Bicara

2.6K 303 34
                                    

"Tumben mesen sop daging. Lagi kaya lu ceritanya?" celetuk Miko yang melihat Gibran menerima semangkok sop daging beserta nasi dari ibu kantin.

"Kayanya dia lagi happy deh... Gibran kalo happy pasti pesen sop daging." jawab Ros melirik sahabatnya.

"Apaan sih... biasa aja kali" sanggah Gibran sambil tertawa kecil. Tebakan Ros benar, setelah kunjungan Ben semalam, dirinya merasa sangat senang entah mengapa.

Ada perasaan lega yang dirasakannya setelah mengungkapkan perasaannya. Walaupun Gibran sadar bahwa masih banyak permasalahan di masa depan yang harus mereka lewati, namun untuk saat ini, dirinya merasa senang, perasaan yang sudah lama ia dambakan.

Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa pun kembali masuk ke kelas mereka masins-masing dan melanjutkan pembelajaran. Gibran merasakan  semangat belajar nya kembali, seperti tidak akan ada yang mengkompromi perasaan senangnya hari ini.

--

Bel pulang sekolah berbunyi, Gibran buru-buru membereskan barang-barangnya dan bergegas keluar kelas. Tak lupa pamit dengan sahabatnya, lantaran Gibran harus mengikuti rapat OSIS.

Masih dengan topik yang sama, Dirga, si Ketua OSIS membahas acara perpisahan kelas 12 yang akan diselenggarakan beberapa minggu lagi.

Gibran merasa dirinya sudah siap dan telah menjalankan tugasnya untuk persiapan acara, ia pun memilih untuk diam saja dan menyenderkan bahunya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, sebuah nomor tak dikenal mengiriminya pesan.

17.24
Gibran, ini gue Rana. Ada waktu? Gue mau ngobrol

Hati Gibran sedikit berdegup lebih kencang, apakah Rana menjadi perusak hari indah ini? Entahlah, melihat namanya saja Gibran sudah malas.

17.25
Ya. Gua lagi rapat. Mau ketemu dimana emang?

17.25
Gue udah mau nyampe sekolah.

Gibran menolak untuk menjawabnya,  ia lebih memilih untuk memikirkan apa yang membuat Rana ingin berbicara dengannya. Semuanya pasti kembali lagi pada Ben, si akar permasalahan.

Tak terasa, rapat pun selesai. Gibran bergegas keluar ruangan dan menuju parkiran sekolah.

Benar saja, perempuan cantik itu sudah menunggunya sambil memainkan ponselnya. Rana terlihat sangat anggun dengan tampilan kasualnya, namun tak bisa dipungkiri air mukanya tak secerah dandanan yang menempel di wajahnya. Ia nampak gelisah.

"Ran,"

"Eh, iya. Yuk, kita jalan."

"Gua kira lo bawa mobil. Gapapa naik motor gua?"

"Ah udah, gapapa." ucap Rana melambaikan tangannya.

Keduanya pun naik keatas motor Gibran, dan pergi menuju tempat pilihan Rana. Perasaan Gibran bercampur, ia tak tahu apa yang harus ia katakan pada Rana, mengingat kejadian semalam dengan Ben merupakan sebuah awal yang baik dari hubungan mereka, Gibran sungguh tak ingin menghancurkan itu.

Mereka sampai didepan sebuah restoran cepat saji. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Restoran yang cukup terkenal ini masih ramai.

Seusai memesan, Rana kembali dengan nampan berisi dua porsi ayam goreng dan nasi beserta minuman, tak lupa kentang goreng yang mencuri perhatian Gibran sedari tadi.

Good Enough [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang