Bagian 10

42 5 4
                                    

Setelah kejadian beberapa waktu itu Silvia memutuskan untuk menutup hatinya untuk Rizky. Entahlah jika ini terasa aneh, tetapi Silvia sudah mulai menyukai Rizky. Dan saat ini Silvia tengah bersama Nisa dan Hesti di rumahnya.

"Hes liat ganteng kan?" tanya Nisa kepada Hesti yang tengah memainkan ponselnya.

"Siapa?" tanya Hesti yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Ini sini liat makanya." ucap Nisa menggebu-gebu. Hesti sudah tidak tahan dengan Nisa maka ia pun mendekati Nisa. Dan Silvia saat ini ia tengah memasak di dapur karena permintaan temannya itu.

"Siapa?" tanya Hesti malas.

"Ini oppa Jimin ganteng banget ya." ucap Nisa yang tengah menonton BTS di akun youtube nya.

"Oh kamu juga suka BTS?" tanya Hesti yang kini mendekati ponsel Nisa dan melihat video tersebut, daripada ngeluarin paketan mending nonton aja pake ponsel Nisa, batin Hesti.

"Iya gue baru-baru ini suka BTS. Oke gue udah milih bias siapa dan gue pilih Jimin. Eh lo juga suka BTS?" tanya Nisa karena ia melihat Hesti menonton video tersebut dengan antusias.

"Iya aku suka BTS udah lama. Kalo bias aku sih Taehyung huh ganteng banget tau dia imut pula." ucap Hesti yang masih menonton video tersebut.

"Oh bias lo Taehyung. Tapi masih lebih sexy Jimin. Lihat tuh gerakan nya oppa aku meleleh kamu mau jadi pacar aku? Oppa Jimin ini love you. BTS BTS BTS!!" ucap Nisa dengan teriak di kuping Hesti.

"Haduh, jangan teriak-teriak Nisa kuping aku sakit tahu." keluh Hesti. Nisa menyengir karena ulahnya tersebut.

"Hehehe sorry gue seneng banget soalnya." ucap Nisa tersenyum.

"Kamu baru nonton video nya di youtube aja udah seheboh ini kalo liat langsung konser nya gimana bisa-bisa pingsan kamu." ucap Hesti lalu tertawa.

"Hih lo kok gitu sih do'ain nya." ucap Nisa cemberut. Nisa pun mengambil ponselnya.

"Eh Nisa kok kamu ambil ponselnya sih aku lagi nonton juga." ucap Hesti dan sedikit kesal.

"Biarin." ucap Nisa dan menjulurkan lidahnya.

"Ihh Nisa mah." ucap Hesti. Nisa pun tertawa melihat tingkah sahabat nya tersebut. Iya Nisa tidak benar-benar marah kok dengan Hesti dia hanya bercanda. Tak beberapa lama Silvia keluar dari dapur dan membawa makanan yang cukup lezat.

"Wah wangi aroma apa ini kok kayak nya enak." ucap Nisa dan mencium aroma dari makanan tersebut.

"Ya iyalah enak masakan gue gitu. Tapi enak banget lo lo pada tinggal makan gak bantuin gue juga." ucap Silvia sedikit kesal.

"Hehehe ya sorry." ucap Nisa dan menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Ya it's okay tapi next time kalo lo mau makan di sini lo juga harus bantuin gue masak. Ya udah yuk makan dari pada nanti makanannya keburu dingin." ajak Silvia. Mereka pun makan bersama hanya ada suara gesekan antara sendok dan garpu karena merasa canggung Nisa pun memulai pembicaraan.

"Heem gays kok pada diem aja sih sunyi gue gak suka." ucap Nisa yang masih mengunyah makanan di mulutnya tersebut.

"Woi kalo makan tuh jangan ngomong keselek lo baru tahu rasa. Tuh kayak Hesti diem anteng." ujar Silvia dan menunjuk ke arah Hesti.

"Ya sorry tapi bener ini sunyi banget. Oke gue habisin dulu deh makanan gue." ucap Nisa makan dengan tergesa-gesa. Tak lama kemudian ia pun selesai dengan makanannya tersebut.

Ice Girl And Popular BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang