Instagram: nrml_rhyyu
"Bang dukun kemana ya?" Cherry mengedarkan pandangannya mencari Alan. Sejak bel istirahat berbunyi, dia tidak bertemu dengan Abangnya itu.
"Apa jangan-jangan bang dukun lagi ada pelanggan ya,"
"Pasti pelanggannya cowok, terus minta peletin aku biar aku cinta sama cowok itu," Ujarnya curiga.
"Wah gak bisa dibiarin nih, aku harus cegah."
Baru beberapa langkah, Cherry merasakan sakit yang teramat pada perutnya. Bahkan dadanya kini ikut terasa sesak, kepalanya pening akibat rasa sakit yang kini menyerangnya. Cherry pun berpegangan pada tembok koridor agar tidak terjatuh. Rasa sakit ini menyerangnya lebih cepat dari yang dia perkirakan.
"Akhh. . . Saaakkiittt," Cherry merintih kesakitan, dia ingin meminta pertolongan. Namun saat ini dia ada di koridor menuju lab. Sangat jarang ada yang lewat terkecuali jika ada pelajaran lab.
Nafasnya semakin memburu. Rasa sakit ini semakin membuatnya tidak bisa menopang berat badannya lagi. Akhirnya Cherry pun terduduk di lantai koridor yang begitu sepi. Hanya terdengar suara rintihan kesakitan dari gadis itu.
"Hikss. . . tolong," Cherry terisak tak bisa lagi menahan rasa sakitnya ini.
"Bang Alan tolong."
"Alen tolongin Cherry."
"Nesya, Cherry kesakitan. Tolongin Cherry hiks. . . ."
Namun percuma, tidak ada yang datang. Siapa yang akan mendengar kalau suaranya bahkan hanya bisa terdengar olehnya saja. Cherry hanya bisa pasrah menunggu siapa pun yang akan menolongnya. Dia berharap ada yang lewat dan bisa dimintai pertolongan olehnya.
"Lu ngapain disitu?"
"Akhirnya. . ." Gumam Cherry.
"Tooloongiin Cherry, Cherry gak kuat lagi. . ." Pandangan Cherry mengabur, dia hanya bisa melihat seulet laki-laki yang berlari ke arahnya. Namun setelah itu kegelapan pun menyelimutinya.
"Hei, bangun," Laki-laki itu menepuk pipi Cherry agar terbangun.
"Fatih, lu ngapain?"
Fatih pun menengok ke arah belakang. Dia melihat Tio berjalan ke arahnya, "Bantuin gue, ini si Cherry tiba-tiba aja pingsan."
Tio pun membelalakkan matanya setelah melihat tubuh Cherry yang tadi sempat terhalang tubuh besar Fatih.
"Yaampun Fatih, lu apain anak orang?" Tanya Tio dengan heboh setelah sampai di samping laki-laki itu.
"Bacot lu, ayo bawa ke UKS," Fatih pun mengangkat tubuh Cherry dan segera menuju UKS. Sedangkan Tio mengikutinya dari belakang.
"Woi minggir lu semua," Usir Tio pada murid lain yang menghalangi jalan mereka.
Alan yang sedang mengobrol dengan temannya pun mengarahkan pandangannya melihat Fatih menggendong seorang gadis. Alan merasa tidak asing dengan gadis yang ada dalam gendongan Fatih itu. Pandangannya jatuh pada tangan gadis itu, seketika matanya melotot kaget melihat jam tangan warna kuning yang dipakai gadis itu. Itu adalah jam tangan pemberiannya untuk sahabatnya. Tidak salah lagi, gadis itu adalah Cherry.
Alan segera berlari menyusul Fatih. Dia tidak menghiraukan temannya yang memanggil dirinya. Saat ini dia ingin melihat kondisi sahabatnya itu.
"Lu kenapa Cherry, jangan bikin gue khawatir," Gumam laki-laki itu sambil berlari menyusul Fatih yang sudah jauh menuju UKS.
***
Fatih membaringkan tubuh lemas Cherry dengan sangat pelan. Dia dapat melihat wajah pucat gadis itu. Bahkan pelipisnya penuh dengan keringat. Apa rasa sakit yang diderita gadis ini sangat menyakitkan sampai tidak bisa menahan kesadarannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Suka Cherry
Teen Fiction"Cher, lu yakin ini tasnya?" tanya seorang gadis dengan wajah was-was melihat sekitar nya. "Iya tenang aja, aku yakin banget ini tasnya," Gadis itu sangat yakin kalo tas ini milik orang itu. "Yaudah, cepetan masukin sebelum keburu masuk." Gadis itu...