1. Awal pertemuan

40 6 2
                                    

Terimakasi buat kamu yang mau support mimin💞

"Iya, kamu."

"Demazi, lo ngapain aja di kelas? Lama banget dah perasaan." Tanya Deron dengan mata malas menatap adiknya yang terlihat badmood. "Kenapa lagi, Ziii?"

"Za zi za zi, nama aku Pelangiiii bang Eron..." kesal Pelangi.

Pelangi memegang tas ransel yang berwarna hijau tua gelap, lalu menaiki motor ninja milik Deron. Selama perjalanan mereka dalam keheningan, hanya ada suara kendaraan lainnya.

☘☘☘

"Ualaahh, ini Den Rasya lama banget nyampenya, ya nya." Kometar asisten rumah tangga, Raya, mama Rasya.

"Iya, Bi." Saat ini Raya dan Bi Urin sedang berada di ruang tunggu, di bandara untuk menjemput Anaknya Rasya.

15 menit kemudian pesawat yang ditumpangi Rasya mendarat. Rasya yang berada di dalam sana tersenyum, akhirnya ia bisa menginjakkan kakinya di Bandung lagi sekian lamanya berpisah dengan Mama dan Papanya.

Rasya adalah anak kedua dari, Rio Reinsyah, ayahnya, dan Raya rewona, ibunya, kakak perempuannya Reva dan adiknya Rindi. Mereka di juluki Family R, karena nama sekeluarga berinisial R. Ini memang di sengajai oleh Raya. Karena ingin mempunyai Anak yang berinisial R, sama dengan suaminya.

Tidak memakan banyak waktu, Rasya menemui Mamanya dan Bibi Urin sedang duduk di ruang tunggu. Rasya tersenyum dan merentangkan tangan ketika Raya melihatnya.

"Ya ampun, anak mama." Raya tersenyum sedih, 6 bulan yang lalu terakhir ia melihat anaknya. Dan, detik ini juga pria yang sangat ia sayangi berada di depannya. Sekarang ia tak khawatir lagi, karena Rasya akan tinggal di Bandung bersamanya. Raya melepaskan pelukannya, lalu menangkup wajah Rasya yang tersenyum manis.

"Mama seneng...banget liat kamu, Ras." Air mata Raya luruh begitu saja, ia tak dapat menahan rasa bahagianya saat ini.

"Rasya baik mah." Jelasnya. "Mama juga baikkan?" Raya mengangguk, tanda mengiyakan bahwa ia baik baik saja.

"Ayo sayang, kita pulang. Mama sama Bibi udah nyiapin makanan kesukaan kamu di rumah." Ajaknya, lalu Rasya menggendong tas ranselnya dan menyeret koper besar yang ia bawah.

☘☘☘

"Sayang, udah malem. Lanjut besok aja ya, 'kan besok juga hari minggu. Liat tuh, udah jam 9." Ghea memasuki kamar Pelangi dan menutup buku sejarah milik Pelangi.

"Iya, Bun. Pelangi entar tidur kok. Nanggung nih, tinggal 3 nomor." Pelangi belajar setelah ia melaksanakan sholat Isya berjamaah di Mushola, milik keluarga mereka yang terletak di lantai atas.

"Tidur sayang, nanti di lanjutin ya. Kamu 'kan tau sayang, Hemoglobin kamu rendah, gaboleh tidur kemaleman." Jelas Ghea karena tidak ingin kejadian yang menimpa Pelangi di sekolah akan terulang kembali. Dimana saat itu Pelangi pingsan, muka pucat, ternyata Pelangi mempunyai Darah rendah, -13, sangat rendah karena Pelangi selalu tidur jam 23.30 alasan mengerjakan soal Matematika, dimana pelajaran yang paling susah untuk ia kerjakan.

Pelangi terdiam, ia juga tidak ingin menyusahkan keluarganya. Ia tersenyum, lalu mengangguk. Pelangi beranjak kekasurnya dan siap untuk memulai hari esok nanti.

Malam sudah berlarut. Samar-samar Pelangi terbangun karena mendengar suara Adzan dari toak Masjid. Pelangi mengucek mata dan menunggu kesadaran sepenuhnya. Ia beranjak dan memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Ia membasuh wajahnya lalu menatap dirinya lewat cermin 'cantik' satu kata yang membuat tersenyum. Dimata saat itu Pael memujinya.

The Rainbow (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang