Part 2

28 2 0
                                    

"Gw istirahat bareng temen gw."

Setelah itu Irene pergi dengan santai meninggalkan Nagyung yang sedang kesal.

"Temen doang juga!"

Lalu dia pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya.

.....

Saat ini Irene sedang menunggu Somi yang sedang membereskan bukunya.

Irene dengan tenang memainkan ponselnya sambil bersandar ditembok tanpa mempedulikan tatapan murid lain kepadanya.

Tidak lama kemudian orang yang ditunggu akhirnya datang.

"Hey ren.. sorry lama ya." ucap Somi tak enak.

"It's okay.. Langsung kantin aja." jawab Irene sambil memasukkan kembali ponselnya.

"Ayook, gw udah laper." seru Somi sambil menarik tangan irene.

Mereka berdua berjalan ke kantin dengan santai. Sesekali Somi dan Irene tersenyum untuk menanggapi sapaan murid lainnya.

Sesampainya dikantin---

"Ren, lu yang nyari tempat, biar gw yang pesen."

"Ya, seperti biasa ok."

"Siip." kata Somi mengacungkan jempol sambil bejalan ke stand makanan.

Dan Irene juga berjalan mencari tempat.

.....

Saat sedang menunggu Somi kembali, Irene pun memainkan ponselnya.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang sedang memperhatikannya sedari tadi

Tetapi orang itu tidak mengetahui siapa Irene karena Irene duduk membelakanginya.

Dia siapa ya? Kok kayak gak asing???

Batin orang tersebut.

Gak lama Somi pun datang dan membawa nampan makanan mereka berdua.

Orang tersebut melebarkan matanya.

Bukannya itu Somi?? Sahabatnya, Ir-ene?

.....

"Som, kok gw ngerasa kayak ada yang ngeliatin gw ya?" Irene menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri tetapi tidak ke belakang. Alhasil Irene tidak dapat mengetahui siapa yang sedari tadi menatapnya.

"Pwerasahaan lho ajah kaliw." kata Somi aneh.

"Ih apaansi lo Som. Telen dulu kali." perintah Irene lalu meminum minumannya.

Setelah Somi menelan makanannya, ia kembali bicara.

"Perasaan lo aja kali, gw gak ngerasa diliatin tuh."

Kata Somi tak peduli.

Irene mengangguk-anggukan kepala.

"Ya deh terserah lo." lalu Irene pun memakan makanannya yang belum ia sentuh sedari tadi.

Saat mereka berdua sedang menikmati makanan, tiba-tiba Nagyung dkk datang dan langsung duduk bersama Irene dan Somi.

"Gw sama yang lain boleh duduk disini gak?" tanya Nagyung pada Irene.

"Kalo udah duduk ngapain masih izin bego." kata Somi dengan suara yang amat pelan.

"Ekhem... Jadi? Boleh kan? Boleh lah, Irene aja gak masalah, kok lu yang sewot." tanya Jennie, sahabat Nagyung.

"Idiih, siapa yang sewot juga? Dasar!"

"Heh! Lu tuh siapa sih? Kita tuh ngomobg sama Irene, bukan sama lo! Murid baru aja belagu." kata Lami, sahabat Nagyung yang lain.

"Yang lu katain belagu siapa?" tanya Irene dengan nada datar.

"Ehh.. eng-gak kok Ren,, b-bukan lu." kata Nagyung gelagapan.

"Terus? Temen gw?" Irene menatap mereka bertiga datar.

"Lami gak ada maksud ngatain temen lo kok, Ir—" ucapan Nagyung terpotong oleh Irene.

"Som, yok balik. Dan lu, bilang ke temen lu, gw gak suka ada yang ngejelek-jelekin temen gw." kata Irene lalu pergi sambil menarik Somi meninggalkan makanan mereka yang belum habis dan Nagyung dkk.

.....

Sekarang mereka berdua sedang berada di taman sekolah yang sekarang tidak ada siapapun kecuali Irene dan Somi.

"Ren, tadi mereka bertiga tuh siapa sih? Kok tiba-tiba nyamperin meja kita terus tau nama lo?" tanya Somi menatap Irene.

"Yang tadi izin duduk itu namanya Nagyung, temen sebangku gw. Tadi sebelum istirahat juga dia minta-minta ke gw buat istirahat bareng, tapi gw tolak. Sisanya gw gak tau siapa, dayang-dayangnya kali." jawab Irene tertawa pelan diakhir kata seraya memakan snack yang tadi sempat ia beli di kantin.

"Huuuhhh, ganggu aja mereka!" Somi mengerucutkan bibirnya.

Gak lama terdengar suara gerombolan anak laki-laki mendekati taman itu.

Tetapi Irene dan Somi tidak tau jelas siapa mereka karena Irene dan Somi sudah beranjak dari duduk nya.

Tapi saat akan pergi, Irene dan Somi berpapasan dengan gerombolan lelaki itu.

Tetapi tetap saja Irene tidak tau siapa mereka karena Irene jalan dengan menunduk-an kepalanya.

Sementara Somi yang melihat salah satu dari mereka pun terkejut sampai melototkan matanya lebar.

Lalu dengan cepat ia menarik tangan Irene untuk segera pergi dari tempat itu.

~~~~~

Two Souls Because Of You  |  Bae IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang