MSR-Chapter 2

38 7 0
                                    

~Apapun yang terjadi pada kehidupanmu, ikuti saja alurnya. Dan percayalah, bahwa segala sesuatu yang terjadi selalu ada hikmah dibaliknya~ Adara Alula.

●●●●

"What?! kamu jangan bercanda ya sayang. Apa-apaan sih kamu tuh"

"Aku cuman mau ngasih tau kamu itu dulu, nanti aku jelasin lagi setelah kamu pulang dari New York ya.."

"Engga hiks.. kamu pasti bercanda kan hiks.."

Sang penelfon menghembuskan nafasnya kasar sambil meraup wajahnya frustasi.

"Alesha Yonada sayang.., dengerin aku dulu. Aku sekarang mau ikut Papa ada urusan. Nanti kamu pulang dari New York aku jemput, terus kita ketemuan dan bahas ini semua. Okey?" Altair bertanya kepada Alesha, kekasihnya dengan nada suara lembut. Karena ia tahu bahwa saat ini kekasihnya itu sedang dalam mode marah besar dan sangat terkejut setelah mengetahui bahwa dirinya dijodohkan.

"Kenapa hiks.. ba-baru kasih tau sekarang sama aku hiks.."

"Aku gamau kamu denger dari orang lain nantinya, seenggaknya aku udah kasih kamu kabar ini dan setelah itu bakal aku jelasin setelah kita ketemu. Aku mau ke rumah cewek itu sekarang sama Mama Papa, sampai nanti ya sayang.."

"Tuhkan kamu mau ketemuan sama cewek itu ah!" geram seorang lerempuan di seberang telfon sana.

"Iya, aku duluan ya sayang. Love you.." saat dirasa sudah tak ada jawaban dari Alesha, Altair mematikan sambungan telfonnya sepihak. Untuk menghindari perdebatan dan tentunya membiarkan kekasihnya itu untuk sendiri.

Setelah persetujuan dari kedua pihak, lebih tepatnya satu pihak dan pihak yang lain harus mengikuti kemauan orang tuanya itu, sekarang Altair akan menuju ke rumah Ara. Tentunya untuk membahas pernikahan mereka yang akan diadakan 2 minggu kedepan ini. Sungguh! perjanjian konyol itu sangat membuatnya frustasi sekarang. Jika bukan karena permintaan Oma-nya yang amat ia sayangi, Altair tidak segan-segan untuk menolak mentah.

Ya perjanjian itu dibuat oleh Kakek Ara dan Oma Altair. Mereka membuat perjanjian ingin menjodohkan kedua anaknya kelak jika mereka berjenis kelamin berbeda. Tapi ternyata terlahirlah dua lelaki tampan yang berkharisma yaitu Leonardo dan Revando. Akhirnya mereka sepakat untuk menjodohkan cucu mereka saja dikala itu. Dan disaat kehamilan kedua Viona dan pertama Yasmin, mereka sangat bahagia. Ya! Viona mengandung seorang anak laki-laki, dan Yasmin mengandung seorang anak perempuan. Sudah beribu-ribu kalinya Altair menolak hal ini, tapi takdir berkata lain. Yang mengharuskan ia mengikuti Leo untuk datang kerumah Ara.

Setelah dirasa cukup untuk penampilannya kali ini, Altair meninggalkan kamarnya dan turun kebawah. Dengan balutan kemeja biru tua tanpa dasi, celana panjang berwarna senada, lengannya yang sengaja ia gulung sampai siku, dan tak lupa rambut klimisnya tentu saja menambah kadar ketampanannya. Tentu saja ia berdandan demikian bukan tiada maksud apapun. Justru penampilannya yang akan mendukung aksinya kali ini.

Setelah sampai di kediaman Candranata, Altair keluar dari mobilnya. Menatap terkejut rumah yang ada di depannya ini. Really? Oh my Gosh! Ia hanya menebak dikala berdebat dengan Leo kemarin, tetapi siapa sangka bahwa rumah Ara terlampau dari kata sederhana dalam hidupnya. Rumah tanpa pagar, pintu yang terlihat sedikit usang, kira-kira besar pintu itu sama seperti besar jendela di rumahnya. Ada taman kecil di samping rumah itu, tapi tetap saja hanya taman kecil yang ditumbuhi rerumputan liar serta bunga-bunga kotor. Sungguh sangat berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkan Altair sebelumnya. Jika dia mengetahui hal ini sebelumnya, mungkin dia akan menyetujui rencana teman-temannya yaitu kabur dari Indonesia atau bahkan bunuh diri ditengah jalan agar mati sekalian. Tapi dirinya tak berpikir sejauh itu. Ia masih memikirkan orangtua, kakak, dan tak lupa kekasih yang amat ia sayangi.

Altair tersadar dari lamunannya setelah ada yang menepuk pelan pundaknya. "Mama.."

"Kamu lamunin apa, ayo masuk!" titah Viona dan merangkul lengan kekar anaknya. Mereka hanya datang bertiga, tanpa Nicha. Karena saat ini Nicha sedang ada jadwal pemotretan di Bali bersama pacarnya, Reynand.

Setelah pintu terbuka, Altair melihat seorang lelaki paruh baya berbincang kepada Leo lalu masuk kedalam rumah minimalis itu. Diikuti dirinya dan juga Viona.

"Eh, Vi! Lama ngga ketemu ih, kangen bangettt" kedua wanita itu sedang bersalaman dan tak lupa ritual cipika cipiki ala ibu-ibu jaman sekarang.

"Kamu apa kabar, sama udah lama ya." sahut Viona dengan senyum yang tak kalah lebar.

Sebenarnya Altair bingung dengan seorang perempuan. Hanya beberapa bulan tidak bertemu saja sudah heboh. Dirinya pernah ditinggal sahabat kecilnya hampir 3 tahun, tapi saat bertemu reaksi mereka tidak seheboh Mamanya dan juga wanita didepannya ini.

"Ini pasti Altair ya? Udah gede aja.." Yasmin menatap Altair dari atas kebawah sambil tersenyum. Altair yang dilihat seperti itu hanya tersenyum kikuk, bingung mau menanggapi apa.

"Yaudah sini-sini silahkan duduk. Sayang, panggilin Ara diatas ya." setelah mengatakan itu, Revan kembali berbincang dengan Leo dan Viona. Seakan-akan lupa bahwa tamu spesial hari ini adalah Altair. Jadi Altair memutuskan bermain hp. Tapi baru ingin mengambil hp nya, ia melihat seorang perempuan manis turun dari tangganya. Dengan balutan dress sederhana, rambut yang sengaja diurai, mampu menghipnotis Altair untuk beberapa saat. Setelah ia tersadar apa yang dipikirkannya, ia menggelengkan kepalanya samar. Inget, Al! Dia ngga ada apa-apanya sama Alesha.

"Hai Ara, yaampun cantik banget sayang.." tiba-tiba saja Viona sudah ada didepan Ara dan memeluknya. Padahal masih beberapa detik yang lalu Mamanya ada disebelahnya berbincang dengan Revan. Dasar perempuan!

Tepat pukul 20.00, mereka menyelesaikan ritual makan malamnya. "Jadi, bagaimana?", seketika raut Revan langsung berubah serius dikala Leo berkata demikian.

Revan tersenyum dan menjawab, "Ara kemarin sudah memutuskan, dia setuju dengan perjodohan ini," Yasmin mengelus pelan rambut putrinya dan tersenyum lebar. Begitu juga Viona dan Leo, Altair hanya memasang wajah datarnya.

Yasmin menoleh kedepan dan tersenyum pada Altair, "Kalau nak Altair, gimana?"

Sebenarnya Altair bingung ingin tetap menolak perjodohan ini, atau menerimanya dengan tentunya sebuah tujuan tertentu. Meskipun rencana Altair kali ini sudah direncanakan secara matang, tetap saja masih ada kekhawatiran dihatinya. Kekhawatiran bila rencananya tidak semulus dugaannya karena beberapa faktor. Mungkin dia akan menyukai gadis di depannya ini karena terikat hubungan sakral dan juga terbiasa berinteraksi dengannya. Bukannya cinta bisa datang karena terbiasa? Itu mungkin saja, ya itu sebuah kemungkinan. Kemungkinan yang takkan pernah terjadi! tepis Altair dalam hatinya.

"Al..?" Leo membubarkan lamunan Altair kali ini.

"Altair mau, Altair setuju kok sama perjodohan ini." Viona tersenyum senang begitu juga Yasmin. Sedangkan Leo terkejut untuk beberapa saat, tetapi ia masih bisa menutupi dengan raut wajah datarnya itu. Sebelumnya memang Leo sudah memaksa putranya habis-habisan bahkan sampai mengancamnya bila tidak menerima perjodohan ini akan disita semua fasilitasnya. Tapi tidak luput dari hal itu, Altair adalah orang yang nekat dalam hal apapun. Ia kira kali ini putranya akan nekat dan menolak mentah-mentah didepan keluarga sahabatnya ini. Mengingat bahwa Altair sudah memiliki apartemen dan usaha cafe sendiri sehingga pencabutan fasilitas tidak akan memengaruhi kehidupannya kedepan. Ya meskipun hidupnya akan digantungkan pada cafenya sendiri.

"Dari pihak orang tua akan melangsungkan pernikahannya 2 minggu kedepan. Untuk urusan yang lainnya, biar kita yang handle, kalian berdua nggausah terlalu memikirkan santai aja tapi pasti."

"Kalian tetap sekolah seperti biasa," lanjutnya lagi.

Mungkin memang seperti ini takdir yang sudah digariskan untuk Adara Alula Candradinata. Dia hanya berperan sebagai pemain tokoh disini. Tidak ikut andil dalam penentuan nasibnya.

Setelah pernikahan tolol itu, liat gimana kelanjutan hidup lo dasar cewek cupu!

@nafasalsaa

My Secret RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang