Dua Titik

836 56 0
                                        

Hari telah berganti..
Sang surya mulai menampakkan dirinya di langit. Sinarnya yang agung menerangi seluruh ruangan yang ada di bumi. Panasnya yang menghangatkan bumi setelah melewati malam yang dingin. Cahaya - cahayanya memasuki celah - celah kecil kamar mewah seseorang. Ada seorang laki - laki remaja yang tertidur pulas di atas ranjangnya yang besar dengan sprei yang terlihat mahal. Matanya dibelai oleh cahaya sang surya, membuat anak adam itu mengerjapkan matanya, lalu bangunlah ia dari alam mimpinya.

Terlihat postur tubuhnya yang sedang dalam proses pubertas, kelak dia akan menjadi pria yang menjanjikan untuk masa depan. Di dahinya terdapat benda asing yang tertempel, rambutnya yang terlihat acak - acak disisirnya perlahan menggunakan jari - jemarinya.

Elmo menyadari bahwa tidak ada siapapun disana kecuali dirinya. Hanya seorang diri di kamar yang mewah dan besar. Dia bangkit dari tempat tidur untuk mencari seseorang. Sebelum itu ia pergi menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukanya yang terlihat kusut.

Ketika Elmo membasuh mukanya dengan air di wastafel, dia merasakan ada benda asing di dahinya. Dia tidak menyadarinya daritadi, padahal dihadapannya terpampang cermin yang cukup besar. Dirabanya plester putih besar yang menempel di dahinya lalu Elmo melepasnya.

Rupanya benda itu adalah sebuah plester ber-gel untuk meredakan demam. Apa dia demam semalam?, dia lupa apa yang terjadi kemarin.

Kemudian Elmo merasa sedikit gatal di sekitar ceruk lehernya. Rasanya seperti digigit serangga. Elmo menggaruknya pelan dengan jarinya lalu ia merasakan hal yang aneh, sehingga dilihatnya dari cermin. Bentuk gigitannya cukup besar, ada banyak garis - garis yang melingkar tapi ada dua titik yang menonjol dan sepertinya lehernya terluka. Untunglah luka itu sudah kering.

Akhirnya Elmo menyadari ada yang ganjil. Entah mengapa dia langsung memikirkan Eirwen (?)

**

Elmo berlarian di koridor, kedua kakinya dengan lincah menuruni tangga dengan cepat. Para pelayan disana sampai dibuatnya menggelengkan kepalanya, ya itu karena... apakah sopan untuk berlarian di rumah orang di pagi hari?

Salah satu pelayan menghampiri Elmo yang sedang kebingungan. Sepertinya dia mencari sang Tuan Muda.

"Selamat pagi Tuan Alverne, ada yang bisa saya bantu?" Seorang pelayan wanita datang menghampiri Elmo dan menawarkan bantuan.

"Oh.. pagi em-?" Elmo bingung harus memanggilnya dengan sebutan apa, karna dia tak mengetahui nama pelayan itu.

"Betapa tidak sopannya saya. Nama saya Maria, tuan."

"Em.. aku- eh maksudku, saya Elmo. Panggil Elmo saja tidak perlu embel - embel seperti itu." Ucapnya sambil garuk - garuk kepalanya yang tak gatal.

"Baiklah Tuan Elmo, ada yang bisa saya bantu?"

"Ahhh kubilang untuk tidak memanggilku tuan... , ah lupakan! Aku eh- saya mencari Eirwen, apa kau tahu dia ada dimana?"

"Tuan muda sedang sarapan di ruang makan." Jelas Maria dengan nada yang sopan.

"Bisa bawa aku kepadanya?"

"Tentu tuan.. tapi anda harus memakai luaran untuk menutupi piyama anda."

Betapa malunya Elmo yang masih memakai piyama. Dia lupa tata krama kalau berada di rumah orang. Piyama hanya boleh di ruangan kamar saja. Kemudian Maria memberikan jubah luaran berbahan satin berwarna biru tua pada Elmo. Segeralah dipakainya luaran itu dan mengikuti Maria.

[BL] Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang