sept

1K 200 8
                                    

Wonpil menemukan dirinya berlari di dalam kegelapan.

Bayangan-bayangan sosok Tuan Kim terus mengejarnya dan menangkapnya.

Saat itulah Wonpil terbangun dengan tubuh bersibah keringat. Netranya bergerak liar dan tangannya mencengkram kain yang melapisi ranjang.

Matanya mendapati Jaehyung menatap dirinya, dan membuatnya ketakutan.

Jaehyung berdiri kemudian berbisik, "Tidak apa, tenang."

Wonpil kemudian memundurkan badannya dan meringkuk. Badannya gemetaran dan nafasnya saling kejar-kejaran.

Jaehyung mendekat dan kembali duduk, "Mungkin berkenan bercerita?" tanya Jaehyung.

Cerita mengalir begitu saja dari mulut Wonpil yang sebenarnya bergetar seiring ia berucap.

Jaehyung mengangguk kemudian tersenyum, "You try your best, thank you."

"Mulai besok kita akan ada terapi," ujar Jaehyung.

"Tapi saya tidak gila-" Belum selesai Wonpil melontarkan protes, Jaehyung memotongnya.

"Terapi bukan hanya untuk orang gila, Wonpil. Dan terapi itu bisa meredakan sedikit banyak bebanmu." Jaehyung berucap seraya berdiri.

"Tapi saya harus tinggal di sini?" tanya Wonpil kemudian menunduk.

Jaehyung menggelengkan kepalanya, "Seharusnya, tapi sebagai calon tunanganmu? I guess it will be fine to bring you home with me."

Wonpil membolakan matanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Kau serius anak dari Tuan dan Nyonya Park yang akan dijodohkan dengan saya?" tanya Wonpil.

"Lalu kenapa dirimu tidak datang malam itu?" tanya Wonpil lagi seraya menatap jarum IV yang terhubung di tangannya.

Malu rasanya untuk ia bertanya seperti itu. Seakan ia sangat mengharapkan perjodohan tersebut benar terjadi.

Jaehyung menghela nafas kemudian berjalan menuju luar ruangan tersebut, "Sadar hari itu kita bertemu, kan?" tanya Jaehyung.

Wonpil mengangguk. Jaehyung menoleh, "Aku rasa suatu hubungan gak akan mungkin dipaksa."

"That's why I didn't come that night." Jaehyung kemudian melanjutkan langkahnya ke luar, menemui Perawat Kang.

"Tolong siapkan beberapa perban, saya akan membawa Wonpil pulang." Younghyun yang kebetulan lewat menganga mendengar kalimat Jaehyung.

"Woah, that's new for me. Sakit, Park?" tanya Younghyun kemudian melirik ke dalam ruangan tempat Wonpil berbaring tadi.

Jaehyung menggeleng, "Dia pria yang dijodohkan dengan ku malam itu."

Bibir Younghyun membetuk huruf 'o' sebelum ia kembali bertanya, "Lalu walinya?"

Jaehyung menepuk punggung Younghyun, "Tolong minta beliau ke ruangan saya."
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

TO BE CONTINUE

croyez ( JAEPIL ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang