Makasih buat yang udah baca😘😘
Happy reading😊
~~~~~~~~~~~~~~~
Di dalam taksi y/n hanya termenung sambil menatap pemandangan di luar. Dia menikmati keheningan yang menyelimutinya. Setidaknya hal ini bisa membuat hatinya menjadi lebih tenang. Bahkan y/n tak menyadari bahwa dirinya sudah sampai dirumah.
" Nona, sudah sampai" kata pak sopir.
" Eh" kaget y/n.
" Iya, pak. Ini uangnya, terima kasih" kata y/n.Y/n berjalan menuju rumahnya dengan lunglai. Rasa marah, sedih, dan kecewa masih menyelimuti hatinya. Y/n marah pada dirinya karena ia mengabaikan Yuta. Y/n sedih karena Yuta tak pernah menanyakan siapa lelaki yang ia sukai. Y/n kecewa pada dirinya sendiri karena tak bisa langsung mengatakan perasaannya pada Yuta secara langsung. Y/n takut bila Yuta menolaknya dan mengatakan bahwa Y/n hanya dianggap sebagai seorang adik oleh Yuta.
" Huft" hela y/n sambil membuka pintu rumahnya.
" Y/n pulang. Pa?Ma?Kak Johnny?" panggil y/n ketika sudah memasuki rumah.
" Kok kosong?" heran y/n.
Y/n akhirnya berjalan menuju ruang keluarga. Di sana y/n melihat kakaknya tertidur di sofa depan tv. Y/n heran pada kakaknya bagaimana bisa seorang lelaki yang berada pada masa dewasa bisa tertidur di sofa dengan sebuah tv menyala di depannya. Y/n berjalan menuju kakaknya, ia berdiri di samping sofa. Y/n membungkuk sambil berusaha membangunkan kakak tampannya.
" Kak, bangun. Kak Johnny, bangun" ujar y/n sambil mengguncang tubuh sang kakak.
" Hemtt, Hoammm" Johnny menguap sambil merentangkan kedua tangannya. Dia masih dalam posisi tidur dan berusaha menyadarkan dirinya.
" Udah pulang. Ini jam berapa?" tanya Johnny yang di ikuti mengusap kedua matanya sambil berusaha duduk.
" Baru jam 9, kak. Papa sama mama mana?" tanya y/n sambil mengambil tempat duduk disamping kakaknya.
" Papa sama Mama lagi ada acara di luar. Mungkin bakal pulang malem" jawab Johnny sambil bersandar di sofa dan merentangkan kedua tangannya.
" Owh, OK" kata y/n.
" Kak, pindah kamar kalo udah ngantuk nanti kalo kakak ketiduran disini gak ada yang bisa pindahin ke kamar" kata y/n sambil fokus menatap tv." Bentar, masih mengumpulkan jiwa ini" jawab Johnny dengan mata terpejam.
" Okey okey" y/n mengiyakan kata kakaknya.
Beberapa menit kemudian.
Y/n beranjak dari sofa.
" Mau kemana?" tanya Johhny." Mau tidur, acara tv-nya gak ada yang bagus" jawab y/n.
" Kakak juga pindah gih" ujar y/n." Tarik dong" pinta Johhny sambil menyodorkan tangannya pada y/n.
Y/n memandang kakaknya sambil memicingkan mata." Come on, y/n sayang. Kakak butuh pertolongan" kata Johnny dengan nada memelas.
" Iya, kakak. Untung sayang" kata y/n sambil menarik tangan yang ditambah senyum palsu.
" Hehehe" tawa Johnny.
" Hehehehehehe" pengulangan dari y/n dengan nada mengejek.
" Malem, kak" ucap y/n.
" Iya, cepet tidur ya" kata Johnny sambil mengusap rambut y/n.
Y/n menjawaban dengan anggukan kepala. Kemudian bergegas menuju kamarnya. Y/n segera mandi untuk menyegarkan badannya. Selesai bersih-bersih y/n segera menuju kasurnya untuk tidur. Tapi y/n belum bisa terlelap. Kesunyian kamarnya mengingatkannya pada Yuta. Di depan kakaknya y/n tak menampakkan kecemasan di wajahnya. Y/n menyembunyikannya. Y/n selalu menyembunyikan masalah-masalah pribadinya dari orang lain. Y/n tak ingin orang lain terbebani dengan masalah pribadinya.
Y/n hanya berbaring dan menatap langit kamarnya. Kemudian, y/n mengambil telepon genggamnya dari tas dan mencari adakah pesan masuk atau telepon dari Yuta. Y/n semakin kecewa dengan kenyataan yang dia hadari. Tidak ada pesan dan telepon yang masuk dari Yuta. Y/n meletakkan telepon genggamnya di meja dan bergegas untuk menutup matanya menuju jalan mimpi. Y/n ingin bermimpi malam ini, mimpi yang membuatnya bisa tersenyum. Mimpi yang bisa membuatnya merasa lebih baik. Perlahan-lahan y/n mulai menutup matanya dan memulai mimpinya.
" Eh, Yuta. Masuk, nak" kata mama y/n sambil tersenyum ramah.
" Makasih, tante" jawab Yuta yang diimbuhi senyuman malaikat.
Y/n yang mendengar hal samar tadi tersenyum dalam tidurnya.