"Hehe iya-iya. Jadi—"
Ting tong
.....
"Siapa lagi sihhh?!! Yaampuunn!! Ganggu banget!" teriak Irene sambil berjalan kearah pintu dengan perasaan kesal.
Sedangkan Somi menahan tawanya karena lucu melihat ekspresi sahabatnya itu.
Ting tong
Ting tong
"Sabar woyy!" kata Irene kesal.
"Siapa sih lo?! Nggak bisa sabar dikit apa gimana hah?!"
"Iya—
anjing gw dikerjain!" gumam Irene saat membuka pintu tetapi tidak melihat siapapun.
"Siapa yang dateng Ren?" teriak Somi dari dalam.
"Setan Som." jawab Irene yang juga teriak.
"Hah?!" kaget Somi yang tidak Irene hiraukan.
Saat ingin menutup pintu, Irene melihat secarik kertas di kursi yang ada di terasnya itu
Apaan nih?
"Surat? Siapa yang kirim? Dan buat siapa? Gw?"
Kebingungan Irene dijawab oleh tulisan yang tertera diujung amplop surat itu.
"Buat gw?" tanya Irene pada dirinya sendiri saat membaca tulisan yang tertera di amplop itu. 'To: Bae Irene'.
Kemudian Irene masuk ke dalam setelah menutup pintu.
"Beneran setan ren yang dateng tadii?!!" panik Somi.
Irene mengedikkan bahunya lalu menjawab, "Gak tau gw, iya kali. Nih, dia ngasih surat." Irene memperlihatkan surat tersebut pada Somi.
"Coba buka! Gw kepo nih." kata Somi sambil memepet-mepetkan badannya ke Irene.
"Ish diem dulu sono." Irene mendorong Somi ke tempat semula.
"Ishhh." Somi mengerucutkan bibirnya.
"Shuuutt, diem lu mbing."
"Mbing matamu mbing." cibir Somi.
Irene tidak mempedulikan Somi, ia hanya sibuk melihat surat yang berisikan tulisan yang tidak dapat dimengerti Irene itu.
"Apaansi Som liat deh."
Somi melihat isi surat tersebut lalu,
"Apaansi?!! Tu orang emang niatnya kebangetan ye sampe sura— OWALAH GW TAU!!! INI MAH PASTI YANG NGIRIM ANAK PRAMUKA REN! NOH LIAT! SAMPE NGASIH SURAT AJA PAKE SANDI PRAMUKA!!"
Irene kembali menatap surat tersebut.
"S-setau gw ini..., sandi kotak. Tapi kotak 1 2 apa 3 kambing?!" Irene pun kesal sendiri lalu melempar surat tersebut.
"Jangan dilempar bego!" Somi menoyor kepala Irene lalu mengambil surat itu lagi.
"Siapa tau arti dari surat ini ada apanya gitu ren."
Somi membolak-balikkan kertas tersebut dan karena mata Somi yang super duper jeli, jadilah ia menemukan 2 huruf yang ditulis sangat-sangat kecil.
"Ren ren!" Somi menepuk-nepuk pundak Irene tetapi ia tetap melihat ke kertas tersebut.
"Ren renn!!"
"Iih apaansi Som?!" kesal Irene.
"Liat-liat!"
Irene menatap kertas tersebut dan... "Liat apaan goblok?! Noh kosong gitu kok."
Irene menoyor kepala Somi, "Aduuuhh."
Somi menatap Irene kesal, "Makanya tu mata jangan buat diliat yang adem-adem terus! NEH! Tulisannya '-TN'. Mampus gak lo tambah bingung?"
"TN? Apaan coba cuman dua huruf gini? Arghh!
Jadi Maksudnya gw diteror ini?!" lanjut Irene.
"Sing sabar buk. Yaudah itu urus nanti aja, sekarang kita lanjut aja cerita lu yang tadi. Nanti itu kita cari aja di google. Besok, disekolah."
"Ehh.. cerita yang mana?" tanya Irene dengan tampang polosnya.
"Yeu dugong, malah pake pura-pura lupa."
"Dugong bodymu dugong!"
"Yaudah lanjut ceritanya, jadi sebelum gw dateng itu ada apa?"
"Oh itu tadi, ada yang salah alamat gitu—"
"Trus masalahnya apa?" tanya Somi ngeselin.
"Bisa diem dulu gak lu?! Kepotong trus daritadi kapan selesainya gw cerita." kesal Irene.
"Ehe.. maap bu bos."
"Yang salah alamat itu tadi cowok, pakaiannya itu juga aneh. Gw rada gak percaya kalo dia salah alamat."
"Lu tau mukanya?"
"Mukanya ketutup, gw tau dia cowok juga dari suaranya sama postur tubuhnya."
"Trus yang lu takutin apa?" heran Somi.
"Yaa gw takut aja dia ada niat buruk."
"Buruk sangka mulu lu ren, gak baik ntar malah jadi fitnah."
"Astaga!!"
"Apaan ren apaan?!"
"Sejak kapan lu jadi gini Som?! Biasanya juga lu yang buruk sangka terus ke gw."
"Yee kambeeng, gw sleding baru tau rasa lu." Somi menoyor kepala Irene.
"Ehe sorry somay quu."
"Bodo setan!"
Dan pada akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk menonton drama Korea hingga larut malam.
Somi yang fokus dengan drama didepannya. Sementara Irene masih memikirkan orang aneh yang salah alamat tadi dan surat yang baru ia terima
Apa cowo itu ada hubungannya sama surat tadi?
~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Souls Because Of You | Bae Irene
Teen FictionTakdir yang telah membawaku pada kehidupan sekarang, jadi jangan menyalahkan sikapku sepenuhnya. Di kehidupan ini bukan hanya aku dan kau yang memainkannya, namun ada banyak pemain pendukung yang turut bermain. "Gw yang dulu dan sekarang jauh berbed...