1.Pindah

100 37 20
                                    

Sebuah mobil sedan memasuki pekarangan rumah yang lumayan asri karena dipenuhi dengan pepohonan yang rindang, dan disusul oleh dua mobil truk yang membawa serta barang bawaan pemilik mobil sedan tersebut.

"Waaah liat! Sangat indah,bukan?" Tanya seorang pria didalam mobil yang terus mengamati sekitar melalui kaca jendela.

"Iya Pa, kalau kaya gini mah pasti mama bisa nanam banyak bunga." Jawab seorang wanita yang duduk tepat disebelah kursi kemudi.

"Nah ayok sekarang kita turun dan liat isi didalam rumah tersebut!" Ajak Pria itu.

Turunlah keluarga itu dari dalam mobil dan masuk menuju rumahnya. Saat membuka pintu, terpaan angin mulai menyentuh kulit mereka.

"Mai, Rania ayok kita keatas buat liat kamar kita!" Ajak Mama mereka.

Akhirnya mereka tiba dilantai atas yang lumayan luas dan memiliki sekita 3 kamar tidur utama.

"Nah, disini kamar Rania. Terus yang disebelah ada kamar kak Mai."

Maisha dan Rania hanya mengangguk.

"Yaudah, mama akan kekamar mama yang ada dipojok sana. Memang agak jauh dari kamar kalian." Lanjut wanita tersebut dan berlalu meninggalkan kedua putrinya didalam kamar baru Rania.

"Bagus ya kak, tapi sayangnya banyak yang udah tua barang-barangnya." Rania meneliti setiap detail dari kamar barunya.

Mai berjalan menuju ranjang dan duduk disana."Mungkin udah lama enggak ditempatin, atau mungkin pemiliknya yang dulu itu memang suka dengan barang antik."

Rania hanya mengangguk dan berbaring disebelah kakaknya yang duduk memandang lurus kedepan.

"Tapi kenapa ya kak? Kok ada tali disana?" Tanya Rania yang melihat seutas tali menggantung tepat diatas tempat tidurnya.

Tatapan Maisha beralih dengan apa yang baru saja adiknya lihat. Dia juga tampak bingung karena menemukan sebuah tali dengan simpul yang sangat persis digunakan dengan orang yang ingin bunuh diri difilm horor yang biasa dia tonton.

Rania mengenyahkan pikiran negatif dirumah baru nya ini. "Mungkin kan kalau ini dulunya dipakai untuk ayunan anak kecil yang biasa digunakan oleh banyak ibu-ibu"

"Iya tapikan kak..." ucapan Rania terpotong.

"Udah ah kakak mau kekamar kakak dulu dan mau mandi. Udah lengket banget badan kakak." Lalu Mai beranjak dari kasur dan menuju pintu keluar.

Belum sempat dia keluar, Maisha membalikan badan menatap adiknya.

"Kamu jangan lupa mandi dan langsung turun ke bawah untuk makan malam." Lanjut Maisha dan setelah itu menghilang dibalik pintu.

Rani masih mengamati tali yang menggantung diatas tempat tidurnya dengan tatapan aneh.

Apa mungkin ini dipakai untuk sebuah ayunan anak? batin nya.

Lalu Rania bergegas mandi untuk membersihkan peluhnya.

🌑🌑🌑

Dimeja makan sebuah keluarga duduk dengan menyantap makanan mereka masing-masing dan sesekali bercengkrama hanya untuk menanyakan bagaimana tentang rumah barunya ini.

"Pa, dikamar Rania tadi nemuin tali yang tepat berada dilangit-langit atas kasur Rania pa. Papa tolong buangin ya nanti." Ucap Rania disela-sela makannya.

Semua tatapan beralih pada Rania dengan bingung terkecuali Maisha yang memang sudah tahu dan melihatnya dari awal.

"Tali?" Tanya Papanya.

"Iya, tali yang biasa Mai liat difilm horor. Yang dipake buat bunuh diri." Ucap Mai asal.

Sontak perkataan itu membuat terkejut semua yang berada dimeja makan. Semua mata menatap Mai dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Dan Mai yang menyadari hal itu lantas menatap satu persatu orangtua dan adiknya.

Setelah selesai makan Raina membawa Papa nya menuju kamarnya dan memperlihatkan letak tali yang menggangu tersebut. Papa Raina melihat tali itu dengan bingung, pasalnya apa yang dibilang oleh Mai itu betul.

Saat melepaskan tali itu Papa Rania melihat ada bekas bercak darah yang mengering namun sudah tidak berbau dan tali itu juga sudah banyak sarang laba-laba yang mengelilingi. Tak ingin berburuk sangka akhirnya dia segera melepaskan tali itu.

"Yaudah, sekarang kamu tidur! Ini sudah malam." Ucap Papa nya pada Rania.

Rania akhirnya berjalan menuju ranjang dan merebahkan dirinya, disusul oleh papa nya yang mengecup singkat keningnya dan berjalan menuju pintu kamar. Tak lupa dia juga mematikan lampu utama dengan menggantikan lampu tidur.

Rania masih merasa bahwa dirinya tidak sendiri dalam kamar ini, dan seperti ada orang lain yang memerhatikan setiap gerakannya.






TBC
Sampai segini dulu ya.
Ini adalah cerita kedua saya.
Jangan lupa untuk VOTE DAN KOMEN!!☺️

DaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang