Chapter I

349 30 47
                                    

AYO TINGGALKAN JEJAK KALIAN DAN IKUTI CERITA INI SAMPAI TAMAT YA

__HAPPY READING__

Jam dinding menunjukan pukul 5 sore, membuat seorang gadis tak nyaman dengan keberadaan nya di dalam kelas. ia terus menatap jam dan berfikir kapan kelas nya akan selesai.
Ia merasa sangat menyesal telah mengambil kelas sore untuk salah satu mata kuliah nya, karna ia tidak ingin melewatkan senja hari ini.

"Sutt," senggol teman samping bangku nya.

"Apa sih?" saut nya dengan nada mendengus.

"Perhatiin nanti gak ngerti, gue gak mau ya ngejelasin lagi," ucap teman nya.

"Huft iya," jawab nya dengan memutarkan bola matanya tetapi masih fokus pada jam dinding kelasnya.

"Baik pelajaran kali ini saya akhiri, untuk tugas bisa kirim ke email saya," ucap dosen yang pergi meninggalkan kelas.

Gadis itu segera berlari ke arah rooftop dengan terburu-buru untuk menikmati senja yang mungkin saja hampir hilang.

"Gak ngerti lagi gue sama Afa, secinta itu sama senja, sekali-kali kek ngekhawatirin cowok gitu. ini senja ohmaygot," teman nya mendumal.

"Ya nama nya anak senja, asek," ucap teman satu nya.

Kedua nya berjalan cepat menyusul seorang gadis yang sudah berada di rooftop.

"Fa ... Afa," panggil kedua teman nya.

Ia pun menoleh dan tersenyum tipis.

"Lo ngapain ngikutin gue Nisa, Syila ... Gak ada kerjaan amat lo berdua," ucap nya.

"Heh yang ada elo kali, orang lagi ngejelasin tugas malah khawatirin senja, besok-besok ada kali."

"Ya biarin sih," ucap nya membuat kedua nya ikut duduk di ujung rooftop untuk menikmati senja hari ini.

"Kalo di liat-liat indah juga ya," ucap salah satu teman nya.

"Heem," balas keduanya yang masih terpukau dengan keindahan ciptaan tuhan.

Ya, Senja selalu menjadi waktu paling ditunggu. Saat dimana Matahari kembali ke peristirahatannya setelah seharian berjuang memberi sinar kehidupan untuk Bumi.
Senja menghadirkan eksotisme angkasa, semburat jingga langit dan pemandangan terbenamnya Matahari selalu bisa menghipnotis setiap insan yang telah lelah melewati harinya.

Begitupun juga Afasya Syaquela atau biasa dipanggil Afa  gadis berumur 20 tahun salah satu mahasiswi universitas jakarta, ia sangat menyukai senja sejak sekolah menengah. Menurut Afa, setiap kali ia melihat senja ia seperti melihat masa depan yang akan ia tuju. Afa tahu senja hanya hadir sesaat, tetapi esok ia pasti akan kembali lagi dengan warna yang berbeda.

Afa bukan lah gadis asli jakarta, ia keturunan Minang dan Batak. Orang tua Afa tinggal di padang, ia datang ke ibu kota hanya untuk melanjutkan pendidikan sekolah tinggi nya. Tak hanya sendirian ia merantau bersama kedua teman karib nya Anisa Azahra dan Syila Siregar.
Mereka sama-sama asli Minang yang sudah menetap di jakarta selama 3 tahun. Cara berbicara nya pun sudah fasih menggunakan logat jakarta tetapi mereka juga tidak lupa adat dan logat tanah kelahiran nya.

Afa dengan perawakan yang cukup tinggi seperti perempuan lain nya, rambut terurai panjang, hidung mancung tapi mungil, bulu mata yang lentik serta lesung pipi yang sangat dalam.

Senja Merbabu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang