besoknya chaca sama haechan kayak biasa lagi. ngga marahan atau ngejauh, masih sama kayak biasanya. chaca bukan tipe cewek yang gampang ngambek dah haechan juga bukan tipe cowok yang suka memperpanjang masalah.
hari ini mereka berangkat sekolah bareng, tentunya pake motor.
"kamu sakit? " tanya haechan waktu liat chaca pake hoodie.
"ngga kok. "
"tumben pake hoodie. "
"lagi pengen, jarang dipake juga. "
haechan masih sama kok dia suka bercandain chaca, suka gombal, berisik juga tapi chaca disini yang sedikit beda.
haechan juga udah nyadar dari sebelum mereka berangkat. dari mulai chaca yang berangkat pake hoodie sampai sekolah ga dibuka, chaca yang sedikit diem sama gamau pergi ke kantin.
tapi haechan diem aja soalnya dia pikir ini cuman perasaannya haechan doang.
tapi makin lama haechan juga curiga sama chaca. bukan curiga sih tapi lebih khawatir, takut chaca kenapa-kenapa.
contohnya aja waktu temennya chaca ngajakin chaca ke kantin dia malah nolak, alasannya males. padahal dia ga bawa bekel makan dari rumah, dan pastinya juga haechan tau kalau chaca belum sarapan dirumah.
akhirnya haechan inisiatif sendiri buat beli makanan buat chaca.
"nih. "
"apa? "
"makan. kamu belum sarapan dirumah, kenapa gamau ke kantin? " tanya haechan, dijawab gelengan sama chaca.
"kamu sakit? atau ada masalah? " tanya haechan sekali lagi, tapi chaca masih jawab sama gelengan.
haechan ngga ada niat buat nanya atau maksa chaca buat cerita. dia nunggu chaca yang siap buat cerita.
dari tadi juga haechan main game tapi duduk nya didepan chaca, kalau chaca sendiri dia lagi makan makanan yang dibeliin haechan.
sampai akhirnya haechan denger suara rintihan dari chaca.
"aw. "
"kenapa? " tanya haechan.
"gapapa chan. "
padahal haechan jelas liat tangan chaca tadi kegesek sama meja. dari sini haechan yakin ada yang ga beres sama chaca.
sampai pulang sekolah juga haechan jadi jarang bercanda sama chaca soalnya chaca lebih milih diem. haechan juga gamau ngejailin chaca, takutnya dia malah kesel.
pulang sekolah ini haechan ada rencana ngajak chaca ke salah satu cafe yang haechan yakin chaca bakal suka. tapi diliat dari muka chaca yang kayak gaada gairah hidup, akhirnya terpaksa haechan urungkan niatnya.
"cha, jalan yuk. gue sama yang lain mau liat-liat liptint gitu, katanya ada yang baru. " baru aja chaca sama haechan mau keluar kelas ada nakyung yang ngajak chaca jalan.
keliatan banget dari muka chaca yang pengen nolak, tapi dia ga enak juga nolaknya.
"chaca mau jalan sama gue. " kata haechan. chaca yang denger bingung sendiri soalnya haechan gaada bilang apa-apa mau jalan hari ini.
"oh yaudah kapan-kapan aja kita mainnya. "
akhirnya chaca ngga ikut nakyung sama yang lainnya tapi dia sama haechan lagi jalan ke parkiran.
"emang kita mau jalan? " tanya chaca.
"mau? "
"ngga. aku capek, pulang aja ya. "
akhirnya haechan iya-in ajakannya chaca.
dijalan juga mereka ga banyak ngomong sampai akhirnya motor haechan berhenti didepan rumah chaca.
"aku main dulu disini ya sebentar. " kata haechan langsung dikasih anggukan sama chaca.
mereka ngga masuk, cuman duduk di kursi teras.
haechan greget banget liat hoodie chaca yang ngga dibuka dari tadi. ditambah lagi kejadian tadi siang yang tangan chaca kena meja, haechan curiga chaca ngelakuin hal aneh."aku mau ambil minum dulu. " kata chaca.
tapi belum juga dia masuk, tangannya udah dulu ditahan sama haechan.
"aw, sakit. "
haechan kaget denger nya, chaca langsung nutup mulutnya. harusnya tadi chaca ga bilang sakit.
haechan juga bingung disini. sakit kenapa? padahal dia magang nya ga keras, ga di teken juga.
"tangan kamu kenapa? " tanya haechan.
"gapapa, tadi cuman bercanda. hehe. "
tentu haechan tau kalau ini tuh chaca lagi bohong. bukannya ikut ketawa kayak chaca haechan malah ngasih tatapan tajam ke chaca. bikin chaca takut.
"duduk. "
chaca langsung duduk di kursi sebelah haechan, gajadi masuk kedalam buat ambil minum.
"coba buka hoodie kamu. " suruh haechan, jelas chaca nolak.
"buka sama kamu atau aku paksa buka? "
denger itu chaca mau gamau buka hoodie nya. dan dari situ haechan bisa liat di tangan chaca ada sedikit goresan.
luka nya masih baru, bahkan ada yang masih ngeluarin darah sedikit. walaupun goresannya ga banyak, cuman sekitar tiga tapi haechan ngeri juga liatnya.
"kamu ngapain? jangan bilang ini ga sengaja. " kata haechan. nada nya bukan nada kayak biasa tapi ini sedikit dingin.
"kamu cutting? " tanya haechan tapi chaca diem.
chaca lebih milih buat ngalihin pandangannya ke pinggir, nahan air mata juga. rasanya pengen nangis tapi malu soalnya disini ada haechan.
haechan sadar chaca yang matanya sedikit berair langsung narik chaca, meluk chaca. tangannya juga ngga berhenti buat ngusap lembut rambut chaca. haechan juga bisa denger suara isak tangis chaca. sampai akhirnya chaca ngelepas pelukannya.
"aku cutting. "
haechan yang denger cuman bisa diem. mau marah tapi ya buat apa orang udah kejadian juga.
"aku bersihin luka nya dulu, sini. "
chaca kalau cutting suka mikir-mikir dulu, takut orang lain curiga terus ketauan kalau dia cutting. biasanya chaca berani cutting kalau emang lagi pusing banget. itu pun cuman satu atau dua goresan. ngga dalam juga jadi ngga terlalu keliatan. jadi walaupun chaca pake baju seragam sekolah, orang lain ga pernah nyadar gara-gara goresannya cuman satu atau dua ditambah lagi gaada bekas yang nampak banget.
tapi kali ini, dia ngegores tangannya tiga sampai empat goresan sampai akhirnya darah keluar. bisa chaca rasain rasanya perih, banget.
"kamu ga usah kayak gini lagi. kalau pengen coret-coret nanti aku beliin papan tulis aja yang gede banget terus aku panjang di tembok kamar kamu. " kata haechan yang selesai ngobatin luka chaca. chaca yang denger cuman ketawa.
"tapi aku beneran. kamu gausah nyakitin diri kamu kayak gini, ini tuh gaada untungnya buat kamu sayang. kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita ke aku, kalau kamu kangen sama bunda atau ayah juga kamu bisa kerumah aku. anggap aja mereka orang tua kamu juga. "
chaca yang dengernya cuman ngangguk doang. tadinya chaca pikir haechan bakal marah gara-gara dia cutting tapi ternyata ngga.
"kamu jangan ambil negatif nya, tapi ambil postif juga dari masalah ini. "
"apa emang positifnya? "
"aku bisa berduaan sama kamu disini. " jawab haechan, chaca yang dengernya langsung ketawa.
seenggaknya walaupun dia udah ngga deket sama orang tua nya, chaca masih punya haechan sama temen-temen nya yang lain.
lagi pula yang dibilang haechan juga bener.
dari masalah kita bisa ambil sisi postif, bukan cuman negatif nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend 1.0 ✓
Фанфик[COMPLETED] kenal haechan mah gak akan pernah ngerasa sedih pokoknya.