Maaf

25.6K 776 27
                                    

Laura

Steve tampak merenung di dalam kamarnya, dia mengambil ponselnya mengecek pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Steve tampak merenung di dalam kamarnya, dia mengambil ponselnya mengecek pesan.

Laura, nanti malam aku ke rumahmu ya? aku akan datang jam 8

"Dari tadi siang Laura tak membalas, sepertinya dia benar-benar marah."

Steve keluar dari kamarnya lalu pergi ke kamar Raisa. Pintu kamar Raisa terbuka, terlihat dia sedang tengkurap sambil memainkan ponselnya.

Raisa, syukurlah.. ku pikir dia sedih lagi. Dia jauh lebih kuat dari yang ku bayangkan.

Steve mengetuk pintu kamarnya, Raisa menoleh.

"Kak Steve? Masuklah kak."

Steve pun masuk lalu duduk di samping Raisa di sisi tempat tidur, Raisa ikut duduk.

"Ada apa kak?"

"Tidak apa-apa, cuma ingin lihat keadaanmu saja."

"Aku baik-baik saja kak. Kakak lihat sendiri kan."

"Iya Raisa."

Steve mengecek ponselnya sudah jam 8 lewat 10 menit

"Raisa, aku ada janji. Aku keluar dulu ya?"

"Iya kak, hati-hati."

***

Steve mengemudikan mobilnya dalam perjalanan ke rumah kekasihnya, dia berjanji akan datang pada jam 8 malam. Sesampai di rumah kekasihnya dia memencet bel, tak ada jawaban. Dia memencet lagi, namun tak ada respon. Dia memencet sekali lagi, Laura pun membuka pintunya.

"Selamat malam Laura."

"Mau apa kamu kesini?" tanya Laura dengan mengerutkan alisnya merasa kesal

"Tentu saja untuk menemuimu."

Laura menyilangkan tangannya

"Bolehkah aku masuk?"

Laura tak menjawab, dia memutar badannya menuju ke sofa ruang tamu. Lalu di ikuti oleh Steve.

"Laura, aku tahu kamu pasti masih marah kan? maaf, atas sikapku waktu itu."

Laura bergeming

"Laura, kumohon katakan sesuatu. Jangan diamkan aku seperti ini."

"Terkadang aku berpikir, hubungan kita ini tidak ada gunanya diteruskan."

Jadi Pelayan Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang