Jadi Pelayan Tuan Muda

Pendekatan

"Hari ini dia tidak datang?"

"Iya, sudah tiga hari. Aku jadi khawatir. Masalahnya anak itu sangat disiplin dan pekerja keras. Semisal dia sakit, bukankah dia bisa minta izin. Kan dia dekat dengan Selly."

"Tidak salah lagi, pasti ada hubungannya dengan si brengsek itu."

"Lalu apa kau akan mencarinya?"

"Tidak, di antara kami tidak ada hubungan apa-apa. Dan jika seandainya Raisa kembali bekerja, kau jangan tanyakan alasannya kenapa dia tidak datang."

"Iya, aku mengerti."

Alex yang saat ini sedang duduk bersantai bersama Jimmy, ia menoleh ke arah meja pelanggan yang baru saja datang.

"Hei Jimmy."

"Ada apa?"

"Kau lihat gadis yang ada disana?"

Jimmy pun mengikuti arah sorot mata Alex.

"Dia manis sekali, tapi sepertinya aku pernah melihatnya. Hmm aku kesana dulu ya?"

"Kau mulai lagi."

"Aku sudah lama tidak melakukan ini sejak pertunangan itu. Sekarang sudah saatnya memulai hidup baru. Aku tidak mau terus mengenang masa lalu."

"Akhirnya kau sadar juga."

Alex melangkah menuju ke arah meja pelanggan yang ia maksud tadi.

"Hallo nona.. sendirian saja. Bolehkah aku duduk disini?"

"Silahkan."

"Dimana temanmu?"

"Aku datang sendirian."

"Aku kira nona sedang menunggu seseorang. Bolehkah aku berkenalan dengan nona?"

Gadis itu tertawa kecil.

"Kenapa nona tertawa? Apa ada yang lucu?"

"Kak Alex."

"Nona tahu namaku."

"Tentu saja. Apa kau lupa, aku kan adik kelasmu. Kita kuliah di universitas yang sama."

"Masa sih?"

"Coba kau ingat dulu."

Alex merenung sesaat.

"Oh iya, aku ingat. Sofia?"

"Akhirnya kau ingat juga."

"Aku tidak tahu kalau kamu adik kelasku dulu. Karena sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu Sofi?"

"Baik kak, kakak sendiri?"

"Aku juga baik."

"Lalu kakak sedang apa disini?"

"Ini adalah restoranku."

"Wah, ternyata ini restoran kak Alex ya."

"Dari dulu sampai sekarang kamu sangat manis Sofi, pasti kamu sudah punya pacar ya?"