Alhasil irene terjatuh ke meja sebelah.
"Awww! Anjir sakit huweee." rengek irene
Somi yang melihatnya hanya tertawa terbahak-bahak tanpa ada niatan menolong sahabatnya itu.
"M-maaf ya--" perkataan irene terhenti saat melihat siapa orang yang menduduki meja tersebut.
.....
"Eoh? Maaf. Saya permisi." kata Irene malas lalu melangkahkan kaki nya ke toilet.
Sedangkan salah seorang yang duduk di meja tersebut terkejut.
Orang tersebut senang, namun juga sedih.
Di satu sisi ia merasa senang karena bisa bertemu kembali dengan gadis yang selama ini ia cari, di sisi lain ia merasa sedih karena merasa gadis yang dicarinya itu telah berubah, terlihat dari sikapnya yang seolah menghindarinya.
Di toilet.
Saat di toilet, Irene menatap pantulan dirinya di kaca yang tersedia.
"Dia? Disini?" gumam Irene pada pantulan dirinya sendiri.
Lalu Irene mengusap pantulan dirinya sendiri dengan pelan.
"See, ternyata takdir memihakku, Kim Doyoung." kata Irene dengan suara pelan dan lirih, diikuti seringaian iblisnya lalu pergi meninggalkan bekas sidik jarinya dikaca.
.....
"Ren, kok muka lu jadi datar macem triplek sih?" tanya Somi saat Irene sudah kembali.
"Som, ayok pulang." Irene langsung jalan kearah pintu cafe tanpa menunggu Somi.
Sedangkan Somi hanya terdiam sesaat untuk memikir kenapa Irene seper—
OWH! Irene pasti kayak gini gara-gara Doyoung anjing itu!
Batin Somi seraya menatap Doyoung tajam.
Somi menyusul Irene, tetapi ia sengaja melewati meja Doyoung terlebih dahulu, lalu membisikkan sesuatu kepada Doyoung membuat teman-teman Doyoung menatapnya kaget.
"Berani juga lo balik." ia tertawa sinis pelan diakhir kalimat.
Doyoung tidak menghiraukan perkataan Somi, yang ia pikirkan adalah kalau Somi pergi pasti Irene juga pergi dari cafe ini.
Irene?
Tanpa berpamitan pada temannya, Doyoung sudah lebih dulu mengejar Irene, meninggalkan teman-temannya dan juga Somi yang masih berada disana.
.....
Saat Doyoung keluar dari cafe, Doyoung melihat Irene memasuki taksi dan pergi. Melihat hal itu dengan segera Doyoung mengejar taksi itu menggunakan motornya.
Maaf tapi gw gak akan biarin lu pergi gitu aja ren.
Batinnya.
.....
Diperjalanan, Doyoung akhirnya bisa menghadang taksi tersebut.
Supir taksi tersebut keluar dan menghampiri Doyoung.
"Hey nak, apa kau sudah bosan hidup? Minggir cepat, saya mau jalan mengantar penumpang ini." katanya.
"Suruh penumpang itu turun." perintah Doyoung dengan wajah datar dan menatap mobil taksi tersebut, lebih tepatnya orang yang ada didalamnya itu.
"Hey, apa maksud—"
"Dia kekasih saya."
"Lalu apa hubungannya dengan saya? Dia pelanggan—"
"Suruh dia turun, saya yang akan bayar. Atau kau tau akibatnya."
"Aiish anak ini." kesal supir itu tetapi tetap pergi menuju mobilnya untuk memanggil Irene.
Irene side.
Sebenarnya Irene tau kalau ada yang mengikutinya, sampai tiba-tiba ada yang menghadang taksi yang ia naiki.
Irene melihat datar orang yang baru saja menghadang taksinya tersebut. Sampai saat orang tersebut membuka helm full facenya itu, Irene menyeringai misterius.
Terlihat sopir yang sedang memarahi orang tersebut, namun sepertinya supir itu hanya bisa pasrah, ia pun memilih kembali ke dalam taksi.
"Maaf nak, sepertinya saya hanya bisa mengantar kamu sampai disini."
"Tidak apa pak, makasih pak saya pergi dulu. Ohya pak ini uangnya." kata Irene lalu keluar dari taksi tersebut.
.....
"Ngapain sih lo hah?!" bentak Irene saat sudah didepan Doyoung.
"Loh kok bapak tadi pergi? Gw belom kasih uangnya." Doyoung menatap bingung mobil yang ditaiki Irene tadi.
"Gausah ngalihin pembicaraan." Irene menatap Doyoung tajam.
"Mau lo apa sih hah?! Ngancurin hidup gw lagi?!" lanjutnya.
"Irene, gw gak tau apa permasalahannya, lo tiba-tiba pergi dari gw tanpa kasih tau apa masalah—"
Irene terkekeh.
"Basi anjing!"
~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Souls Because Of You | Bae Irene
Teen FictionTakdir yang telah membawaku pada kehidupan sekarang, jadi jangan menyalahkan sikapku sepenuhnya. Di kehidupan ini bukan hanya aku dan kau yang memainkannya, namun ada banyak pemain pendukung yang turut bermain. "Gw yang dulu dan sekarang jauh berbed...