4. Siapa (Dia)?

17 7 0
                                    

"Dila tunggu!" Teriak Regan yang mengejar Nadila saat jam istirahat.

Dila berhenti dan berbalik arah.

"Gw tau apa yang lu liat, dan gw juga tau apa yang lu rasain. Tapi tolong, jangan ngeliatin dia seintens tadi ya." Regan menggenggam tangan Dila seolah memohon.

"Hmmm, gw gak janji ya. Lu tau sendiri kan kalo gw paling enggak bisa liat yang kaya gitu." Jawab dia sambil memutar bola matanya.

"Oke deh, tapi usahain ya!"

"Iye gw usahain. Udah ah gw mau ke kantin, laper nih." Ucap Nadila sambil membalikan badan lagi menuju kantin.

"Teraktir gw ye." Ucap Regan sambil berjalan beriringan dan merangkul pundak Nadila.

"Enggak! Jajan lu lebih banyak ye dari gw." Jawab Nadila lalu mengabaikan ocehan sepupunya itu.

🌑🌑🌑

"Assalamualaikum, Mai pulang." Ucap Maisha yang baru saja sampai dirumah.

Rumah terlihat sepi.

"Non." Panggil mang Ujang dari belakang yang membuat Maisha terkejut.

"Eh mang Ujang, saya pikir siapa."

"Maaf non."

"Iya mang. Oh iya, Rania, Mama sama Papa kemanain ya mang?" Tanya Maisha.

"Non Rania ada di kamarnya non, kayaknya dia kecapean jadi mungkin masih tidur non. Kalo nyonya baru aja pergi, katanya ada urusan sebentar diluar dan Tuan belum pulang dari kantor non." Jawab mang Ujang panjang lebar.

Maisha mengangguk paham. "Kalau gitu saya keatas dulu ya mang."

"Baik non." Jawab mang Ujang.

Maisha akhirnya menaiki tangga menuju kamarnya, sebelum itu dia harus melihat keadaan adiknya ini. Dan benar saja Rania masih tertidur dengan lengkap pakaian sekolahnya tadi. Hanya saja sepatu yang sudah terlepas dan dibiarkan berserak dilantai.

"Hmmm, dasar." Ucap Maisha dan berlalu menuju kamarnya.

Saat Maisha sedang ingin menutup kembali pintu kamar Rania, dia melihat sekilas bayangan gadis kecil sepantaran dengan Rania yang berdiri disudut kamar Rania.

Maisha tidak yakin dengan apa yang dia lihat tadi, jadi dia memutuskan untuk masuk kedalam kamar Rania dan melihat sendiri. Dia berjalan perlahan agar tidak membangunkan Rania.

"Tadi apaan ya? Masa iya bayangan anak kecil, Rania kan tidur." Bingung Maisha.

Dia berjongkok untuk melihat kearah kolong kasur, dan...

"Kak." Panggil Rania yang membuat Maisha terkejut.

"Apaan sih dek? Kamu bisa gak jangan bikin kakak kaget?!"

"Lagian, kakak ngapain jongkok disitu? Ada barang kakak yang jatuh?" Tanya Rania dengan suara serak khas bangun tidur.

Dengan gugup Maisha menggeleng. "Enggak kok, tadi cuma mau liat aja. Oh iya kamu mandi dulu sana, trus turun buat makan!" Titah Maisha.

Rania hanya mengangguk dan berlalu pergi kedalam kamar mandi. Maisha yang masih mematung ditempat masih saja memikirkan tentang bayangan gadis kecil itu. Ini kali kedua dia seperti melihat bayangan gadis itu, tapi siapa dia? Apa maksudnya?






Hai, aku update hari ini.
Maaf karena enggak bisa banyak update nya.
Buat kalian yang penasaran dengan cerita kelanjutannya jangan lupa buat selalu
VOTE DAN KOMEN!!

DaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang