Sinar matahari yang menerobos masuk melewati sela gorden membuat pria yang tertidur pulas itu terbangun.
Devon membuka matanya,ia melihat sekelilingnya.
Pria ini baru sadar bahwa dirinya sedang berada di kamar Gio.
Devon menyapukan pandangannya,ia mencari Gio.
"Dimana pria itu?" Ucap Devon lirih pada dirinya sendiri.
Setelah itu dia bangun dan mengambil handphonenya yang semalam ia letakkan di atas nakas samping tempat tidur Gio.
Pria itu membuka handphonenya lalu membaca pesan dari Gio.
"Aku sudah berangkat,Mandi dan sarapanlah.aku sudah menyiapkan handukmu di atas sofa"
Seperti itulah pesan Gio, Devon tidak berniat membalasnya.ia kembali meletakkan handphonenya.
Devon melihat kearah sofa,dan benar.ada sebuah handuk putih disana.
Devon segera mengambilnya dan masuk ke kamar mandi Gio.
Saat sudah selesai membersihkan tubuh, Devon keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang ia lilitkan di tubuh bagian bawahnya.
Ia bingung hendak memakai baju apa, Gio tidak memberinya baju untuk dipakai.
Akankah ia memakai baju yang semalam diberikan Gio?
"Ah sebaiknya aku menghubungi pria itu" ucap Devon lalu mengambil handphonenya dan segera menelepon Gio.
Namun saat ia hendak menekan tombol untuk menelpon Gio tiba tiba saja pintu terbuka dan tampak seorang wanita cantik berdiri dan menganga tak berkedip melihat
dirinya.Zars yang melihat pemandangan pria tampan itu dengan hanya melilitkan handuk di tubuh bawahnya membuat dia kehilangan akal.
Zars masih setia memandang Devon begitu juga Devon masih setia memandangnya.
"Apakah sudah selesai mengagumi tubuhku nona?" Ucap Devon yang sadar bahwa wanita itu memandangnya lekat dengan binar mata kagum.
Zars tersadar dari pikirannya lalu beralih menatap wajah Devon.
Seketika pipi wanita itu memerah.
"Astaga kenapa aku sebodoh ini?! Wajahku pasti memerah saat ini" ucap Zars dalam hati merutuki kebodohannya.
"Em a aku ingin mengantarkan ini" Zars berjalan menghampiri Devon lalu meletakkan kemeja yang di pesan Gio untuk Devon.
Memang sebelum berangkat Devon sempat meminta tolong Zars mencarikan kemeja untuk Devon.
Zars meletakkan kemeja itu di atas ranjang yang ada di sebelah Devon.
Setelah wanita itu meletakkannya ia segera berbalik dan hendak melangkah pergi.
Betapa malu dirinya karena telah terpergok memandangi tubuh Devon dengan blak blakan.
Saat wanita itu hendak pergi Devon mencekal pergelangan tangan Zars dan berkata.
"Tunggu" ucap Devon
Si pemilik tangan pun melihat sang pelaku dengan tatapan bingung.
"Ada apa?" Tanya Zars lalu kembali membalikkan tubuhnya.
"Aku ingin bicara denganmu,tapi tunggu sebentar aku akan mengganti baju"
"Baiklah" Zars hendak berjalan keluar namun lagi lagi pergelangan tangannya di tahan oleh Devon.
"Jangan keluar dulu,ada yang ingin ku bicarakan denganmu" ucap Devon.
"Kau akan memakai bajumu bukan? Pakailah dan aku akan keluar"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Real Obsession
RomanceDevon Hamilton dan Zarsabella Leicester sepasang kekasih yang memiliki sifat sangat terbalik. Devon,CEO tampan yang sangat angkuh dan keras kepala. Sedangkan Zars, wanita yang memiliki hati dan sifat yang lembut serta penyabar. Seperti apakah kelanj...