MSR-Chapter 3

32 7 0
                                    

Mungkin terdengar aneh, kamu dijodohkan dijaman yang telah modern ini. Lebih parahnya dengan seorang yang tak kamu kenal. Hanya mengetahui fakta bahwa ialah teman sekolahmu.

Ya! setelah Ara tau bahwa yang dijodohkan dengannya adalah Altair Andromeda Rouxen, dia sangat terkejut. Dijodohkan dengan anak pemilik kampus swasta terkenal. Seorang lelaki tampan rupawan, kaya raya, dan jangan lupa dengan fans-fansnya yang bertebaran diluar sana. Ara sangat bahagia, tentunya, dijidohkan dengan seorang lelaki rupawan seperti Altair. Tetapi, ada satu yang membuat dirinya takut atas keputusan itu. Jika saja hampir 85% siswa disekolahnya, Brilliant International High School mengidolakannya, bagaimana kehidupannya mendatang? Apakah ia akan siap untuk mendapatkan makian dari sekian banyak orang karena tak pantas menikah dengan anak pengusaha ternama di Indonesia? Belum lagi penggemar-penggemar yang ada diluar sekolah. Huh memikirkannya saja sudah membuatnya pusing!

Setelah pertemuan dari kedua belah pihak kemarin malam, Ara menjadi sering melamun. Dia semakin memikirkan bagaimana nasib kehidupannya mendatang.

Lamunannya terhenti karena ada suara yang menginterupsinya. "Ra! kok ngelamun lagi sih lo," ucap seorang perempuan disampingnya.

"Ngga papa kok, Bel. Lagi ngantuk aja ini," jawabnya lesu. Dia adalah Sabelia Maria, sahabat yang sudah dianggap sebagai saudara bagi Ara. Sabel adalah teman lamanya sedari kecil. Dulu saat berumur 7 tahun, mereka bertetangga. Hingga pada umur 14 tahun Sabel dan keluarganya harus pindah keluar kota karena pekerjaan orang tuanya. Tapi mereka bertemu kembali saat SMA. Dan siapa sangka bahwa mereka akan sekelas seperti sekarang ini.

Sabel yang mendengar jawaban Ara hanya menganggung-angguk dan kembali memakan pentol basonya. Terdengar riuh murid-murid di kantin secara tiba-tiba. Ara hanya menoleh sebentar lalu kembali memakan baksonya yang mulai dingin karena ditinggal melamun. Sedangkan Sabel yang sudah hafal apa sebab murid-murid perempuan itu berkumpul di pintu masuk kantin ikut berdiri dan menyaksikan.

"Aduhh bebebku makin hari makin mening aja. Tuh muka ngga ilang gantengnya apa padahal tiap hari dibasuh," Ara yang mendengar itu mengernyit bingung. Apa hubungannya muka yang tampan dan cuci muka setiap hari? Bukannya Prince Mateen juga pasti cuci muka setiap hari? Bahkan artis korea Song Jong Ki selalu membasuh mukanya dengan susu setiap malam. Malah hal itu yang menambah kadar ketampanannya.

Baru saja Ara akan menyuapkan pentol kedalam mulutnya, tiba-tiba Sabel memukul dan menggoyangkan bahunya cukup kencang. Ara yang sedang dalam mood buruk pun menghempaskan tangan Sabel sedikit keras. "Apaan sih, Bel! Sakit tauk," katanya dengan muka cemberut.

"Hehe maapin Cabel," balasnya sambil menyengir kuda memperlihatkan gigi gingsulnya. "Tuh tuh liat! My Prince Charming barusan potong dan ganti gaya rambut. Duh tambah ganteng aja calon jodoh hamba ini Tuhan," timpalnya lagi dengan wajah kesemsem. Tak lupa dengan tangan menyangga dagunya, dan kepala digelengkan kekanan dan kekiri. Kalau saja bukan sahabat kecilnya, mungkin Ara sudah menonyor dan bergidik jijik pada Sabel.

"Kok diem aja sih, Ra!"

"Males. Lagian ngga jelas ngefans kok sama temen satu sekolah. Sama siapa gitu, kayak Prince Mateen contohnya." ucapnya sambil tersenyum membayangkan wajah Prince Mateen.

Suara riuh piuh ciwi-ciwi di kantin perlahan menghilang. Pantas saja, Prince Charming nya lagi anteng makan di kursi kedudukannya. Yap! tentunya bersama 4 temannya yang lain. Ridho, Aldin, dan si kembar Dido Miko. Perlu diketahui juga, bukan sembarang orang yang dapat berteman dengan keluarga seorang Rauxen.

Ridho, anak pengusaha terkenal di Indonesia. Salah satu sahabat Altair sedari kecil. Lebih tepatnya juga seorang saudara. Kakek Ridho adalah adik dari Nenek Altair. Jadi bukan suatu kebetulan kalau Ridho Hasnatama juga memiliki paras yang rupawan.

