Bab 12

13 2 0
                                    

Azhira dan Andreano tiba di rumah pukul sepuluh malam, hanya Bi Asih yang menyambut mereka lebih tepatnya menyambut Azhira saja. Dia bilang Paman dan Bibi sudah ke kamar sejak tadi. Aku mengerti, mungkin mereka kecapaian seharian bekerja. Aku kasihan pada mereka.

"Non Metha sudah makan malam? Biar bibi panaskan,"

"Tidak usah Bi, biar Metha saja yang panaskan. Sudah waktunya istirahat kan?" Bi Asih hanya mengangguk.

"Tidak apa-apa, Bi. Sekarang Bi Asih istirahat saja." Akhirnya Bi Asih meninggalkan Metha dan Andreano.

Entah kenapa, Adrian kali ini hanya memilih diam memperhatikan Azhira berkutat dengan alat-alat dapur sambil tersenyum.

"Kenapa memperhatikanku? Kenapa kau tidak naik saja dan tidur? Hantu tidak butuh makan kan?" Azhira sama sekali tidak menatap Andreano. Dia tidak mau sup yang di pindahkannya tumpah.

"Selain menyebalkan, ku rasa kau sekarang juga gila. Kenapa terus tersenyum seperti itu?" Andreano tidak menggubrisnya dan melanjutkan mememperhatikan Azhira sambil tersenyum.

"Berhenti menatapku, Andreano Ifdan!" Azhira mulai kesal.

"Aku tidak butuh izinmu, nona Azhira Amethari. Aku ini hantu. Kau tau itu kan?" Jawabnya santai.

Azhira hanya membuang nafas kasar. Tidak ada gunanya berdebat dengan hantu. Yang ada seluruh rumah akan terbangun karna mendengar suaramu.

Azhira mulai memakan supnya tanpa ekspresi. Dan Andreano hanya menatapnya. Kali ini tanpa tersenyum.

"Aku ingin bertanya. Sebenarnya sudah lama mau ku tanyakan." Andreano menatapnya serius.

"Apa hantu butuh tidur? Apa butuh makan? Apa hantu juga merasa lelah?" Andreano terdiam.

"Sebenarnya aku tidak butuh tidur. Tidur hanya seperti formalitas saat aku bersama mu. Mataku memang terpejam tapi aku sadar sampai pagi. Soal makan, ku rasa aku tidak butuh itu. Dan lelah, ku rasa akan saatnya juga kami merasakan lelah dan butuh beristirahat." Jawabnya.

"Satu lagi. Apakah hantu juga akan merasakan jatuh cinta?" Andreano terdiam untuk kedua kalinya.

"Kenapa? Apa aku salah bertanya?" Azhira makin penasaran.

"Tidak. Bukan begitu. Maksudku untuk pertanyaanmu yang satu ini aku tidak bisa menjawabnya. Karna aku sendiri tidak tau." Azhira menatap Andreano dengan tatapan bertanya-tanya.

"Sudah, berhenti bertanya! Habiskan makananmu dan istirahatlah. Besok Paman Adi akan mengajakmu ke perusahaan inti kan?" Azhira yang di tanya hanya mengangguk pelan.

"Besok aku tidak akan mengganggumu. Aku akan pergi seharian penuh,"

"Kenapa? Kau mau kemana?" Azhira penasaran.

"Hei, kenapa kau sangat penasaran? Tenanglah, Honey. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." Godanya.

"Apa kau bilang? Aku bahkan tidak keberatan kalau kau pergi dariku. Aku akan bersyukur karna telah terlepas dari hantu menyebalkan sepertimu." Jawabnya kesal.

"Kalau aku benar-benar meninggalkanmu, kau akan menangis meraung-raung memohon agar aku kembali." Jawabnya santai.

"Kau ini, benar-benar ke PD-an sekali yah?" Baru saja Azhira ingin memukul Andreano dengan sendok yang di pegangnya.

Plopp

Andreano menghilang meninggalkan Azhira yang menhabiskan supnya dengan kesal.

"Hantu ini benar-benar menyebalkan. Awas saja nanti, akan ku pukul kau habis-habisan Andreano Ifdan. Tunggu saja!"

Setelah sup itu di habiskannya, dia mencuci piring dan menaiki tangga menuju kamarnya. Dia sempat ingin lansung memukul Andreano tapi Andreano telah terlelap. Dia mengambil selimut dan menyelimutinya.

"Baru tadi ku beri tau, Azhira. Hantu tidak benar-benar tidur." Katanya dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My (Dear) GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang