANG kamu ?" Kini seorang komdis laki laki ikut mengintrogasi nya. Suaranya sangat berat dan menakutkan. Clara tak berani menatap.
"JAWAB!!" Kali ini jantung Calara siap melompat dari tempatnya.
"Maa..maaf kak saya tidur terlalu larut" akhirnya Clara menjawab dengan nafas yang tertahan. Mau tidak mau kepalanya sedikit terangkat dan melihat seseorang di hadapannya. Tepat di depan wajahnya.
Setelah kejadian memalukan tadi Clara tak sanggup mengeluarkan senyumannya. Ia sangat malu dan kesal.
Seseorang menepuk bahunya "Hei Ra! Wah gila sih kamu. Bisa bisanya tidur pas kegiatan"
"Hey! Aku ga tidur tau"
"Dih orang jelas jelas kamu nguap terus sampe di marah marahin kayak gitu"
"Udah deh..aku lagi bete nih"
Dewi terkekeh mendengar suara lesu dari sahabatnya itu. Ia sangat mengenal Clara. Si gila drakor. Sudah pasti Clara terlambat tidur karna keasikan nonton drama favoritnya seperti biasa.
Waktu sekarang menunjukan pukul 09.30 WIB. Dan seluruh siswa baru sudah berkumpul di kelas masing masing sesuai dengan instruksi yang sudah di berikan.
Entah ada apa dengan nasib Clara hari ini. Setelah semua ketidak beruntungannya sejak pagi. Kini ia menghela nafas panjang setelah berada di sini. Di kelas yang bahkan tak pernah ia bayangkan.
Sebuah kelas dengan ruangan yang memang cukup luas. Tapi yang baru ia tau bahwa kelas ini adalah kelas bekas perpustakaan yang digunakan sementara selama pembangunan area depan gedung sekolah baru. Dan sialnya posisi kelas ini tepat di samping toilet siswa. Di pojok sekolah bahkan bangunan paling belakang. Waaahh....luarbiasa. siswa baru yang harusnya menikmati awal mula masa SMA yang riang gembira di tempatkan di gedung lama yang jauh dari harapannya.
Apesnya lagi tak ada satupun siswa yang ia kenal di kelas ini!!!!
Clara mengambil tempat duduk paling depan dekat pintu masuk kelas. Fikirnya, ini adalah tempat strategis. Tidak terlalu menonjol dan ia bisa dengan mudah memperhatikan keadaan di luar kelas saat pintu terbuka lebar. Daripada ia harus mengambil barisan paling kanan dekat jendela yang pemandangan nya pun langsung menuju tembok tinggi pembatas sekolah. Sunggu menyedihkan melihat posisi kelasnya saat ini.
Satu jam pertama. Kelas di isi dengan perkenalan dan pengarahan dari anggota OSIS pendamping kelas.
Clara berada di kelas 10-3. Dengan jumlah siswa 20 orang.Kini di depannya berdiri tiga orang anggota OSIS. Kak Linda, Kak Bayu dan Kak Eka. Mereka cukup menyenangkan. Di awali dari perkenalan hingga pengarahan intra sekolah. Hingga tiba pada waktu break. Para anggota OSIS itu pun meninggalkan dan memberi waktu para siswa baru untuk beristirahat sejenak tanpa meninggalkan kelas. Beberapa anak yang sepertinya sudah saling kenal mulai berbisik bahkan mengobrol.
Clara bingung. Tak ada yang ia kenal di sini. Lalu sebuah suara mengenyahkan lamunan Clara. Ia lupa bahwa ada seorang gadis yang duduk di samping nya.
"Hei..kenalin, aku Dara" ucap gadis itu sembari tersenyum riang.
"Kamu pasti bukan dari daerah sini juga ya. Kayaknya ga ada anak yang kamu kenal di sini"Clara menganggukan kepala. Lalu ia melihat bet sekolah di baju Dara. Dan terlihat nama sebuah sekolah SMP yang tak pernah ia dengar.
Sadar di perhatikan Dean langsung tersenyum.
"Aku pindah kesini beberapa hari yang lalu. Salam kenal. Semoga kita bisa akrab ya Clara" ucap Dara sambil melirik pada name tag yang aku pakai.
Clara tersenyum. Ia bersyukur bukan hanya dia yang kebingungan karna tak ada seorangpun yang ia kenal. Sekolah SMP Clara memang terbilang jauh dari SMA 1. Apalagi rumahnya. Ia butuh 20 menit menuju sekolah dengan sepeda motor dan 30 menit dengan angkot itupun jika angkot berjalan tidak seperti siput. Maka dari itu teman satu SMP nya pun bisa di hitung dengan jari di sekolah ini. Termasuk Dewi yang sekarang duduk di kelas 10-4
Jika pertanyaan nya kenapa ia jauh jauh harus bersekolah di sini ?
Jawabannya..entahlah... Ia lupa bagaimana ia bisa masuk kesini. Yang ia tau sekolah ini cukup terpandang baik di antara sekolah lainnya.Walaupun ia harus terpisah jauh dengan 4 orang sahabat satu geng nya semasa SMP nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See Me ?
Teen Fiction13 Juli Beberapa hari yang lalu adalah ulang tahunku ke lima belas. Aku menatap barisan buku di hadapanku. Rasanya aneh. Kini aku harus memulai semua hal dari titik yang berbeda. Ku langkahkan kakiku keluar kamar. Ibu sedang memasak makan...