Y/n sudah menyelesaikan acara bersih-bersihnya. Y/n bersiap memanggil Yuta dan memintanya untuk mengantarkannya pulang. Y/n membereskan semua bawaanya ke dalam tas." Bang Utay, pulang yuk" ajak y/n pada Yuta yang masih memandang pemandangan laut.
Yuta menoleh dan menyandarkan tubuhnya pada pagar pembatas. Yuta tidak menjawab panggilan dari y/n. Dirinya malah menengadah memandang langit di atas. Penatap langit penuh bintang dan sesekali terpejam.
Y/n menghampiri Yuta. Y/n berdiri di samping Yuta dan menatap ke arah laut. Pemandangan lautan yang gelap tetapi berkilau menarik perhatian y/n. Pantulan cahaya bintang pada lautan memberikan kesan tak terlupakan untuk y/n.
" Cantik" kata Yuta pada y/n yang masih mengagumi lautan di depan matanya.
" Iya" y/n menjawab dengan tatapan yang masih tertegun pada lautan.
Yuta berjalan meninggalkan y/n. Setelah setengah berjalan, Yuta berbalik.
" Ayo pulang" perkataan Yuta membuat y/n tersadar dan segera menghampiri yuta.
" Ayo" y/n menjawab dengan semangat.
" Kayaknya kamu seneng banget mau pisah sama abang" kata Yuta dengan nada pura-pura kecewa.
" Enggak kok, bang....." y/n berjalan mendahului Yuta.
" Enggak salah maksudnya" y/n membuka pintu dan langsung berlari meninggalkan Yuta.
" Y/n!" Yuta menampilkan genggaman tangannya pada y/n.
Y/n terlebih dahulu sampai di mobil Yuta. Y/n masih menunggu kedatangan Yuta yang masih mengejarnya. Y/n bersandar di mobil untuk sedikit menghilangkan rasa lelah karena berlari dan mulai mengatur napasnya. Saat y/n bersandar di mobil, seorang pria menghampirinya dan menganjak y/n untuk berkenalan.
" Hai, cantik" pria tadi memanggil y/n dengan nada menggoda.
Y/n menatap pria itu dengan tatapan jengah. Y/n menegakkan badannya dan menyilangkan kedua tangannya di dada. Membuat pria tadi sedikit mengambil langkah mundur.
" Ya" kata y/n dengan berani.
" Boleh kenalan dan minta nomor teleponnya" pria itu berbicara to the point.
Y/n sedikit mendekat pada pria tadi dan berkata pelan
" Masnya kalau masih mau cari sehat mending cepet pergi. Kalau ada apa-apa, bukan salah saya"Sang pria dibuat heran dengan ucapan y/n. Y/n seperti sedang memperingatkan pria tadi bahwa bahaya sedang mengintainya. Pria tadi melihat y/n yang sedang mengangkat satu tangannya sambil menghitung mundur dari angka tiga.
Tiga... Dua... Satu....
" Siapa lo?!" Yuta berteriak dari kejauhan dan langsung mempercepat langkah kakinya untuk menghampiri y/n.
" Y/n berdiri di belakang abang" Yuta menarik tangan y/n dan membawa y/n ke belakang tubuhnya.
Yuta menarik kerah pria tadi dan sedikit mengangkatnya. Yuta memberikan tatapan membunuh untuk pria tadi. Y/n yang menyaksikan hal itu hanya bisa mengangkat kedua pundaknya. Y/n memberikan tatapan pada pria tadi seolah sedang berkata " sudah saya peringatkan, saya gak tahu apa-apa". Kemudian menghilang di balik tubuh Yuta.
" Lu mau kurang ajar sama dia, ya. Mau babak belur itu muka" Yuta sudah siap untuk menonjok wajah pria tadi.
Y/n segera melepaskan cengkraman tangan Yuta pada kerah pria tadi. Mendorong Yuta dan pria tadi untuk saling menjauh. Y/n harus melerai mereka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.