douze

887 173 4
                                    

Hari-hari setelah kejadian itu, Wonpil seakan terus menghindar dari Jaehyung.

Ketika Jaehyung berada di ruang tamu, maka Wonpil akan ada di dapur. Jika Jaehyung di dapur, maka Wonpil akan ada di taman belakang.

Hal itu tidak dirasakan oleh kedua orang tersebut, melainkan dirasakan oleh Tuan Park.

Dan hari ini Tuan Park yang sudah merasa jengah, menarik Jaehyung ke dalam ruang bacanya.

"Ada apa dengan kalian?" tanya Tuan Park menggunakan tabletnya.

Jaehyung menggelengkan kepalanya, "Mungkin ia merasa risih setelah aku menyatakan perasaanku."

Tuan Park menepuk kepalanya pelan dan memasang wajah mengaduh, "Kalian sudah bukan anak-anak lagi."

"Berbaiklah." Jaehyung kemudian mengangguk dan permisi dari ruang baca Tuan Park.

Jaehyung berjalan menuju taman belakang dan menemukan Wonpil sedang melamun seraya menatap langit.

"Apakah aku akan selalu menjadi yang dikasihani," gumam Wonpil kemudian menghela nafas.

Jaehyung menjatuhkan dirinya di sebelah Wonpil dan berhasil mengagetkan sang tuan.

"Ah, aku harus pergi ke kamar mandi." Wonpil berdiri dan hampir melangkah pergi, apabila tangan Jaehyung tidak terangkat dan memegang pergelangan tangan Wonpil.

"Duduk sebentar. Aku tau kamu tidak ingin menggunakan kamar mandi sekarang."

Wonpil dengan senyuman kaku kembali duduk di sebelah Jaehyung.

Jaehyung tersenyum sejenak kemudian menghela nafas.

"Ada yang ingin kamu ceritakan tentang apa yang barusan kamu gumamkan tadi?" tanya Jaehyung seraya menatap langit.

Wonpil terdiam mendengar pertanyaan Jaehyung namun menggeleng.

Jaehyung memilih bungkam, mengikuti alur permainan Wonpil.

"Kau bisa mengembalikan aku ke rumah atau mengirimku ke rumah sakit jiwa." Wonpil akhirnya berucap.

Hal tersebut membuat Jaehyung menoleh dan menatap tuan itu.

"You know I like you, right?" Jaehyung bersuara.

Wonpil menundukkan kepala, "But I didn't believe in love or like."

Jaehyung mengangkat dagu Wonpil dengan tangannya lalu menatap lurus mata Wonpil.

"Cinta itu adalah anugerah, Pil." Jaehyung membuka suara lagi setelah mereka saling menyelam dalam keheningan.

"Ketika kamu menyukai atau mencintai seseorang, kamu akan berusaha keras selalu ada untuknya."

Jaehyung tersenyum tipis pada sorot bingung Wonpil, "Bahkan saat kamu berada di titik terendahmu sekalipun."

"Aku bukan mengasihani kamu, tetapi aku mau terus melindungimu. Karena kamu berharga."

"Actualy you worth more than just their heir." Jaehyung berucap saat benaknya mengingat apa ucapan Nyonya Kim saat itu.

Jaehyung mengusak surai Wonpil sebelum berdiri dan mengulurkan tangan untuk sang tuan, "Mau pergi ke suatu tempat?"

Untuk pertama kalinya Wonpil merasa dihargai apa adanya, hal tersebut membuatnya tersenyum tulus.

Dan ia mengulurkan tangannya, meraih tangan Jaehyung.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

TO BE CONTINUE

croyez ( JAEPIL ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang