Y/n bangun dari tidur malamnya yang nyenyak. Y/n segera membersihkan diri dan turun untuk sarapan. Y/n yakin mamanya sudah selesai memasak. Y/n dapat mencium aroma masakan ketika keluar dari kamar. Perut y/n sudah meronta untuk segera di isi. Kemarin malam dirinya belum sempat makan malam karena ketiduran. Berjalan-jalan seharian dengan Yuta membuat y/n kelelahan." Putri tidur kita sudah bangun rupanya" ejek Johnny.
" Bang ini masih pagi, jangan ngajak perang napa" ujar y/n malas.
" Bang.. abang..
Emang kakakmu ini tukang nasi goreng di deket perempatan. Panggil kakak. Kak Johnny yang tampan, gitu dek" Johnny berkata dengan penuh percaya diri." Ma, mau kantong plastik" teriak y/n dengan lantang.
" Buat apa?" tanya mama y/n.
" Kak Johnny, pagi-pagi udah bikin y/n mual" adu y/n pada mamanya.
Johnny berusaha sabar dengan tingkah menyebalkan y/n. Di depan Yuta, y/n adalah gadis lembut dan manis tapi jika dengan dirinya, y/n adalah jenis gadis menyebalkan dan susah di atur. Johnny sedikit prihatin pada hidupnya. Adiknya sendiri tidak mau bersikap baik padanya.
" Johnny..." kata mama y/n dengan nada memperingatkan.
" Iya, Yang Mulia Ratu Kirana" Johnny memanggil mamanya dengan nada kerajaan.
" Adiknya, jangan di ganggu. Ini masih pagi. Nanti kalau udah siangan boleh" kata Kirana yang di sambut oleh wajah cemberut y/n.
" Siap" Johnny memberi hormat bendera pada mamanya.
" Ini ada apa sih?, Pagi-pagi udah rame aja" tanya papa y/n.
" Kak Johnny nyebelin, pa" adu y/n pada papanya.
" Eh, Raja Jordy juga sudah bangun" Johnny menyapa papanya.
" Mau apa kamu?, papa gak ada uang tambahan buat kamu" Jordy menyimpulkan sepihak sikap Johnny padanya.
" Ya ampun, pa. Apa anakmu ini terlihat sedang membutuhkan uang?, Ya, tapi kalau papa mau memberiku uang aku tidak akan menolak. Karena aku memang menyukai uang. Hahaha" Johnny memakan roti yang di siapkannya.
" Dasar. Punya kakak satu kok gini amat" y/n meratapi nasibnya.
" Ya, kakak memang tampan. Terimakasih" Johnny menjawab y/n dengan mulut yang masih mengunyah roti.
Y/n tersenyum paksa. Y/n harus menahan diri untuk tidak menyentuh wajah kakaknya dengan kekuatan tangannya. Y/n berharap di masa depan kakak iparnya bisa hidup dengan baik, memiliki umur yang panjang dan tidak memiliki penyakit darah tinggi.
Johnny memperhatikan y/n yang sedang terpejam dengan mulut komat kamit.
Adiku semakin aneh
Batin Johnny dengan sedikit merinding" Dek, kamu mau jadi dukun?" Johnny bertanya dengan nada khawatir.
" Khusus buat kakak, y/n bisa jadi apa aja" y/n mengedipkan satu matanya pada Johnny.
" Udah selesai belum ributnya?" tanya Kirana.
" Belum, ma. Belum saling cekek kok" jawab Jordy dengan pura-pura mencekik lehernya.
Tuhan..
Kenapa keluargaku berbeda?
Batin y/n prihatin" Kalau belum selesai, mama siap buat nyiapin petinya kok" kata Kirana dengan senyum terukir di wajahnya.
" Papa yang panggil tukang angkat petinya" Jordy menaik-naikkan alis matanya.
" Pa, ma, gak perlu repot-repot. Johnny bisa masuk ke kuburannya langsung kok" Johnny mengedipkan satu matanya pada kedua orang tuanya.