Aldin, lelaki periang dan ceria. Sikap ramah tamahnya membuat orang-orang mudah bergaul dengannya. Dengan gelar anak pemilik Brilliant International High School, tidak membuatnya menjadi sombong dan angkuh.

Si kembar Dido Miko, ah yang satu ini mungkin baby twins dan playboy twins adalah julukan yang tepat. Meskipun diantara sahabat-sahabatnya si kembar inilah yang paling tua, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa wajahnya itu masih cute seperti bayi. Mungkin itu karena kebiasaan Rebecca, Mama si kembar yang selalu melakukan perawatan setiap seminggu sekali. Mengingat Rebecca adalah pemilik Recca's Salon & Spa. Oh ya! jangan lupa juga sifatnya yang suka merayu perempuan membuat fans nya tak kalah banyak dengan Altair.

Cukup-cukup perkenalannya. Balik ke story dong!

Hanya membutuhkan 15 menit bagi Sabel untuk menghabiskan makan siangnya kali ini. Sebab karena tadi pagi Sabel bangun kesiangan sehingga belum mengerjakan hm, lebih tepatnya menyalin tugas agamanya hari ini.

"Ayo cepetan Ra! 10 menit lagi bel nih" kata Sabel yang sudah berdiri dari tempat duduknya sambil menghentak-hentakan kakinya.

Ara yang sedang memakan baksonya kali ini tidak dapat menikmatinya. Selain ingin menikmatinya, Ara juga tidak bisa makan dengan cepat seperti Sabel. Entah bagaimana Sabel bisa memakan bakso hanya dalam waktu 15 menit. Apakah perempuan itu menelan bakso tanpa mengunyah? pikir Ara.

"Iyha inghi kuwang dhuwa nigh," ucapnya yang tak jelas karena ada bakso yang memenuhi mulut mungilnya.

"Langsung aja dimakan ntar dikunyah di jalan aja, keburu masuk nih, Ra!" omel Sabel lagi sambil menggerutu melihat jam di pergelangan tangannya.

"Oh my gosh! Ara! Can you see what time is it now?!" ucapnya berteriak yang membuat hampir seisi kantin menoleh kearahnya. Termasuk geng nya Prince Charming tuh. Namun tampaknya mereka tak sadar. Karena yang satu sibuk dengan baksonya, dan yang satu sibuk melihat jam di tangannya. Dengan tanpa berpikir dua kali, Sabel mengambil alih garpu dari tangan Ara. Menusuk dua bakso Ara yang tersisa sekaligus, lalu menatap Ara dengan intens.

"Bhel, ghue bhelum helesai ma-" ucapannya terhenti karena Sabel dengan seenak jidatnya memasukan bakso itu ke mulut Ara yang masih penuh.

"Udah kunyah aja dijalan. Yuk ke kelas!" tanpa menunggu Ara menjawab Sabel sudah menarik tangan Ara menuju ke kelas. Karena tergesa-gesa dan keadaan mulut yang penuh, Ara tidak fokus melihat ke depan. Hingga tak sengaja ia menabrak bahu seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Ara sadar bahwa yang ditabraknya adalah seorang lelaki, karena ia sempat menoleh ke belakang sebelum terhuyung ke depan.

"Brakk!" Ara terjatuh dengan posisi kaki ditekuk mirip suster ngesot dengan kondisi wajahnya merah padam menahan malu. Di detik berikutnya, ia tersedak sambil menunduk karena bakso yang ada di mulutnya tadi tertelan dengan sendirinya tanpa dikunyah.

"ASTAGA ARA!" pekik Sabel sambil berteriak kencang. Dengan cepat Sabel mengambil teh yang isinya tinggal setengah diatas meja disamping Ara terjatuh dan memberikannya pada Ara. Karena memang dirinya sangat membutuhkan air, tanpa babibu Ara menerima teh tersebut dan meminumnya hingga tandas. Setelah sadar apa yang telah dilakukannya, Ara mendongak ke arah Sabel. Lalu melihat gelas yang dipegangnya, di detik berikutnya ia melirik keatas dan mendapati wajah Altair yang dingin disertai tatapannya yang tajam. Sudah pasti teh manis yang barusan diminumnya adalah milik Altair. Karena Altair tepat disamping atasnya, dan gelas teman-temannya ada di depannya masing-masing.

Sabel yang belum paham maksud Ara mengikuti pandangan Ara yang sudah pucat pasi. Seketika mata Sabel membulat terkejut sama seperti Ara.

Seketika seisi kantin yang awalnya riuh menjadi sepi menatap Ara dan Sabel.

"Matih lo Ra, matih.." gumam Ara yang hampir tak terdengar sama sekali.

next nexxtt ---»

My Secret RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang