six ( 2 )

1K 200 10
                                    

Pagi ini Jaehyung mendapat telepon darurat dari rekan kerjanya. Membuatnya mengeluh tertahan, sebab hari ini seharusnya merupakan hari liburnya.

"Ada apa?" tanya Jaehyung dengan suara serak sehabis bangun.

"Lee dan Hana sibuk. Kau ditugaskan pasien baru dan dia spesial, ku rasa," ujar Younghyun sahabatnya yang juga merupakan seorang psikolog.

Jaehyung berdecak, "Aku bukan seorang psikolog terbaik di klinik, ada Ryuu yang sudah profesional."

Younghyun kemudian mendesah malas, "Ryuu sedang hamil, oke? Dan satu-satunya orang yang berpengalaman hanya tersisa dirimu. Dengan rekormu itu."

Jaehyung mematikan teleponnya dan mengerang. Kemudian ia berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap dan berganti pakaian.

"Mom, I'm going." Jaehyung mengetuk pintu kedua orang tuanya.

Nyonya Park membuka pintu, menampakkan sosoknya yang hanya memakai piyama.

"Bukankah hari ini hari liburmu, Jae?" tanya Nyonya Park kemudian memeluk tubuh jangkung anaknya.

Jaehyung menunduk kepada Tuan Park yang menoleh ke luar kamarnya, "Seharusnya begitu, tapi ada pasien khusus katanya."

Nyonya Park kemudian menutup pintu kamarnya dan menarik Jaehyung untuk sarapan di dapur sebelum pergi.

"Ya sudah, semangat ya, Son." Nyonya Park berucap kemudian merapikan piring serta gelas dari sarapan Jaehyung.

"Thanks, Mom." Jaehyung kemudian mengendarai mobilnya menuju klinik.

Dan sesampainya di sana, perawat yang sering bekerja bersamanya memberikan sebuah map bening yang berisikan data pasiennya.

"Huh? Kim Wonpil?" tanya Jaehyung memastikan.

Perawat Kang mengangguk, "Ia ditemukan tak sadarkan diri setelah percobaan bunuh diri, namun setelah sadar, ia terus histeris dan melukai dirinya."

"Seorang wanita tua yang membawanya ke mari," jelas perawat Kang yang kemudian dibalas anggukan oleh Jaehyung.

Cagaknya berjalan menuju sebuah ruangan berwarna hijau muda. Jaehyung membuka pintu kamar tersebut dan berjalan masuk.

"Perawat Kang, saya mohon untuk tunggu di luar." Jaehyung kemudian menutup pintu.

Ia menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang yang ditempati oleh Wonpil, "Jadi apa yang sebenarnya mereka lakukan padamu, hingga Father ikut turun tangan?"

Jaehyung teringat akan Tuan Park yang sampai berusaha berbicara untuk—berusaha—meringankan beban tuan ini.

Jaehyung memegang tangan Wonpil kemudian tersenyum hangat.

Ada setitik rasa senang dalam hatinya ketika menemukan Wonpil sebagai pasiennya.

TO BE CONTINUE

croyez ( JAEPIL ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang