[05]

22 3 0
                                    

Aku berlari menuju kelas tanpa memerdulikan orang orang memerhatikanku. Malu itu yang aku rasain. Aku deket sama Alvano aja itu suatu kebetulan. Aku gaada rasa ingin menjadi pacarnya apalagi menghancurkan hubungan Vano dengan Tasya.

Saat masuk kelas, aku pun masih menjadi perhatian. Aku duduk dan menutup wajahku. Aku gatau, tiba tiba ini terjadi. Tasya? Tega banget sih sama aku. Aku gaada salah sama kamu, tapi kamu ngehancurin aku dan malu maluin aku di depan semua murid lain.

"Zel? Lo gapapa" Valen mengelus kepalaku.

"G-gapapa" Aku menunduk dan menahan tangisku.

"Emang ya kurang ajar banget si Tasya! Adek kelas belagu! Gua harus kasih dia pelajaran!" Sherly yang tak bisa menahan emosinya.

"U-udah Sher, aku gapapa" Aku menenangkan Sherly.

"Gimana ga marah sih?!" Sherly mulai meredakan emosinya.

"Udah Sher, kekerasan ga akan nyelesein masalah, tapi kalo udah level akhir mah ayo gua ikut anjir" Valen.

"Apasih kalian" Aku menahan tawaku.

"Nah gitu dong ketawa kan tambah sayang" Sherly memeluk leher Azelia.

"Ih apasih Azel punya gue" Valen.

"Ihh homo ah kalian!" Aku tertawa.

"Eh eh nanti malem main yok rumah Palen" Sherly.

"Eh aku gabisa, aku ada kepentingan keluarga" Azelia.

"Yahhhh" Valen.

"Kapan kapan deh" Azelia.

"Yaudah iya mah" Sherly.

"Btw lo jadi ketemu sama Rendy?" Valen bertanya padaku.

"Engga" Aku menggeleng.

"Yaudah bagus lah" Sherly.

***

Bel berbunyi, aku siap siap untuk pulang. Tak lupa aku pamit sama kedua sahabtku ini. Saat aku berjalan di lorong, masi aja ada yang memerhatikanku. Aku berllari karena risih. Saat aku lari tak sengajak aku menabrak orang yang ternyata itu Tasya and the geng.

"Sorry" Azelia.

"Eh Kak Azel, Apa kabar?" Tasya mengejek.

"Gimana si Syaa, Engga baik baik aja lah hahaha" Anna.

"Kesyaann" Shiren.

"Permisi" Aku berlari.

"JANGAN DEKETIN KAK ALVANOO YAA PUNYA TASYA ITU!! HAHAHAH" Tasya berteriak.

Aku heran sama mereka. Aku ga ada salah apa apa tapi dibuat usil. Jahat banget mereka, padahal mereka kan adik kelas aku. Aku melihat Alvano dengan motornya menghadangku.

"Kuy pulang bareng" Ajak Alvano.

"Engga mau" Aku terus berjalan.

"Kenapa?" Alvano turun dari motor dan meraih tanganku.

"Gapapa" Aku melepaskan tangannya.

"Tasya?" Alvano.

Aku berhenti saat Alvano mulai menyebutkan nama Tasya.

"Jangan dimasukkin hati, lagian gua aja udah putus sama dia, apa urusan gua coba sama dia" Alvano.

"Vano, mendingan kita jauhan aja ya, aku berasa pho diantara kalian" Azelia.

AzeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang