DELAPAN

52 6 2
                                    

*******

Vio dan ojol lain bentrok dengan ojek biasa. Karena rebutan lahan parkir. Entah siapa yang mulai. Yang jelas, Vio dan 19 orang ojol lain baku hantam dengan sekitar 25 orang ojek biasa. Karena warga sekitar melerai mereka dan malah jadi bentrok melawan para ojek itu. Mereka terpaksa pergi dari situ.

"Pokoknya tong harus balas!" Para ojol sudah sepakat. "Besok pagi tong serang dong pu kantor!" Seorang ojol lain berteriak. "Ayo ayo! Tong serang besok pagi!" Ojol lain juga serempak setuju.

"Besok bawa alat tajam masing-masing! Tong kaco!" Seorang ojol mengusulkan. "Yo yo yo. Besok tong kumpul baru serang!" Semuanya sepakat. Vio tentu saja ikut! Solidaritas sesama ojol.

Besok paginya, semua ojol sudah berkumpul dan membawa alat tajam. Kebanyakan membawa parang dan sabit. "Ayo....!" Seorang ojol memimpin gerombolan. Mereka berjalan menuju kantor organisasi ojek, yang kemarin bentrok dengan mereka.

***

Mereka tiba di kantor ojek yang dimaksud. Tapi, kantor itu kosong. "Ayo ayo ayo!" seru Vio.

"WOOOE! BIKIN APA ITU!" teriak seorang Polisi dari dalam mobil patroli yang lewat. Dengan beberapa orang Polisi bersenjata lengkap di belakang.

Semua ojek panik. "Ah hehehe. Tidak pak. Kami mau kerja bakti, pak. Ayo ayo kerja ayo..." Vio langsung membabat rumput yang memang agak tinggi.

Ojol lain terpaksa ikut kerja. Karena polisi turun dari mobil dan terus mengawasi mereka. Mereka akhirnya kerja bakti. Bersih-bersih kantor ojek biasa pagi itu. Karena takut dengan polisi bersenjata lengkap yang mengawasi.

"Oke, su bersih to. Ayo tong pulang!" seorang ojol lain berseru. "Ayo ayo..." Mereka pulang serentak. Setelah semua ojol pulang, Polisi baru pergi dari tempat itu.

***

"Kampret! Gara-gara polisi datang sampe tong terpaksa kerja bakti," seru seorang ojol. "Mas Vio, gara-gara ko ini!" seru ojol yang lain.

"Daripada tong dapa tangkap bodo-bodo! Tidur di penjara, tong tra bisa 'narik' ?" bantah Vio. Yang lain diam, yang lain setuju dengan Vio. Akhirnya mereka semua melanjutkan 'narik'. Vio juga begitu.

"Malam..." sapa Vio di depan rumah. Seperti biasa, Bi Ina sudah membuka pintu. "Malam mas Vio. Gimana hari ini mas?" tanya Bi Inah. "Capek Bi," jawab Vio.

Vio langsung ke kamar dan mandi. Membereskan dan mempersiapkan perlengkapan ojolnya. "Sial! Tra bisa balas hari ini e!" ucap Vio. "Sudahlah. Masih bisa besok." Vio lanjut makan dan tertidur malam itu.

***

Pagi harinya, Vio lanjut 'narik'. "Pokoknya besok tong harus balas!" seru seorang ojol saat mereka berkumpul. "Tong serang dong pu pangkalan saja. Kas rubuh!" seru ojol lain. "Iyo iyo. Kas rubuh saja itu!" Ojol-ojol lain angkat suara.

"Besok bawa cangkul, skop, linggis, sama palu 5 kilo. Tong kas rubuh itu pangkalan!" Seorang ojol berorasi. Yang lain serempak setuju. Termasuk juga Vio.

Keesokan harinya, mereka sudah membawa peralatan yang disetujui. Yang lain malah sampai membeli baru di pasar. Demi solidaritas.

"Ayo! Tong kas rubuh dong pu pangkalan kecil itu!" Seorang ojol sudah memimpin gerombolan. Semuanya bersemangat dan sangat berniat.

Karena terlalu semangat, semua ojol lupa kalau di sebelah pangkalan ojek itu ada pos jaga TNI/POLRI. Jaraknya hanya beberapa meter. Karena mendengar ribut-ribut, beberapa anggota TNI dan POLRI menuju ke pangkalan ojek untuk memeriksa

***

"Hiyaaa!" pimpinan gerombolan mengayunkan palu 5 kilo sekuat tenaga ke lantai pangkalan ojek itu Dia sangat bersemangat membalas dendam. Tiba-tiba, "WOOOE! BIKIN APA TU! BRENTI! BRENTI! BRENTI!" teriakan seorang anggota TNI menggelegar.

Pimpinan gerombolan ojol berdiri kaku dalam posisi "siap", saat melihat rombongan TNI dan POLRI menuju ke arahnya. Yang lain mau melarikan diri. Tapi karena takut, mereka akhirnya tetap di tempat.

"Kam mo bikin apa e!" bentak seorang anggota TNI. "Siap, ndan! Tong mau bersih-bersih got, ndan!" seru pimpinan gerombolan yang berdiri kaku. Semua ojol menepuk dahi dengan perasaan menyesal. Termasuk Vio juga.

"Betul?" si anggota TNI memastikan. "Betul ndan!" Si pimpinan gerombolan masih berdiri kaku di tempat. "Yo! Kalo begitu, itu got sekitar pasar kam bersihkan. Batu-batu di angkat kas pindah. Bagian dalam got di cangkul, kas bersih da pu kotoran-kotoran," lanjut anggota TNI yang tadi.

"Siap 86 ndan!" Pimpinan gerombolan memberi hormat lalu mengajak kawan-kawan ojolnya kerja bakti lagi pagi itu. Semuanya bekerja dengan hati kesal dan menyesal. Tapi tidak berani melawan, apalagi kabur. Karena rombongan TNI/POLRI tadi mengawasi mereka.

Parit-parit sekitar pasar akhirnya terbebas dari kotoran, batu-batu dan sampah yang menyumbat. Air mengalir melewatinya seperti mobil yang melewati jalan tol. Laju dan lancar. Semua karena kerja bakti para ojol yang dengan tanpa pamrih, membersihkan fasilitas umum itu. Padahal sebenarnya, niatan awal mereka adalah balas dendam.

***

"Malam..." sapa Vio di depan pintu rumah. "Malam mas Vio. Katanya tadi mas Vio kerja bakti di pasar ya?" Bi Ina menyambut dengan pertanyaan yang membuat hati Vio 'ambyar'. "Nggak usah tanya, Bi." Vio masuk rumah dengan gontai. Kelelahan akibat kerja bakti tadi pagi dan lanjut 'narik' sampai malam.

"Kampret! Stop sudah! Tra usah serang-serang lagi!" ucap Vio dengan perasaan menyesal. Lalu tertidur pulas karena kelelahan.

Yang tidak diketahui para ojol. Kegiatan "Balas dendam" mereka diliput media setempat. Akhirnya, reputasi mereka naik dan semakin banyak pelanggan yang menggunakan jasa ojol mereka. Niat buruk yang berakhir baik. Kita tidak pernah tahu.

*******

Sesuai aplikasi ya? (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang