7.H2 Dadu

13 4 0
                                    

"Dia tidak akan kembali!" Bisik seorang gadis kecil tepat ditelinga Maisha.

"Dia akan ikut dan menjadi temanku, menyaksikan apa yang pernah terjadi dibalik rumah ini." Tambahnya lagi.

Maisha berusaha bangun dan melihat ke sekeliling, naas karena semua tubuhnya terasa terikat.

"Siapa kamu?" Tanya Maisha dengan suara lantang.

"Dia tidak akan kembali! Hahahaha." Sahut suara gadis kecil itu disertai tawa yang menggema di seluruh ruangan.

"Siapa yang kamu maksud? Siapa yang tidak kembali? Dan siapa yang akan kamu bawa?" Tanya Maisha lagi.

"Aku tidak akan menjawab, karena itu adalah tugasmu." Jawab gadis itu lalu menampakan diri tepat dihadapan Maisha yang mampu membuat Maisha terkejut.

"Waaaaaaaaaa." Teriak Maisha bertepatan dengan bunyi alarm.

Maisha bangun dengan keadaan berkeringat dan napas ngos-ngosan.

"Cuma mimpi Mai, cuma mimpi!" Berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Lalu Maisha memutuskan untuk mandi karena hari ini adalah hari Senin, maka waktunya untuk bersekolah kembali.

🌑🌑🌑

Maisha keluar kamar setelah selesai bersiap diri menuju sekolah. Namun saat dia ingin berjalan menuju tangga, dia melihat kamar Rania sedikit terbuka dan Maisha berniat untuk menutupnya.

"Semua sudah mati termasuk aku! Dan mereka tidak bisa menemukan dimana tubuhku." Racau Rania pada dirinya sendiri sambil menyisir didepan cermin.

Maisha terkejut mendengar apa yang baru dilontarkan adiknya. Mana mungkin Rania mati? Apa dia sedang bergurau atau membuat lelucon pagi? Tapi untuk apa dengan kata yang seseram itu?.

"Dek, ayok turun! Mama sama papa udah nunggu dibawah buat sarapan." Ajak Maisha sambil membuka sedikit lebih lebar kamar Rania.

Rania hanya menatap Maisha dari cerminya dengan tatapan sangat sulit diartikan dan masih sambil menyisir kan rambutnya.

"Aku akan turun sebentar lagi." Jawabnya singkat.

Lalu Maisha hanya menganggukkan kepalanya dan turun mendahului Rania yang masih berada dikamar.

Saat tiba dimeja makan, Rania hanya melihat Mama nya yang tengah menyusun masakan.

"Ma." Sapa Maisha sambil mendekati mama nya.

"Hmmm, kenapa kak?"

"Mama ngerasa gak, kalo dari kemarin itu sikap Rania aneh ma." Tanya Maisha was-was.

Mama nya langsung menatap Maisha dengan bingung.

"Aneh? Aneh gimana maksud kamu?"

"Iya aneh ma. Enggak biasanya dia jadi cuek kaya kemarin, dan tadi juga pas Mai samperin ke kamar dia itu kaya nge...." Ucapan Maisha terpotong saat mendengar suara Rania datang.

Rania tidak mengatakan apapun dan hanya duduk ditempat biasa dia duduk. Dengan tatapan aneh dan sedikit rasa takut dari Mama dan Maisha menyelimuti ruang makan pagi ini.

"Selamat pagi semuanya. Gimana, kakak sama adik siap sekolah nya?" Tanya Papa nya yang baru saja datang.

Tidak ada yang menjawab satu pun karena tatapan mereka masih fokus pada Rania. Dan arah pandang papa mengikuti kemana istri dan anak sulungnya melihat.

"Cepat makan." Dua kata yang keluar dari mulut Rania berhasil memutuskan tatapan mereka semua kepada dirinya.

Akhirnya mereka semua sarapan dengan suasana yang dingin dan mencekam karena sikap Rania dan suaranya yang sedikit berubah.

🌑🌑🌑

Nadila sedang membaca novel di bangkunya dan Regan yang mendengarkan musik menggunakan earphone tepat disebelah Nadila. Pagi ini suasana kelas cukup ramai karena murid-murid menghabiskan sisa jam sebelum bel masuk dengan bergosip.

Maisha datang masih dengan wajah lesuh dan penuh pertanyaan akan sikap Rania. Rina yang menyadari itu langsung heboh menanyakannya pada Maisha.

"Lo kenapa? Muka lo lusuh banget kaya baju kotor." Tanya Rina.

Sontak Olan, Jessi dan Regan menengok ke arah Maisha dan Rina kecuali Nadila yang masih sibuk dengan Novelnya.

"Enggak kok, gw gapapa." Jawab Maisha.

"Serius Lo?" Tanya Olan.

Maisha hanya mengangguk dan berdeham.

"Anak kecil yang datang melalui mimpi dengan banyak teka-teki." Ucap Nadila dengan pandangan masih fokus pada novelnya.

Sontak Maisha terkejut dengan ucapan Nadila karena itu memang yang dia alami, entah kebetulan karena Nadila sedang membaca novel atau dia tahu? Semua mata fokus pada Nadila. Nadila yang sadar kalau dia diliatin oleh sahabat nya langsung mendangakan wajah dan menaikkan satu alisnya.

"Kenapa?" Tanya Nadila santai.

"Enggak." Jawab semuanya kompak dan bertepatan dengan bel masuk.






Hai guys, DADU is coming again!.
Siapa yang udah kangen banget sama cerita Maisha dan Rania?
Maaf banget karena author jarang Up, karena MAGER melanda :)
Jangan lupa buat Vote dan Komen yaa☺️❣️

DaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang