2. Peduli

38 4 5
                                    


"Berhenti berharap! Aku tidak ingin menyakitimu."

Sore ini Pelangi berada di ruang keluarga. Menonton tv yang menyiarankan film kartun Rainbow Rubby, ditemani dengan kue coklat yang ia buat tadi dengan tiga bahan simple.

"Yhaa...kok filmnya dah habis si?" Pelangi menggaruk tengkuknya.

"Ngapain dek?" kepala Pelangi mencari sumber suara. Pelangi seketika tersenyum dan berlari kecil dengan senyuman bahagia, memeluk orang itu.

"Ayah..." lirihnya. "Kok Ayah gak nelpon Pelangi dulu?" ujar Pelangi ketika ia melepaskan pelukannya.

"Gak apa-apa, biar suprise." Pelangi tersenyum, dia bersyukur karena Ayahnya pulang dengan sehat dan baik-baik saja.

"Abang kamu kemana, Ngi?" tanya Ayahnya karena sedari tadi dia tidak mendapati anak laki-lakinya.

"Biasa, Yah. Abang kalo pulang sekolah itu pasti kerumah temen-temennya." jelasnya. Pelangi mengingat bagaimana kejadian tadi di sekolah. Pelangi meminta kepada Deron untuk mengantarnya dulu, baru itu berkumpul dengan teman-temannya seperti biasa. Tanpa sadar, Pelangi mengerucutkan bibirnya kedepan.

Ayah Pelangi yang melihat itupun tersenyum, lalu mengelus lembut kepala Pelangi.

"Nanti Ayah beliin kamu motor matic aja, ya?" tawar Romi. Ketika mendengar itu Pelangi melihat ayahnya dengan mata berbinar lalu dengan cepat ia menganggukkan kepalanya.

"Tapi nanti, ayah ajarin dulu ya buat ngelancarin bawa sepeda motornya." Romi berdiri. "Ayah ke kamar dulu." tak lupa Romi menepuk pelan pucuk kepala Pelangi.

Hari itu telah berganti hari. Pagi ini Pelangi bangun setengah enam karena ia melaksanakan Sholat. Ia bangun telat. Bundanya tidak membangunkan Pelangi, subuh tadi sehingga Pelangi terbangun ketika pukul sudah menunjukkan 05:31.

Pelangi menelusuri koridor sekolah. Langkah demi langkah ia ambil ketika ia ingin menaiki tangga, tak sengaja ia bertemu dengan lelaki yang tak sengaja menyikutnya kemarin.

Pelangi menatap lelaki itu dalam diam. Pelangi melihat gerak gerik lelaki itu ketika berjalan dan terlihat menunduk karena sibuk mengetikkan sesuatu pada benda yang ia pegang.

Sebelum lelaki itu menyadari Pelangi menatapnya, sesegera mungkin Pelangi menaiki tangga dengan sedikit berlari. Pelangi sudah sampai di lantai dua, ia berbelok kanan dan berbalik badan melihat lelaki iti dan ternyata lelaki itu berbelok kiri dan masih fokus dengan ponselnya. Pelangi segera beranjak dari situ karena ia akan melaksanakan tugasnya menjadi kedisiplinan.

"Pelangi..." panggil Alwi dari belakangnya. "Pelangi, tau gak si?" Pelangi mendengar sahabatnya itu dan duduk di bangkunya.

"Tau apa?" tanya Pelangi agak cuek, karena hari ini ia sedang datang bulan, jadi sikapnya akan berubah.

"Ada cogan di kelas bang Deron!" ucapnya senang ketika beradu tatap dengan murid baru itu.

"Hem." dehaman itu artinya Pelangi tak suka membahas cogan, cogan, dan cogan! Dia bosan dengan kata Cogan.

"Cuek banget si, Ngi!" kesal Alwi ketika melihat tingkah Pelangi yang cuek pada Alwi.

🍀🍀🍀

"Gue duluan ya, Geby." pamit Rasya sambil membuka pintu mobilnya.

"Ih, Ras. kok lo ninggalin gue!!" teriak Gaby dari dalam mobil. Rasya cuek, tak menghiraukan suara Gaby yang merengek di belakangnya.

Rasya sudah muak dengan tingkah laku Gaby, rasanya Rasya seperti babu. Setiap hari belanja dan yang membawa belanja Gaby yaitu Rasya. Biarkan saja Romi ngamuk ketika permintaan Gaby tak di turuti oleh Rasya.

The Rainbow (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang