Sosok

943 64 10
                                    

Please play on the video so u can get more experience when u read this chapture.




Sayap!!
.
.
.
.
Kenapa dia terlihat menyeramkan?!!
.
.
.
.
Gawatt!! Apa aku bermimpi??!!
.
.
.
.

Aku menepuk kedua pipiku berkali - kali dengan telapak tanganku. Tubuhku tiba - tiba menjadi berat sehingga aku tak bisa bergerak cepat, apa karena aku ketakutan?

Oi... dimana Eirwen yang berwajah datar tapi masih memberi aura positif?? Apa - apaan dia itu?? Sayap yang terbuat dari darah huh?? Kalau iya dia memang bukan manusia.... tapi adakah vampir mempunyai sayap seperti itu huh??!!

Tubuhku terus bergerak menjauhi pria itu.. entah mengapa tubuhku agak susah digerakkan. Tak terasa aku sudah terpojok dan tak bisa kemana - mana.

Eirwen tersenyum lebar ke arahku tapi.. senyumannya itu tak bisa disebut senyum, anggaplah dia sedang menyeringai ke arahku? Lihat tatapan matanya itu, dia seperti singa yang kelaparan dan siap menerkamku kapan saja. Situasi apa ini?? Aku tak mengerti... Apa teman - teman Caton begini semua huh?

Sial!! Dia terus saja mendekatiku. Kulihat sayapnya perlahan - lahan memudar kemudian dia mendarat tepat di hadapanku. Tubuhku bergidik ngeri dan kaku seolah - olah dia membekukanku dengan keberadaannya.

Dia mulai membelai suraiku yang menutupi sebagian wajahku. Jujur saja, aku menutupi wajahku dengan rambutku agar tidak terlalu takut, tapi dia malah...

"Aku lapar..."

Huh?

"Bolehkah aku memakanmu... Elmo~?"

TUNGGU!! Apa dia ini?!! Arghh aku tidak bisa berpikir .

Kupeluk diriku semakin erat agar dia tak dapat mengotak atik tubuhku. Perlindunganku memang tak sekuat perisai, tapi setidaknya itulah dapat mengurangi rasa takutku.

Eirwen hanya tertawa kecil melihat tingkahku yang sedang berusaha melindungi diriku. Dia merangkak dan mengungkung tubuhku layaknya seorang dominan. Aku mulai panik saat dia mencoba merusak perisai perlindunganku. Perbedaan kekuatan kami begitu jauh, hal.itu dapat dilihat dari ukuran tubuh kami. Entah kenapa dia bisa sekekar dan setinggi itu di umur 20 an?

Nafasnya terasa lebih dingin ketimbang sebelumnya. Apa karena udara malam ini? Tapi tak sedingin nafasnya ini.

Dia mulai menarik lengan bajuku keluar sampai ceruk leherku bagian kanan terekspos jelas. Tangannya mulai mengelus leher dan pundakku, aku sedikit geli dengan sentuhannya apalagi tangannya sangat dingin.

"O-oi.. Eirwen kau kena-"

"Diam."

Ucapan yang singkat tapi dingin disertai tatapan mata tajam yang menyala - nyala, membuatku bergidik ngeri seolah - olah aku telah menganggu makan malam sang raja hutan.

Dia mulai menghirup leherku dalam - dalam, seakan - akan baru saja menghirup udara segar dari leherku. Tak hanya itu lidahnya juga mulai nakal, jujur saja ini aneh aku mulai merasakan sensasi aneh. Sepertinya dia benar - benar kelaparan huh? Lihat lidahnya menjilati leherku dengan jilatan yang sensual.

Aku yang sibuk mengatasi sensasi aneh yang kurasakan di tubuhku. Tiba - tiba saja ada benda tajam yang menusuk leherku dan menyedot sesuatu. Aku merasakan ada yang aneh dengan leherku ini, aku menengok ke bawah ke arah Eirwen yang sedang menyedot darahku.

Tunggu... menyedot darahku??

Aku menyadari akan hal itu langsung mendorong tubuh Eirwen agar menjauh dariku. Tapi hasilnya nihil, Eirwen lebih kuat dan dia malah memperdalam gigitannya padaku.

[BL] Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang