Matahari memancarkan sinar oranye nan jauh dari ujung cakrawala yang berbatasan langsung dengan permukaan laut. Sore hari di tepi pantai memang selalu berhasil memikat hati seorang Nanase Haruka.
Ia berdiri sendirian, tubuh gagahnya dilapisi oleh jaket tipis berwarna biru muda. Senada dengan iris ocean nya yang mengkilat saat terkena cahaya.
Pemuda bersurai hitam itu termenung menatap air laut pasang surut menyentuh jemari kakinya, ia baru saja pulang membawa secercah keputusasaan usai mengikuti turnamen nasional di Tokyo.
Kekalahan memang menyakitkan, terutama jika kekalahan itu datang setelah Haruka berjuang sekuat tenaga. Mentalnya benar-benar terpukul mengingat rangkaian kejadian yang dilewatinya sebelum sampai disini.
Kedua lengannya terkepal kuat-kuat, Haruka ingin melampiaskan perasaannya. Ia menggertakkan giginya, kesal.
Emosinya memuncak akan tetapi hal itu perlahan teredam oleh suara desiran ombak yang menenangkan hati. Kini rasa kesal Haruka berganti menjadi satu kesedihan, lelaki itu tengah berada di puncak keputusasaannya saat ini.
Ia tak tahu harus berbuat apalagi.
Andai saja ada seseorang yang bisa menghilangkan beban yang memberatkan punggungnya.Ketika hari mulai gelap,
Haru mengurungkan niatnya untuk melampiaskan rasa perih yang mendalam dihatinya, ia tidak ingin merusak suasana ditempat damai itu. Mungkin dirinya hanya perlu beristirahat agar merasa lebih baik.
Jadi, Haruka membalikkan badan untuk pulang kerumah dan berendam air hangat setibanya disana.Akan tetapi, batinnya mengatakan bahwa ia ingin merasakan angin sejuk pantai sekali lagi. Setidaknya yang terakhir kalinya untuk hari ini.
Ia pun beralih ke sebuah jalan kayu setapak yang letaknya tak jauh dari posisinya sekarang. Para nelayan biasa menggunakannya sebagai tempat perahu kecil mereka berlabuh tapi kebetulan sekarang tidak ada satupun perahu yang terlihat disana.
Setibanya di ujung, Haruka memejamkan mata dan menunggu hembusan angin datang menerpa wajahnya.
Waktu berlalu namun pria itu tak kunjung mendapati sedikitpun semilir angin menyentuh kulitnya.
Ia terus menunggu namun bukan angin yang didapatkan melainkan sebuah percikan air asin yang datang tepat dari bawah laut."Ukh.. Asin!"
Haruka menggerutu ketika lidahnya tanpa sengaja mengecap air laut yang mengenai wajahnya. Sebelah lengannya terangkat untuk mengusap wajah yang sedikit basah itu.
Ia penasaran siapa gerangan yang memercikkan air ke wajahnya disaat seperti ini. Haruka pun berjongkok dan menundukkan pandangan nya, berusaha fokus melihat ke dalam laut yang tampak gelap. Maniknya menelusuk ke bawah air dan berusaha menemukan pelaku yang mencipratkan air ke wajahnya.
Nihil, ia tidak menemukan apapun. Itu membuat rasa penasaran Haruka semakin menjadi-jadi. Tidak mungkin kalau ikan yang melakukan nya, kan?
Toh, mana ada ikan yang bisa menjahili manusia.
Air yang bergelombang membuat Haruka sedikit kesulitan melihat dengan jelas, namun tak lama kemudian. Pandangan pemuda itu menangkap sesuatu dibawah sana, agak samar tetapi cukup menjanjikan.
Byushh..!
Percikkan itu datang lagi.
Kini kembali membasahi wajah tampan lelaki hobi renang yang tengah menunjukkan ekspresi keheranan itu.
Lagi-lagi lidahnya tak sengaja merasakan air asin, Haru menutup kedua matanya supaya tidak kemasukan air garam yang pastinya akan terasa perih dimata.
Ia merutuki siapapun yang telah melakukan hal ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Free! Chara x Reader One Shots
FanfictionFans Free! merapat yok! Author mohon dukungannya karena ini fanfic pertama Author, Harap maklum apabila ada kesalahan 🙏 Free! Disclaimer to ©Koji Ouji