Di hari minggu ini bahkan mataharipun masih menyembunyikan sinarnya, nada sudah melakukan aktivitas sebagai seorang istri ia membersihkan rumah dan bersiap memasak makanan untuk sarapan, terlepas dari kejadian semalam nada sangat prihatin dengan keadaan fahri tapi syukurnya fahri sudah lebih membaik, dia berjanji pada dirinya untuk selalu berusaha agar fahri sembuh dari ketergantungannya.Ketika sang mentari sudah mulai memperlihatkan cahayanya sedikit demi sedikit nada langsung mulai bergulat dengan alat pasaknya, terdengar suara dentingan alat alat itu yang saling beradu, tak perlu waktu lama memasak sarapan toh nada hanya memasak nasi goreng dan capcay.
Terdengar suara langkah dari arah tangga, sepertinya fahri sudah bangun danmenghampiri istrinya yang sedang menyiapkan sarapannya
"eh mas fahri, sudah bangun? Sini sarapan dulu mas"
"pagi sayang, maaf atas kejadian semalam" menghampiri nada dan mengecup keningnya
"sudah mas jangan dipikirkan lagi, nada bakal berusaha supaya mas bisa sembuh nada akan selalu ada disamping mas fahri" ucapnya meyakinkan dengan senyum manis yang nada milki.
"terimakasih sayang"
Hampir saja fahri menyesal meninggalkan seorang wanita yang sempurna seperti nada, mungkin jika fahri tidak segera tersadarkan fahri akan menyesal tapi untungnya Tuhan masih berbaik hati untuk tidak memisahkan nada dengan fahri
Saat ini mereka sedang menyantap sarapan yang dibuat nada tadi, tak terbendung rasa bahagia serta bersyukur fahri karena memiliki pasangan hidup yang begitu sempurna untuk dirinya, tuhan memang sangat adil pada hambanya memasangkan dua insan yang benar benar saling melengkapi dengan kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki.
"sayang bagaimana pekerjaan kamu?" ucap fahri sambil sesekali menyuapkan sarapannya
"alhamdulillah mas seperti biasa, pasien makin hari makin bertambah hehe" sambil terkekeh
"dokter juga manusia kamu harus jaga terus kesehatan, aku ga mau kamu sakit"
"iya mas insya Allah, mas juga harus jaga kesehatan jangan suka mengenyampingkan makan dan istirahat, takutnya maag mas malah parah"
"aku kan punya dokter pribadi" ucapnya bangga membuat nada terkekeh
"oh iya sayang gimana kalau kita buat anak aja biar ga sepi ini rumah"
"uhuk.. uhuk" nada tersedak karena ucapan fahri yang tiba tiba begitu
"hati hati dong yang" sambil memberikan segelas air untuk nada
"mas buat nada kaget aja"
"yah habisnya rumah sepi gini orang tua kita juga pasti menantikan cucu dari kita yang"
Sarapan pagi sudah selesai, untuk mengalihkan pembicaannya itu nada membereskan piring piring kotor
"lagian kita sudah halal ini yang jadi gapapa dong"
Hati nada masih dag dig dug masalahnya nada belum siap tapi ia juga tidak ingin durhaka karena menolak keinginan suaminya
"e-em iya mas iya, eh gimana kalo nanti kita nginep di rumah umma mas? aku rindu umma boleh ga mas?"
"boleh sayang, yaudah nanti siang kita kerumah umma yah"
"oke deh, makasih suamiku" nada mengecup singkat pipi fahri sebelum ia lari ke arah dapur, fahri melihat tingkah nada yang masih malu malu itu tertawa padahal mereka sudah menjadi suami istri tapi nada masih saja malu untuk melakukan hal hal yang seperti itu
~~~
Nada dan fahri sudah berada dikediaman yusuf dan alfi selaku orangtua Nada, nada dan fahri sampai ke rumah yusuf sudah mulai sore karena nada menunggu fahri bangun dari tidur siangnya ditambah dijalan yang sangat macet parah membuat mereka harus berada dijalan selama 1 jam yang biasanya mereka tempuh hanya 25 menit saja
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSLIMAH & BADBOY
RomanceSeorang dokter muda yang berparas cantik dijodohkan dengan seorang pria dewasa yang pergaulannya sangat bebas, bagaimana kelanjutan dari kisah mereka, apa dokter cantik itu akan sanggup dan bertahan jika disatukan dengan pria seperti itu?