#3

1.8K 198 3
                                    

Taehyung dan Seokjin sedang memasak makanan untuk sarapan, tidak terlalu banyak.. cukup untuk mereka berdua. Kemarin, seokjin yang kebetulan sedang berkunjung ke panti asuhan itu mengantar Taehyung pulang ke apartemen nya setelah Taehyung bercerita kalau ada eomma'nya datang ke panti. Seokjin mengerti, ia tahu kalau sebenarnya Taehyung sangat merindukan eomma'nya hanya saja rasa kecewanya lebih besar daripada rasa rindu nya. Seokjin menepati janjinya pada eomma Taehyung--nyonya Kim, dia selalu ada saat Taehyung membutuhkannya, dan selalu menghibur nya saat Taehyung menangis karna suatu hal.

ting.. tong.. ting.. tong..

Suara bel apartemen berbunyi. "Biar aku buka pintunya" seokjin melangkah ke arah pintu apartemen Taehyung, menekan beberapa digit angka untuk membuka pintunya. Saat Seokjin membuka pintunya, terlihat seorang namja jakung mengenakan mantel berwarna coklat muda berdiri di depan pintu apartemen. Kcamata yang bertengger di batang hidungnya menutupi mata nya yang menyipit karena tersenyum. Garis senyum terbentuk diantara pipi dan bibirnya, lesung pipit terlihat samar di pipinya. Namja itu tersenyum pada Seokjin.

"Apa benar ini apartemen atas nama Kim Taehyung?apa dia ada?" Namja itu bertanya masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Y-ya benar, ada urusan apa ahjussi mencari Taehyung?" Entah kenapa seokjin merasa gugup berhadapan dengan namja itu.

"Ah, apa aku setua itu? Umurku baru 37 tahun, nama ku Namjoon. Aku mengantarkan seseorang yang ingin bertemu dengan Taehyung" Namjoon menggeser sedikit posisi tubuhnya. Menampilkan seorang wanita/yeonja berkepala empat membawa paper bag berwarna hitam.

"Imo?" Gumam Seokjin. Dia menatap ke arah wanita berkepala empat yang menjadi penyebab Taehyung menangis sendirian di taman kemarin.
.
.
.
.
.
.
Taehyung sedang menaruh makanan yang ia buat pada piring yang ia sediakan untuk menyajikan makanannya. Taehyung menyendok sedikit makanannya dan menaruhnya di telapak tangannya untuk mencoba rasanya. Disaat yang bersamaan, terdengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya.

"Hyung, siapa yang dat--" ucapan Taehyung terhenti saat mengarahkan pandangan nya ke arah suara langkah kaki itu. Bukan seokjin yang datang menghampiri nya.

'Darimana eomma tau alamat apartemen ku?' batinnya.

"Eomma tahu alamat apartemen mu dari Lee," ucap nyonya Kim, seakan tahu apa yang Taehyung pikirkan. Tak lama setelah Nyonya Kim mengatakannya, namjoon dan Seokjin menyusul nyonya Kim yang sudah masuk ke dapur terlebih dahulu.

Taehyung memandang ke arah lelaki dengan mantel coklat muda yang berdiri di sebelah Seokjin. 'Apa dia paman namjoon?' Taehyung tak terlalu ingat.

Taehyung mempersilahkan nyonya Kim untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Meskipun Taehyung merasa kalau eomma'nya itu membuangnya, tapi bagaimanapun juga Nyonya Kim adalah eomma'nya kan? jadi Taehyung berusaha bersikap baik padanya.

Nyonya Kim menjelaskan alasan kenapa dia meninggalkan Taehyung di panti asuhan. Dia juga memberi tahu Taehyung kalau selama ini dia tinggal bersembunyi bersama teman tuan Kim, yaitu Namjoon.

"Lalu dimana appa? Kenapa appa tidak ikut kesini?" Mata Taehyung sudah berembun sejak awal nyonya Kim bercerita.

"Appa... eomma tidak tahu. Eomma tak pernah bertemu dengan appa setelah itu, appa juga tidak memberikan kabar apapun" Taehyung menunduk, dia khawatir pada appa nya. "Apa eomma boleh memelukmu?" Taehyung tak menjawab pertanyaan eomma'nya.

"Maaf, eomma merindukanmu" nyonya Kim memeluk anaknya.

Taehyung hanya terisak kecil di pelukan eomma'nya, tak membalas ataupun menolak pelukan hangat eomma'nya.
.
.
.
.
.
.
"Hey, kenapa menyendiri disini?"

My android [Kookv/Ggukv]Where stories live. Discover now