8. misteri h2 dadu

7 4 0
                                    

"Ma, Mai pulang." teriak Maisha saat dia baru saja tiba dirumah.

Maisha mendengar suara dari arah dapur, dan dia yakin pasti mama nya sedang ada di dapur.

"Mama mau masak apa?" tanya Maisha yang melihat Mama nya sedang berdiri di dekat kompor dengan menggenggam sebuah pisau.

Tidak ada respon.

"Ma?" panggil Maisha lagi.

"Kematiannya sudah dekat, jemput dia sebelum terlambat! Atau kalian akan kehilangan dia untuk selamanya." racau mama nya tanpa membalikkan badan sedikit pun.

"Kematian? Kematian siapa? Emang siapa yang mau ma...." ucapan Maisha terpotong karena terkejut ketika dia menyentuh mama nya, dan yang berbalik adalah sosok wanita dengan wajah yang seram.

"Huaaaaaaaaaaa!!!" jerit Maisha.

Seketika ada tepukan dari bahu Maisha untuk menyadarkannya.

"Mai, kamu kenapa?" tanya mama.

Dengan wajah pucat dan bingung, jangan lupakan rasa takut yang masih menjalar karena sosok wanita tadi.

"Eng.. enggak ma!" jawab Mai, lalu dia pergi ke kamarnya.

Mama nya heran dengan kelakuan anak sulungnya yang tiba-tiba teriak ketakutan dan wajah pucat nya itu.

🌑🌑🌑

Makan malam tiba, dan semua sudah duduk di bangkunya. Tak terkecuali dengan Maisha, tapi dia masih merasa takut akibat kejadian tadi sore.

"Kamu kenapa kak?" Tanya mama nya.

Maisha hanya menggeleng sebagai jawaban. Lalu manik matanya menangkap smirk yang keluar dari wajah Rania yang duduk tepat disebelah mama nya. Yang berarti duduk dihadapan Maisha.

"Itu adalah awal." Suara bisikan seorang perempuan tepat di telinga Maisha.

Maisha seolah sudah paham bahwa itu bukan lagi suara manusia, tapi ada jiwa yang berasal dari dunia lain yang sedang berusaha menganggu atau memberikan petunjuk untuk dia. Dia masih sangat takut, karena ini adalah pertama kali dalam hidupnya mendapatkan gangguan supranatural seperti ini.

Selesai makan malam, Maisha kembali kedalam kamarnya dan masih mempertanyakan soal pernyataan Nadila disekolah tadi pagi. Entah itu sebuah kebetulan atau pernyataan tepat yang dia tahu bahwa itu adalah kejadian nyata

Maisha mengambil ponselnya.

Regan

Regan?

Ya?

Hmm, gw mau tanya sesuatu boleh gak?

Ttg?

Tentang omongan Nadila tadi pagi, soal anak kecil yang dateng kemimpi gitu.

Gatau gw, tanya aja sama orangnya!

Yaudah deh, thanks ya.

Seen the message.

Maisha mematikan ponselnya setelah mengirim pesan pada Regan.

"Huh, dasar kulkas!" gerutu Maisha.

"Kalo itu kebetulan, kenapa bisa tepat banget? Dan kalo Nadila emang tau sesuatu, tapi dari mana? Gw kan gak pernah cerita sama dia. Apa dia indigo?" tanya Maisha pada dirinya sendiri.

Bayangan wanita tadi masih terus menghantui pikiran Maisha, bahkan dia belum bisa tidur karena ketakutan dan setiap kata yang dikeluarkan oleh wanita tadi itu seperti jawaban. Atau bahkan pertanyaan?

Hai!! Dadu is back.
Jangan lupa buat selalu vote dan komen cerita ini ❣️




DaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang